03. Pertemuan

116 6 0
                                    

Hari-hari ku berjalan dalam sunyiTak terhitung sejauh mana kaki melangkahNamun kali ini tiba-tiba kakiku terhentiSaat suatu moment yang takkan pernah kulupakanBertemu denganmu tanpa kesengajaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari ku berjalan dalam sunyi
Tak terhitung sejauh mana kaki melangkah
Namun kali ini tiba-tiba kakiku terhenti
Saat suatu moment yang takkan pernah kulupakan
Bertemu denganmu tanpa kesengajaan

♡Happy Reading♡

***
"Ngebut sattt ngebut.. udah telat banget ini bisa mampus gue di omelin prof burhan" ucap Aksara yang duduk di jok belakang motor Sada.

"Bangsat, gue mau ke kampus bukan ke kuburan."

"Sumpah lebih serem ke kuburan sad daripada omelan prof Burhan."

"Diem si diem gak fokus nih gue, bentar lagi anjir itu kampus udah keliatan." Ucap Sada lalu menaikkan laju motornya.

Sesampainya di parkiran Aksara dan Sadajiwa lalu bergegas menuju aula fakultas sastra.

"Ini aula sastra kenapa jauh banget cok" ucap Aksara yang tengah berlari diiringi oleh Sada dibelakangnya.

"Lo kemana aja, lo kira selama ini gue suka telat karna apa? Apalagi kalo bukan karna kelas gue yang letaknya sejauh harapan orangtua "

"Cih itu sih karna lo ngaret."

Setibanya diaula aksara langsung masuk kedalam aula untuk menemui panitia acara, namun baru berapa langkah dari pintu langkahnya terhenti ketika ia tak sengaja menabrak seorang gadis berambut panjang.

Brukkkkk.....Gadis itu hampir saja terjatuh.

"Iya di maapin." Belum sempat Aksara bersuara gadis itu lebih dahulu berbicara dengan nada malas dan langsung pergi begitu saja.

"Hah?" Herannya.
Karena Aksara sekarang sedang terburu-buru ia tak memperdulikan wanita tadi dan langsung menemui panitia acara yang sedaritadi sudah menunggunya.

Selama acara berlangsung seluruh audiens dibuat terpukau oleh Aksara, dari caranya menyampaikan pendapat, kecakapannya dalam berbicara, ketegasannya, cara ia memandang, semuanya sempurna membuat semua sorot mata mengarah padanya mengartikan begitu perfect-nya seorang laki-laki bernama Aksara Abimana Maheswara itu. Dari banyaknya kursi peserta yang ada, diam-diam aksara berhenti pada satu titik yang berada sudut kursi paling belakang, lamat-lamat ia memandang dan bertanya pada apa yang tengah ia rasakan saat itu, perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, rasa penasaran yang memaksa untuk menghampiri. Tapi apa? Aksara pun tak mengerti.

***

"Woy ! bengong aja lo, kenapasi? ada apa kawan? sini-sini ceritakan semua problem mu nak" sapa laki-laki bertubuh ramping berkulit putih bermata cantik bak bidadari dari kayangan.

Sang empu hanya terdiam tak menanggapi teman-teman nya yang baru saja datang menghampirinya di kantin bebas galau, nama kantin yang sengaja mereka namai sendiri karena tidak ada yang boleh galau jika mau nongkrong di kantin tersebut.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang