Chap 20 : Spirited Away

570 56 26
                                    

Tanjiro's POV

Aku tak menyangka bisa bertemu secara langsung dengan ayah dari Muzan malam itu.
Rasanya begitu gugup, tapi aku ingat, dia ada di sisiku saat itu.

Ayah Muzan memujiku begitu banyak, sampai panas wajahku. Muzan menjelaskan hubungan kami yang sebagai guru-murid padanya.

"Aku ingin melanjutkan pekerjaanku di dunia hiburan bersamanya, ayah. Tapi aku tak akan melepas tanggungjawab ku untuk perusahaan-mu nantinya. Aku memohon restu darimu."

Ayah Muzan sempat berpikir sejenak. Melihat keserasihan kami tadi, dia memutar pikirannya.

"Begitu ternyata, aku mengerti." ucapnya membuatku dan Muzan kebingungan.

"Kau boleh melanjutkan dunia hiburanmu itu. Tapi ingat, 'janji keluarga' kita. Lanjutkan karirmu bersama Tanjira dan jangan buat aku kecewa."

Kami berdua saling menoleh, kemudian mengangguk bersamaan.

"Kalian pasti sudah melewati banyak latihan keras untuk pertunjukan malam ini, bukan? Aku akan memberikan waktu liburan untuk kalian beristirahat. Hadiah untuk kerja keras kalian, sudah berhasil membuatku kagum."

Dan setelah itu, Muzan mengantarku kembali ke rumah dengan selamat. Kami saling melempar salam sampai jumpa esok hari, sebelum mobilnya berjalan pergi.

Syukurlah semua berakhir baik-baik saja.
Dan syukurlah aku sudah melepas penyamaran Tanjira sesampaiku di rumah.
Semua saudaraku langsung memelukku, bahkan bertanya kemana riasanku tadi. Tunggu, bagaimana mereka tau aku dirias tadi?!

"Tadi tayangan kakak dan Kibutsuji-san ditayangkan live di televisi. Kak Tanjiro manis sekali jadi Tanjira~" Nezuko menggodaku.

"N-nezuko!" jeritku panik.

"Benar juga. Anak ibu ternyata bisa jadi secantik itu. Ibu juga bisa merias Tanjiro juga kalau mau."

"Tidak ibu jugaaa!"

Semua anggota keluargaku saat itu tertawa bersama. Agak memalukan, tapi aku beruntung mereka mendukungku dengan Muzan.

Semoga saja kami menjalani hubungan ini dengan baik kedepannya!

==================

"Liburan keluar negeri?"

Ponsel kuangkat saat suara Douma-san terdengar.

"Aku sudah memilah-milah tempat yang eksotis sekali! Saint Tropez, Prancis.. Necker, British.. St. Moritz, Swiss.. Bali...—"

"U-uhh... aku tidak kenal semuanya," balasku bingung

Tiba-tiba saja suara lain menyingkirkan Douma-san.

"Moshi moshi, Tanjiro."

Ini suara berat Muzan!
Apa dia baru bangun tidur?

"S-selamat pagi, Muzan! Baru bangun? Apa kau sudah sarapan? kalau kau mau, aku bisa membawakan roti pagi ini untukmu."

Aku bisa mendengar suara dehemannya yang berusaha menghilangan suatu perasaan yang mengganggunya.

"Tidak, tidak, Douma sudah masak terlalu banyak pagi ini—katanya untuk merayakan malam kemarin... tapi tidak sebanyak ini juga."

"Douma-san bersemangat sekali. Pasti dia bangga sekali padamu, Muzan."

"...."

"Ya."

"Ah, soal liburannya, apa ada tempat yang ingin kau kunjungi?"

"Eh? Yang direkomendasikan Douma tadi—"

"Jangan urus dia. Dia cuma mau pamer di sosmednya jalan-jalan ke luar negeri."

Until we meet again [Muzan x Tanjiro] || Kimetsu no yaiba FanfictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang