Chapter 26 : Pesta usai. Dia kembali!

250 26 6
                                    

"Cukup," perintahnya pada sosok nyaris seraksasa Kokushibo yang bersama dengannya.

Sosok itu tak melirik padaku. Dia berjalan maju sampai dia mencapai tepat di depan si tua bangka.

Wajahnya tak menyatakan emosi apapun, hanya satu maniknya yang menusuk tajam pada lawan bicara.

"Semua ini sudah usai, tuan. Tuan Muzan tidak berkenan untuk melanjutkan semua permainan anda."

Dia membungkuk kepada si tua bangka.

"Saya mewakili, rekan-rekan, maupun Tuan Muzan dan Tuan Tanjiro untuk undur diri dari semua urusan menyangkut marga Kibutsuji."

Si tua bangka menggertakkan giginya. Untuk kali ini, setelah sekian lamanya, dia mengangkat revolver bersejarah miliknya yang sama sekali tak pernah membiarkan lawannya mati dengan mudah--kini terarah lurus pada kepala tamu tak diundang itu.

"Aku tak pernah menyetujui hal itu untukmu," geramnya. Secara sontak semua bodyguard berdiri, bersiap menyergap sosok itu.

Sang tamu tak diundang menengadahkan kepalanya. Dia sama sekali tak gentar.

"Tidak perlu, tuan. Semua sudah tertangani seperti halnya tuan mengharapkan setiap pekerjaan usai, benar?" ujarnya, meninggalkan tanda tanya kepada setiap orang.

Punggungnya bangkit, menyetarai tinggi pemilik revolver, dan berbalik kepada semua orang.

"Hutang kalian semua terbayarkan! Kalian terbebas dari marga Kibutsuji!" serunya.

Awalnya tak ada siapapun yang mempercayai, sampai setiap perangkat canggih mereka menyatakan segala hutang mereka telah terbayarkan--secara fisik ataupun bukan. Uang ataupun jasa.

Namun sebelum semua bersorak. Sosok itu melantangkan suaranya.

"Apa kalian juga tak ingin dendam kalian terbebaskan?! Pandanglah sosok yang kalian sumpahi disini!"

Seketika semua tatap tertuju pada si tua bangka. Tatapan memburu, tatapan murka, semua terbakar dan terarah dalam satu garis lurus menuju satu figur di titik tengah.

Si tua bangka tak menyangka. Genggamnya sekilas goyah. Seringainya nampak setelah sekian abad hilang entah kemana. Dia tau, peluru yang ada dalam revolver itu kini tak sebanyak para pasukan yang kini berpaling darinya, menyasar dirinya, memburu dirinya.

Hanya satu solusi yang dia miliki kini. Jika dia tak bisa melawan pasukan yang dikerahkan sang dalang. Maka dia akan memilih mati bersama sang dalang itu sendiri--daripada mati terlahap puluhan pasukan.

Pelatuk revolver hendak ditariknya. Suara klik terdengar lambat dalam masa yang juga melambat.

Seringai tumbuh, kala yang lain terhenti dalam belalak tak terelak. Peluru bersiap berlari cepat dari lubang revolver.

Sebelum meja tamu melayang terbang dan menabrak kepalanya begitu kencang.

Dari suatu arah, tempat meja-meja berserakan berada, sosok pria baru terbangun dari tidur singkatnya, bersama wajahnya yang lecet oleh pertarungannya hari ini. Nafasnya tersenggal.

"Fosil bang**t. Jangan harap bisa membunuh orang begitu saja!"

Revolver tergelincir diatas lantai, diraih oleh sosok tak diundang. Dan itu menjadi akhir dari pesta yang awalnya begitu megah diselenggarakan.... hal biasa milik Kibutsuji yang tak bisa kuperhatikan lagi.

× × ×

Terlalu sulit untuk dijelaskan. Terlalu sulit juga untuk diceritakan. Semua hal dari ini semua.

Until we meet again [Muzan x Tanjiro] || Kimetsu no yaiba FanfictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang