CH.4

180 9 0
                                    

Pria itu kini mengacak acak rambutnya berantakan. Langkahnya yang mantap memasuki bascamp. Sudah 3 hari sejak kejadian Ara datang bulan itu, baru hari ini Arsen menampakan batang hidungnya. Mata Arsen tidak menampakan satu pun anggotanya yang lain. Hanya tersisa satu orang yang sedang menyesap rokoknya di sofa.

Arsen segera membanting dirinya di sebelah orang itu sambil menghembuskan nafas berat.

"Kenapa lo? Tumben 3 hari ga kesini" ucap orang tersebut masih dengan menyesap rokoknya.

"Gw capek" sambil berucap Arsen menutup matanya, sambil menikmati ketenangan nya ini.

"Trus tu cewek gimana sekarang?" Arsen mengerti apa yang dimaksud sahabat karib nya ini, pasti Ara.

Arsen mulai duduk tegak, sepertinya lebih baik ia menceritakan semuanya ke sahabatnya ini, Nathan. Setidaknya beban pikirannya akan berkurang. Tanpa melebih lebihkan atau kurang Arsen menceritakan semuanya secara jujur.

Dari bagaimana watak gadis itu, bagaimana Ara yang sudah pernah di culik sebanyak 3x, dan jangan lupakan dengan kejadian ketika Ara tiba-tiba halangan di atas ranjangnya, mengotori tempat tidur pribadinya. Dan jangan lupakan dengan porsi makan Ara yang membuat dompetnya sobek.

Jika tau begitu seharusnya Arsen berpikir 1000x untuk menawan gadis itu!

Sedangkan Nathan yang mendengar seluruh kejadian yang Arsen alami tertawa terpingkal-pingkal. Hal itu membuat suasana hati Arsen menyesal bercerita kepada Nathan.

"Eh tapi serius deh, itu cewek beda dari yang lain..." kata Nathan masih dengan tertawa geli. Arsen tidak menyelak, Nathan benar! Ara itu beda dari cewe yang lain. Mungkin Ara adalah gadis satu satunya yang akan punah. Spesies terakhir!

"Anjing lo! Nyesel gw cerita ke lo" Nathan kini mulai mematikan rokoknya. Ia berusaha untuk menetralkan suasana hatinya.

"Yaudah~ trus mau lo gimana?" Tanya Nathan mulai serius.

"Yaa mau gimana lagi? Emang nasib gw nya aja yang sial." Arsen meratapi harga dirinya sebagai penculik. Bukannya terlihat menculik tapi lebih ke seorang pengasuh.

"Gw tau yang cocok buat ngilangin penat lo apa" seru Nathan dengan senyum penuh maksud.

"Apa?"

"Ayok kita ke club..., katanya lagi banyak cewek cakep disana" Sebenarnya Arsen malas, tapi sesekali sepertinya tidak apa. Yahh lagi pula ia juga sudah lama tidak bermain dengan wanita.

Namanya lelaki pasti butuh hiburan bukan? Itu lah yang di pikiran Arsen. Nathan dan Arsen segera bergerak menuju club malam yang di maksud Nathan.

Arsen sungguh butuh pelepasan, akhir-akhir ini ada begitu banyak yang dipikirkannya. Mulai dari perselisihannya dengan Sean, dibuat pusing dengan tingkah Ara, dan juga ia perlu waspada dengan xLiar. Karena siapa tau saja aliansi tersebut tiba-tiba ingin membuat alasan dengan mereka untuk ribut. Jadi antisipasi menyusun trategi cadangan di otaknya tidak ada masalah bukan?

Kini kaki Arsen dan Nathan sudah tiba club tersebut. Sudah lama Arsen tidak menginjakan kakinya disini. Mungkin ada lebih dari setahun.

Semua mata kaum hawa menatap mereka lapar! Lapar akan uang. Banyak para wanita yang mulai mendekati mereka, tapi setelah melihat logo di jaket Arsen dan Nathan pakai langsung mereka urungkan niat. Kenapa? Tentu saja karena takut.

Club ini termasuk teritori kekuasaan Arsen. Jadi tidak akan ada orang yang berani untuk menyinggung mereka lebih dulu.

"Lo minum apa?" Tanya Nathan kini mereka berdua sudah duduk di depan meja bartender.

"Terserah apa aja" Nathan segera memesan minuman yang sama untuknya.

Selang menikmati suasana sekeliling, mata Arsen menangkap sosok wanita yang dia kenal. Dengan dress bewarna merah, wanita itu kini juga sadar dengan adanya Arsen. Dia adalah Rachel, sala satu mantan Arsen.

Rachel dan Arsen berpacaran selama setengah bulan waktu dulu. Hubungan mereka kandas karena memang Arsen sudah bosan. Padahal tidak ada perselingkuhan atau apa pun. Tapi Arsen memilih untuk berpisah.

"Hai Arsen, tumben lo ada disini..." sapa Rachel di depan Arsen kini.

"Gpp, emang lagi pengen aja"

"Lo sendiri kesini?" Mendengar obrolan mereka Nathan tau ia harus apa. Jadi segera aja pria itu pergi meninggalkan mereka berdua.

Dengan penuh senyum Rachel duduk di bangku Nathan sebelumnya. Kini mulailah obrolan lama mereka. Arsen tidak keberatan harus meladeni Rachel. Lagian mereka berdua putus secara baik-baik kok. Jadi tidak ada konflik serius di antara mereka.

Semakin lama mereka mengobrol, mereka berdua mulai terbawa suasana. Rachel itu wanita dengan pemikiran dewasa, jadi ia mengerti atmosphere yang sedang terjadi. Tangan Rachel kini mencoba menyentuh paha Arsen. Sedangkan pria itu tidak menolak.

Duduk Rachel pun mulai berdekatan. Tanpa pikir panjang Rachel mencium pipi Arsen. Lagi dan lagi Arsen tidak menolak. Bahkan kini dengan santainya Arsen menarik tengkuk Rachel dan mencium bibir wanita itu.

Mereka berdua bercumbu tanpa peduli dengan sekeliling mereka. Arsen butuh lebih! Itu yang di pikirnya. Langsung saja Arsen menarik Rachel menuju ruang vvip.

Kini atmosphere di sekeliling mereka semakin memanas. Arsen melepaskan pakaian nya hingga menampakan bentuk tubuh atletis atasnya. Begitu pun dengan Rachel, kini ia melepaskan dress merahnya, tinggal menyisihkan sepasang dalaman saja.

Cumbuan Arsen turun mencium leher Rachel. Wanita itu kini dibuat gila oleh mantannya yang satu ini.

"Aahh~ Arsen..." pekik Rachel menarasa nikmat dengan permainan Arsen.

Kring~

Suara telefon dari hp Arsen tidak membuat mereka berhenti. Malahan kini pria itu tengan meraup dada Rachel. Menyusu seperti seorang bayi. Memainkan puting gadis itu dengan gemas.

Kring~

Lagi! Telefon itu berbunyi kembali. Baik Arsen dan Rachel mulai terusik. Tapi semampu mereka coba huraukan.

Kring~

"Anjing!" Teriak Arsen kini melepaskan cumbuan nya. Rachel merasa kehilangan sesaat. Dengan penuh kesal Arsen merogoh saku bajunya, mengambil benda pipih yang sudah mengganggu aktivitas mereka berdua.

Nomor hp miliknya yang tertera di sana. Hp Arsen hanya dua, yang di pegangnya kini dan yang jadul waktu itu dipakai mengancam Sean. Hp jadul Arsen memang ia tinggalkan di apartment. Jadi pria itu sudah menebak pasti gadis itu yang menggunakan hp nya.

"Hallo" ucap Arsen dengan suara yang terdengar bad mood.

"Hiks~ bang Arsen..." kerut dahi Arsen penuh dengan tanda tanya, mendengar suara gadis ini menangis.

"Lo kenapa?"

"Tolongin Ara..., Ara gabisa jalan"

Tut Tut~

Terakhir ketika Ara mengucapkan kalimat itu hp nya langsung mati. Arsen tidak tau apa yang terjadi, tapi lebih baik ia memeriksa nya pulang. Tidak lupa Arsen memakai kembali baju nya lengkap.

"Loh mau kemana?" Rachel bingung menatap Arsen kembali memakai pakaian nya.

"Ada urusan genting" langsung setelah itu ia meninggalkan Rachel sendirian di ruangan. Tidak butuh waktu lama ia menjalankan motornya, memecah padatnya jalan.

Mata Arsen kini memandangi seluruh kamar tempat ia menempati Ara, mencari sosok gadis tersebut. Ia melihatnya! Sedang terduduk di lantai.

Terdapat banyak pecahan kaca di sekeliling Ara. Langsung saja Arsen mendekati gadis tersebut mencari tau apa yang terjadi.

"Lo kenapa?" Arsen melihat gadis itu yang berlinang air mata.

"Kaki Ara bang..." pilu Ara menunjuk kaki kanan nya yang bersekunjur. Arsen segera mengecek, dan mendapati kaki Ara yang sobek terkena serpihan kaca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Predator Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang