➥DEMAM★

0 0 0
                                    

Malam ini tubuh stevan terasa kurang sehat sejak sore tadi, sedari tadi cowo itu terbaring di kasur empuknya sambil mendengarkan musik dengan mata yang Terpejam.

Ketukan pintu terdengar membuat stevan sedikit terganggu, ini bukan sekali tapi ini sudah yang kesekian kalinya.

" vano "

" masuk bunda " jawabnya dengan mata yang senantiasa tertutup rapat.

Pintu itu di buka dengan pelan oleh ceyra, wanita payu bayah itu melangkah mendekati stevan yang sejak tadi membuat nya khawatir.

" vano, bunda bawa ke rumah sakit ya " ucap ceyra duduk di samping stevan sembari mengusap ucap kepala sang anak.

" gausah bunda! Bentar lagi vano sembuh, vano cuma butuh istirahat aja "

" beneran? Tapi bunda khawatir vano "

" beneran bunda. Kalo besok vano masih sakit bunda boleh bawa vano ke rumah sakit deh "

" oke bunda setuju. yaudah bunda keluar ya, vano istirahat biar cepat sembuh " ceyra mengecup lama kening stevan setelah itu ceyra menarik selimut anaknya itu lalu ia pun keluar dari kamar stevan.

Saat sudah menutup rapat rapat kamar stevan, ceyra mendengar suara ribut di bawah ia pastikan bahwa itu adalah teman teman stevan yang tidak punya akhlak.

" malam bunda cantik " sapa brayen dengan senyumannya. Ketiga pemuda itu menyapa ceyra di tangga saat mereka ingin menuju kamar stevan.

" mau jenguk vano? " tanya ceyra membuat ketiganya mengangguk mantap " yaudah sana, tapi janji jangan ribut? " ucapnya lagi.

" siap, pasti itu mah " kata arkanz penuh semangat.

" bunda punya cemilan gak? " kali ini leo yang bersuara, cowo gendut itu ingin makan, kasian kan mulutnya jika  nganggur gak ngunyah makanan?

" ada di lemari es " jawab ceyra membuat leo jadi semangat sangat senang.

" leo ambil ya bun " terasa dunia seakan jadi miliknya saat ceyra mengangguk mengerti, dengan cepat leo menuruni tangga menuju dapur untuk mencari harta karun.

Sedangkan brayen dan arkanz hanya bisa menggelengka  kepala saja, kapan leo bisa lupa dengan makan? Sehari pun cowo itu hanya ingat makan. Keduanya memutuskan untuk ke kamar stevan terlebih dahulu masalah leo biarlah cowo itu hanya memikirkan  makanan saja.

Keduanya masuk ke dalam kamar setelah membuka pintu yang berwarna silver itu, mereka berdua bisa melihat stevan yang memejamkan mata dengan musik yang menemani cowo itu. Karna mereka tidak mau menggangu, keduanya memutuskan untuk pergi ke balkon saja di sana sudah tersedia sofa yang empuk dan juga meja kaca.

" udah lama? "

Pertanyaan itu mampu mengalihkan pandangan keduanya menatap ke arah asal suara, masih dengan posisi yang tadi stevan membuka pertanyaan itu.

" baru aja " jawab arkanz yang kini mendudukkan tubuhnya di sofa empuk itu.

Di susul dengan brayen yang duduk si samping nya, " gimana keadaan lo? Udah mendingan? " tanya nya.

" ehm " karna malas bersuara stevan hanya mendehem perkataan brayen.

Beberapa menit seketika kamar stevan menjadi hening hanya ada suara musik yang menghidupkan suasana itu.

Di satu sisi leo sedang asik makan di dapur dengan lahap, ia sangat menikmati makanannya itu, ada buah buahan, ada snack dan banyak sebagainya, mubazir jika tidak di habiskan jadi leo akan memakan semua itu. Lagian kan keluarga stevan itu kayak raya dengan memakan makanan mereka saja tidak akan membuat mereka kelaparan besok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STRUGGLE ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang