03. Live

136 12 2
                                    

"Tidak ajak Tuan Yeager?" Tanya Rhea.

Langkah Levi terhenti dan berbalik."Kenapa harus mengajaknya? Dia mau periksa kandungan juga?" Tanya Levi.

Rhea dengan wajah polosnya kembali bertanya. "Siapa yang akan menyetir?"

"Aku."

"Tidak mau, boss kalau nyetir beloknya kasar." Tolak Rhea.

Levi diam bergeming. Ada benarnya juga ucapan Rhea. Ia memang sedikit ugal-ugalan kalau mengendarai mobil. Kali ini ia menyetujui saran Rhea. Tanpa bicara, ia langsung menelpon Eren untuk segera datang.

Setelah Eren datang, mereka bertiga langsung pergi bersama menuju rumah sakit.

"Bagaimana dengan sekretaris baruku, tuan Yeager?" Tanya Rhea.

"Sudah didapatkan 2 kandidat nona." Jawab Eren.

"Laki-laki?"

"Perempuan."

Rhea mendengus. Levi jadi heran melihatnya. "Ada apa?" Tanya Levi penasaran.

"Aku harap mereka laki-laki." Jawab Rhea.

"Kenapa?" Tanya Levi jadi penasaran.

"Kalau perempuan pasti akan menggoda boss." Jawab Rhea dibenarkan oleh Levi.

"Benar juga, ganti laki-laki saja." Titah Levi.

"Akan saya hubungi kembali pihak HRD." Sahut Eren.

Mobil mereka terparkir rapi di rumah sakit. Tujuan mereka adalah dokter Erwin.  Di sana Rhea bisa menemui dokter, bidan perempuan dan beberapa perawat perempuan.

Seketika Rhea melirik Levi dan memasang wajah malas. Malah di terimanya wink andalan Levi yang biasa ia gunakan untuk menggoda para wanita. Sayangnya tidak mempan pada Rhea.

"Nama anda nona?" Tanya sang dokter.

"Rhea, Rhea Othelyn."

"Nama yang cantik seperti orangnya." Ucap Dokter Erwin sedikit basa basi.

"Terima kasih."

"Kita akan periksa kandungan atau berkenal-kenalan?" Sindir Levi membuat tawa kecil Erwin terdengar.

"Setelah ini akan dilakukan beberapa prosedur sebagai syarat sebelum kita melakukan Inseminasi."

Bidan dan beberapa perawat menghampiri mereka, terutama Rhea. Gadis itu kembali menatap Levi tajam. Boss liciknya itu mempermainkannya.

Kemudian Rhea di bawa untuk menjalanlan  step step yang cukup panjang dan memakan waktu yang lama.

Setelah berjam-jam disana. Matahari sudah tenggelam.

"Semua prosedur telah dilakukan, untuk pengambilan stempel akan dilakukan hari ini atau besok saja?" Tanya Erwin.

Levi mengamati Rhea yang sudah tidak bertenaga karena melalukan banyaknya prosedur sebagai syarat dilakukannya inseminasi.

"Besok saja."

Dokter Erwin menyetujuinya. Mereka pun keluar ruangan sang dokter dan berjalan menuju mobil. "Baiknya, kau tidur di apartemenku saja, agar besok kita langsung kembali ke sini dan menganbil stempel."

"Baik boss," Patuh Rhea tanpa membantah.



***



Rhea masuk ke kamar tamu dan membuka lemari yang benar apa kata Levi bahwa di dalamnya ada pakaian perempuan. Tentu saja casanova punya semua ini.

"Sebenarnya aku merasa jijik, tapi aku mau segera tidur saja." Monolog Rhea sambil mengetik beberapa kata untuk memberi kabar kepada sang kakek.

Rhea beranjak menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, Rhea keluar dengan keadaan rambut basah.

"Aduh laparnyaa.." Keluh Rhea merasa cacing dalam perutnya sudah ber-demo. Dengan rambut setengah basah Rhea berjalan menuju dapur, dimana makanan yang ia dan boss nya beli sewaktu jalan pulang.

Rhea mengambil makanannya dan berniat makan di ruang tv, namun niatnya ia urungkan karena melihat kedua manusia yang berjumbu dengan ganasnya di depan sana.

Rhea diam tak bergeming sedikit pun karena terkejut. Menonton porno secara Live di hadapannya sampai tangan yang ia gunakan memegang sumpit menjadi lemas. Sumpit itu jatuh sampai menimbulkan suara.

Denting sumpit menggema di ruangan itu. Kedua insan teralihkan fokusnya ke arah sumber suara.

"Selamat malam nona Petra." Ucap Rhea membungkuk hormat kepada kekasih boss nya.

"Ah, Rhea kau berada di sini? Dengan bajuku?"

"Kami ada urusan penting di pagi hari, karena menghindari telat, dia akan menginap." Jelas Levi sebelum Petra bertanya macam-macam.

Rhea segera mengambil sumpit, kemudian berpamitan kembali ke kamar.

Levi mendengus, melihat Rhea saja ia langsung teringat dengan jari tengahnya yang di jepit oleh Rhea.

Nafsunya seketika sepenuhnya kepada Rhea.

"Levi kenapa Rhea tidur di kamarku? Dan mengenakan bajuku?"

"Petra, aku sedang tidak mood untuk berdebat. Rhea langsung ku bawa ke sini tanpa membiarkannya pulang mengambil baju di rumah. Lagi pula itu bukan kamar mu maupun bajumu." Jawab Levi panjang lebar dengan nada acuh.

Levi duduk di sofa, di susul Petra yang labgsung bergelayut manja padanya. "Maafkan aku Levi."

"Aku lelah Petra. Sudah ku katakan padamu hubungi aku sebelum datang."

"Tapi kan---"

"Aku tak menerima bantahanmu Petra. Sudah malam sebaiknya kamu juga pulang dan istirahat."

"Baiklah jika itu maumu. Maaf mengganggu waktu istirahatmu." Ucap Petra memelas, Levi jadi merasa bersalah.

Pria itu mengantar kekasihnya sampai depan lift. Dan menghadiahkannya ciuman mesra.

Levi menghembuskan nafasnya kasar setelah kembali menutup pintu apartemennya. Ia berjalan menuju kamar tamu dan mengetuknya.

"Aku tak menerima kebiasaan jorokmu itu Rhea."

Kalimat pertama yang Rhea dengar. Gadis itu menoleh kanan dan kiri mencari keberadaan kekasih boss nya.

"Petra pulang." Levi paham dengan gerak gerik Rhea.

"Maafkan aku boss, tapi kenapa tidak menikahi nona Petra saja?"

"Aku akan ragu jika anak itu lahir, apakah hanya dari benihku atau ada yang lain."

Rhea terkejut," Apa seburuk itu nona Petra?"

"Sudahlah, bersihkan kekacauan ini. Bau makananmu meluas ke seluruh sudut kamar." Dengus Levi lalu beranjak pergi.

"Pria sialan itu benar-benar." Monolog Rhe lirih lalu pergi membereskan bekas makanannya.

Sedangkan Levi harus rela di guyur air dingin dengan tangan yang bergerak naik turun.

"Kau sialan, Rhea ahh.."













To Be Continue





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LA the series : Baby for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang