05. Perpustakaan

13 1 0
                                    

"Hai...? Ta?" Sapanya kepada sesosok wanita yang tengah fokus berdiri sembari menatap buku yang tengah dipegangnya.

Gantari langsung menoleh ke sumber suara yang barusan menyapanya. Bau wangi dari sosok laki-laki 177cm yang berdiri tepat di sampingnya kini sangat tercium oleh indera penciuman nya, wangi yang tak asing yang sempat ia hirup beberapa hari yang lalu.
"Oh, Hai? sambil mengerutkan dahinya karna heran mengapa sosok laki-laki yang semalam mengantarnya pulang ini ada disini. "Disini juga?" 

"Hm ada buku yang lagi gue cari"

"Ohh..". "Oke"

"Btw lo emang sering di perpus ya?" memecah keheningan

"Merhatiin banget?"

Mendengar itu Aksara langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Wah gak gitu gue tiap kali ke perpus selalu liat lo, gue kira lo staff perpus."

"Muka gue gak keliatan mahasiswa nya apa gimana ya?

"Galak dah"

"Hhh, udah sa?"

"Hah? Udah apa?"

"Udah nyari topik ngobrolnya?"

"Anjing, lo emang sesusah itu ya di ajak ngobrol?"

Gantari terdiam sejenak sambil mencari buku yang terletak di etalase tempat buku-buku perpustakaan itu di taruh "Tergantung sih"

"Tergantung apa?"

"Orang itu penting apa gak di hidup gue"

"Kalo gitu gue mau jadi orang penting di hidup lu?"

"Hah?" Teriak gantari membuat beberapa mahasiswa yang tengah fokus belajar menengok kearah mereka.

"Sttt kenapa teriak sih"

"Lu lagian tiba-tiba banget ngomong gitu"

"Maksud gue, gue mau jadi temen lo? Bisa?"

Tanpa menjawab pertanyaan dari Aksara, Gantari langsung meninggalkan Aksara ke arah pintu keluar.

"Lah gue di cuekin" sambil sedikit berlari mengejar Gantari.
"Ta lo denger gak sih gue ngomong apa?"

"Iya gue denger"
"Terus? bisa kan kita temenan?"
"Buat apa?" singkat Gantari sambil tetap terus melanjutkan jalan
"Emang harus punya alasan khusus ya buat kenal lebih deket sama lo?"
Gantari yang tadinya berjalan menjauhi Aksara kini berhenti dan berbalik menatap Akasara. 
"Kenapa? lo kenapa tiba-tiba banget mau kenal sama gue?"

Aksara pun bingung jika di tanya kenapa karna ia tak memiliki alasan apapun mengapa ia sangat ingin mengenal Gantari.

Gantari yang tak mendengar jawaban apapun dari Akasara langsung berbalik dan meninggalkan Aksara. Bukan tanpa alasan mengapa ia tak ingin berlama-lama berhadapan dengan laki-laki itu. Karna latar belakang Aksara yang terkenal aktif dalam kegiatan kampus menjadikan Aksara termasuk mahasiswa yang populer di kampusnya. Sehingga dimanapun keberadaan nya ia akan menjadi sorotan banyak mata. Dan Gantari risih akan hal tersebut.
Sepanjang mereka jalan ada banyak mata yang menyorot kearah mereka. Wajar saja karena ini adalah pemandangan yang tak biasa melihat Aksara berinteraksi dengan perempuan selain daripada kegiatan organisasi maupun kepentingan akademik.

"Stop dulu bisa? Gue mau balikin buku lo"

Tanpa aba-aba Gantari berhenti dan langsung menatap Aksara tajam.

Melihat itu Aksara jelas gelagapan karena baru semalam ia bilang bahwa ia tak melihat buku itu ketika Gantari menanyakannya. "Apa? Kenapa? Gue emang mau balikin tapi.."
Aksara belum selesai berbicara Gantari langsung menyambar buku tersebut dari tangan Aksara "Thanks"  singkatnya lalu pergi meninggalkan Aksara.

Aksara yang keheranan bahwa ia bisa bertemu wanita sesarkas Gantari, namun sikap Gantari malah membuatnya berfikir "Pantesan aja dia terkenal galak kenyataan nya memang kaya singa"

"Sa, ngapain lo di fakultas gue?" teriakan yang tak asing di telinga Askara menggelegar memenuhi seisi lorong fakultas sastra pada siang itu.

Aksara yang hafal betul suara siapa yang barusan memanggilnya adalah milik seseorang yang akan membuatnya sakit  kepala, sambil memejamkan mata dan menarik nafas dalam lalu ia berbalik ke arah Sadajiwa yang kini sedang berjalan kearahnya.

"Tugas negara macam apa yang ngebuat seorang Aksara nampakin kaki di fakultas paling ujung ini mas bro?"

"Ah bacot, gue nyari buku besok ada diskusi sama pak broto"

"Hahahaha sakit perut gue sa denger nya, lo mana pernah baca buku dulu sebelum diskusi sih" lagian ya Gantari aslinya gak segalak itu kok, pepet terus aja sampe mentok"

"Anjing, lu diem ya sat, gausah nyebarin berita yang aneh-aneh ke anak-anak"

"Lunch seminggu sama marlboro deal"

"Emang gak ada gunanya gue punya temen kaya lu"

"Yaudah kalo gitu, padahal gue sedikit tau banyak soal Gantari" tengil nya lalu meninggalkan Aksara

"Deal" "Jadi lu tau sedikit apa banyak sat?"

Sadajiwa yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak melihat tingkah asing sahabatnya

"Gila ya cinta memang buat tolol, gue ngeliat Askara yang katanya pinter seantero ujiem ini jadi tolol"

"Gue ga sejauh itu bangsat gue cuma penasaran"

"IYADAAHHH"

"Serius, minimal temenan lah"

"Maksimal apa? Nikahin?" Sadajiwa tertawa terbahak-bahak melihat sahabatnya ini memang sangat tak peka dalam hal asmara.

"Udah-udah ayo kantin lah otak lo jadi tolol gini kalo lagi kasmaran".

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang