➥BALAP★

0 0 0
                                    

Setelah pulang dari sekolah beberapa jam yang lalu, stevan dan curut curutnya langsung pergi ke warung pak dudung yang dimana tempat itu sudah menjadi Basecamp para anggota GRAMORD. Warung itu selalu ramai karna hiburan anggota stevan, pak dudung tidak masalah dengan kehadiran anak geng motor itu asal mereka tidak membawa masalah.

" pakdung, teh dingin satu " panggil arkanz yang memesan teh dingin favorit nya. Pak dudung itu sering di panggil pakdung, kata anggota GRAMORD agar tidak ribet.

" ashiappp " kata pak dudung dari dalam warung.

" eh yo " arkanz memukul lengan besar milik leo yang ada di sampingnya, cowo gendut itu sedari tadi makanan gorengan tanpa henti. " udah berapa banyak gorengan yang lo makan anjirr? " lanjut nya dengan melihat gorengan yang tadinya masih full di sebuah tempat jualan, kini hanya tinggal beberapa potung saja.

Leo hanya menaik turunkan bahunya tidak tahu berapa banyak yang ia makan, dan dia merasa bodoamat asal dirinya kenyang, masalah bayar biarlah jadi urusan akhir.

Pak dudung keluar dari warung dengan membawa satu gelas teh dingin yang di pesan oleh arkanz tadi. " woy, tuh gorengan gua udah mau abis tapi uangnya gada! Sini bayar cepat! " pak dudung mengulurkan tangannya meminta uang bayaran gorengan yang leo makan.

" leo lagi gak bawa uang pakdung, leo utang ya " ucap leo, ini bukan sekali atau dua kali dirinya utang, tapi sudah berkaki kali ia mengutang di warung pak dudung.

" aduhh leo.. Kapan gua bisa naik haji kalau lu utang muluhhh? " kata pak dudung frustasi, kapan usahanya mau maju kalau pelanggan nya saja sering utang? Apalagi si leo yang sudah full catatan utangnya di buku pak dudung.

" makanya yo, kalau makan tuh di bayar jangan utang mulu " celetuk brayen.

" tau tuh si leo, kebiasaan " timpal stevan lagi.

" bagas! Utang uang lu dong " panggil leo pada salah satu anggota GRAMORD yang bernama bagas.

" gak punya uang gue, lu punya uang gak to? " jawab bagas dan kembali bertanya kepada tiyo yang ada di hadapannya.

" lagi bokeh gue " jawab tiyo lagi

" dasar anggota misquin " ucap leo dengan raut wajah kesal, dirinya kembali lapar dengan kekesalan itu membuat gorengan pak dudung abis tak tersisa.

Biarlah pak duduk pasrahkan saja sama Allah, mungkin  rezekinya macet macet karna leo yang sering utang banyak, pak dudung masukk kembali ke dalam warung untuk melanjutkan pekerjaan nya yang belum siap.

" ZENDMARK malam ini ngajak balapan " ucap brayen yang baru saja mendapatkan pesan dari salah satu anggota ZENDMARK.

" wahhh bakalan seruh nih " kata arkanz " gue mau stevan yang masuk ke area balapan " sambungnya lagi menatap stevan yang saat ini sedang asik memainkan game di hpnya.

" boleh! Atur waktu dan lokasinya " ucap stevan tanpa mengalihkan pandangan nya dari layar ponsel, jawabannya tadi cukup membuat arkanz puas.

" sebentar malam jam 21 di area seperti biasa " jawab brayen membuat stevan mengangguk, ini akan menjadi pertandingan seruh karna stevan sudah lama tidak bermain di area balapan itu, mengatakan soal kemampuannya sih dia sedikit meragukan itu karna sudah lama ini dia tidak pernah balapan.

Merasa sudah lama berada di warung pak dudung stevan memutuskan untuk pulang terlebih dahulu karna hari sudah menjelang sore, apalagi dirinya masih memakai seragam sekolah.

Saat di jalan stevan tidak sengaja melihat seorang gadis yang begitu tidak asing di matanya, gadis itu berjalan sambil mendorong gerobak jualannya. Stevan menghentikan motornya di pinggir jalan dan berjalan mendekati cewe itu.

STRUGGLE ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang