Chapter 36

328 44 56
                                    

"Ternyata selama ini aku mempunyai bakat untuk pura-pura kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata selama ini aku mempunyai bakat untuk pura-pura kuat."
— Macau Gun Treerapanyakun










•••










Porschay melihat kearah bocah laki-laki yang mendekati dirinya. Dia pun teringat wajah Kim ketika melihat si anak, karena wajah Jinnie persis dengan sang Ayah. Di tambah lagi Porschay terlihat waspada ketika melihat Kinn dan Vegas yang berada di ujung dekat pintu.

Pria cantik itu merasa terancang dengan kehadiran semua orang. Terlihat sekali bila Porschay kehilangan separuh memori otaknya karena cedera otaknya. Macau melihatnya dengan pernuh cinta, tetapi Porschay sulit beradaptasi. Di tambah lagi dirinya menatap takut ke arah Jinnie.

Kaki mungil Jinnie berjalan selangkah dan memberikan buket bunga pada Ibunya. Tapi sayangnya Porschay terlihat menghindari anak laki-laki itu.

Kemudian rasa marah pun memenuhi dada Porschay hingga membuat dirinya gelap mata. Dengan teganya Porschay menampar Jinnie.

Plak!!!

Semua orang terkejut melihat reaksi Porschay, bahkan bunga yang di pegang oleh Jinnie jatuh ke lantai. Hal itu membuat kelopak bunga mawar itu rontok dari daunnya.

"Bagaimana bisa pembunuh ada disini? Aku sangatlah membencinya?! Kenapa kalian membawa anak ini ke hadapanku?! Dia pembunuh!" Ucap Porschay dengan sedikit meninggikan suaranya sambil memukuli Jinnie.

"HENTIKAN, PORSCHAY!!!" Teriak Macau dan melindungi Jinnie dari amukan kekasihnya.

"Kenapa aku harus berhenti untuk memukulnya! KAMU LIHAT DIA SAMA DENGAN PEMBUNUH ITU!!" Teriak Porschay pada prianya.

Dengan kesadaran di ambang batas, Porschay pun memukul kepala Jinnie dengan tangannya cukup keras. Hal itu membuat pelipis Jinnie berdarah.

Brakk!!!

Jinnie pun menangis ketika darah menodai lantai. Bahkan tubuhnya bergetar ketika melihat kemarahan Ibunya. Macau pun berusaha menyelamatkan Jinnie dari amukan Porschay.

"Hiks... Hiks.. Mami.." Isak Jinnie pada Ibunya.

"Aku tidak memiliki anak sepertimu yang...!!" Ucap Porschay pun terputus ketika mendengar bentakan Macau.

"Harusnya kau sadar bila dia adalah anakmu!" Macau berusaha menyadarkan kekasihnya.

Jinnie melihat kearah Ibunya. "Hiks.. Hiks... Padahal aku ingin melihat Mami. Meskipun wajahku milip Papi, tapi aku bukanlah dia, kalena aku kesini hanya melindukan Mami... Padahal aku ingin melihat Mami sembuh. Aku hanya ingin Mami bisa telsenyum..."

Seketika tubuh Jinnie pun bergetar dan Porschay mengamuk. Tanpa membuang waktu Macau pun membawa Jinnie menjauh dari jangkauan Porschay.

"KENAPA KALIAN SEMUA INGIN MENAHANKU?! BIARKAN AKU MEMBUNUH ANAK PEMBUNUH ITU?!! LEPASKAN AKU!!!" Teriak Porschay ketika Dokter Top dan beberapa perawat mengikat tangan dan kaki Porschay pada sisi ranjang.

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang