#11

8.5K 492 40
                                    

Selangkah sebelum memasuki pekarangan rumah, Jaehyun dengan cepat menahan lengan Jeno.

Selangkah sebelum memasuki pekarangan rumah, Jaehyun dengan cepat menahan lengan Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Netra keduanya kini saling menatap satu sama lain cukup lama.
Membuat Jaehyun tiba-tiba diam membisu kehilangan kata yang ingin ia ucapkan dalam sekejap, saat menatap bibir merah muda indah itu yang semalam masih saja terdengar merdu mendesahkan namanya tanpa ragu.

"Ya?" tanya Jeno kebingungan karena Jaehyun terus menahan lengannya tanpa bicara sepatah kata-pun.

Seakan tersadar, Jaehyun langsung saja melepaskan lengannya.
Ia langsung Berbicara dengan sedikit gugup dengan dada yang terus berdebar kencang tak karuan.

"A- nggap kejadian semalam bukanlah hal penting, lupakan saja semuanya Lee Jeno." sautnya dingin tanpa eskpresi.

Jeno tersentak, dadanya kini sedikit berdenyut nyeri saat mendengar kata yang terucap dari mulut lelaki, yang kemarin malam rasanya masih saja mencumbunya dengan penuh cinta.

Namun gengsi yang selangit itu pantang membuat Jeno menangis, ia harus tetap terlihat biasa saja walaupun rasanya ia ingin langsung saja menerjang badan tegap itu, dan langsung memotong penisnya menjadi delapan bagian dengan bentuk persegi panjang, tanpa ampun.

Namun gengsi yang selangit itu pantang membuat Jeno menangis, ia harus tetap terlihat biasa saja walaupun rasanya ia ingin langsung saja menerjang badan tegap itu, dan langsung memotong penisnya menjadi delapan bagian dengan bentuk persegi panjang...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'SIALAN NGENTOT! KUTU KUPRET LO JAEHYUN!' racaunya dalam hati.

"Tentu saja, sesuai kesepakatan sejak awal. Aku akan melupakannya, tenang saja"

Selepas itu Jaehyun lalu mengetuk pintu, keduanya kini menunggu seseorang membukakan pintunya dari dalam dengan canggung, karena kebetulan ia dan Jeno sama-sama tidak membawa kunci cadangan.

"ngomong-ngomong.."

Perbincangan yang terpotong itu membuat Jaehyun menaikan alisnya penasaran.

"Apa?"

"Kontol lo gede juga ya,  kegedean.. sampe bikin pantat gue lecet gara-gara semalem" sahut Jeno enteng.

sedangkan tersangka pemilik cacing alaska jumbo itu kini terkejut, sampai rasanya, susah sekali untuk meneguk ludahnya yang sudah menumpuk di pangkal lidah.

"Tapi gapapa sih, enak hehehe" ucap Jeno sambil cengengesan

"Tapi kayaknya gue bakalan sedikit ingkar janji, Soalnya . . gue gabakalan bisa lupain, kalau semalem lo keluar banyak di dalem sini Jae" bisiknya bangga sambil menunjuk pantat sintal miliknya dengan penuh seringai licik di wajahnya.

Percakapan panas itu terhenti saat pintu kayu ber-cat putih itu kini perlahan terbuka, dengan pemandangan seorang wanita cantik yang sudah bersiap untuk menyambut Suaminya dengan pelukan penuh rindu, Rose kini mendusal pada bahu lebar sang suami.
sepertinya Rose terlalu merindukan sang Suami sampai tak sadar bahwa masih ada Jeno si putra sulung di hadapannya.

"Sayanggg . . aku kangen banget, semalem aku gabisa tidur tau!! gara-gara gak pelukin kamu!" ucap Rose genit sambi mengalungkan lengannya di leher Jaehyun yang kini memerah malu.

Entah mengapa Jaehyun kini berhenti berdebar, tangannya kini memeluk pinggang Rose erat sambil berjalan perlahan ke arah dalam kamar mereka, tanpa menoleh ke arah belakang.

"ada Jeno di belakang sayang, malu kalau langsung cium kamu di langsung tadi.. tapi saya gatahan, kamu gemes banget hari ini yatuhan!"

Rose sedikit terkejut, "SAYANG KO GAK BILANG SIHH!" teriaknya malu.

Jaehyun hanya menggelengkan kepalanya sambil menahan tawa, "kamu aja yang terlalu sibuk duselin aku sampe gasadar ada Jeno"

keduanya kini saling melempar guyonan sambil sesekali berteriak dan tertawa, sebelum menutup pintu kamar mereka.

Bangsat.

bangsat.

bangsat.

Jeno meringis sakit, dadanya kini naik turun tak karuan sambil menggeram kesal meremas ujung kemejanya erat, Terlalu sibuk dengan pikirannya Jeno sampai tak sadar bahwa tangisnya kini sudah turun deras tanpa suara dan aba-aba.
Badannya yang masih setia terdiam di luar pintu itu kini perlahan merosot terduduk di atas lantai.

'tidak boleh ada yang melihatnya menangis'

Kepalanya kini ia tenggelamkan di antara lipatan tangannya yang sudah basah oleh tetes air mata, bahu yang bergetar menandakan bahwa Jeno sudah tak sanggup menahan suara tangisnya.

Jeno lelah, kepalanya terlalu penuh dengan ekspektasi yang menamparnya tanpa henti.
Seakan membangunkannya dengan realita bahwa pria yang ia damba sampai kapanpun takan pernah tertuju padanya.

"Sialan, ko sakit banget rasanya . . haah" ucapnya kesal di tengah isakannya yang semakin kencang.

Tangannya kini mulai memukuli dadanya tanpa henti, seakan berusaha menghentikan debaran patah hati yang semakin lama semakin terasa nyeri memotong nadi.

Tangannya kini mulai memukuli dadanya tanpa henti, seakan berusaha menghentikan debaran patah hati yang semakin lama semakin terasa nyeri memotong nadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Poor Jeno :(

Me to Readers & Bang jehyun.

nih readers yang gengsi buat vote ama komen, minta di tamparin Jeno apa gimana nih ceritanye?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nih readers yang gengsi buat vote ama komen, minta di tamparin Jeno apa gimana nih ceritanye?

komen kaga lo abi?! (anak babi)

I JUST WANNA BE YOURS [JAENO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang