14 : Deep Talk

51 10 9
                                    

Author POV

Tak terasa sekarang sudah hari ke tiga Samudra menginap dirumah keluarga Pradhika. Mama sangat memanjakannya, bahkan menyuapi anak itu makan

Nuansa lebih memilih menghindar dari Samudra, gadis itu lebih banyak berada di kamar ketika dirumah. Sedangkan di kampus, ketika melihat Samudra, gadis itu langsung bersembunyi

"Woy Nuan!" Cendikia mengagetkan Nuansa yang terlihat bersembunyi dibalik tembok

"Kampret lo Cend" Cendikia tertawa terbahak-bahak

"Ngintipin siapa lo?" Laki-laki itu juga ikut mengintip. Saat ia melihat Samudra, ia langsung memanggilnya "SAAAAM!" Teriaknya. Suara Cendikia sangat melengking membuat satu koridor kampus melihat kearahnya

"Cend, ngapain sih lo?" Bisik Nuansa sambil memukul punggung Cendikia

Samudra menghampiri mereka, disampingnya ada seorang perempuan yang menggandengnya

"Pacar lo?" Canda Cendikia

"Nggak" Samudra menjawab singkat sambil melirik ke arah Nuansa

Perempuan yang menggandengnya otomatis melepaskan tangannya dari Samudra "thanks ya Sam, udah bantuin aku tadi"

"Ini yang terakhir ya, gue nggak mau bantuin lagi"

Perempuan itu berlalu pergi tak lupa dia melambaikan tangannya

Nuansa yang tidak mau melihat ke arah Samudra sedari tadi, lebih memilih pergi

"Kemana?" Cendikia menahan tangannya

"Pulang lah" tanpa menunggu tanggapan Cendikia, Nuansa berjalan cepat-cepat. Dadanya sesak melihat kelakuan Samudra tadi

Saat sampai di gerbang kampus, tangannya ditarik seseorang

"Pulang bareng Sa"

"Nggak mau" Nuansa menghentakkan tangannya agar terlepas dari genggaman Samudra

"Kamu marah?"

"Katanya mau berubah? Itu tadi apa?" Nada bicara Nuansa sedikit melengking, ia mencoba menahan dadanya yang sesak karena emosi

"Aku nggak ngapa-ngapain Sa. Dia cuma minta tolong buat manas-manasin mantannya"

"Alah modus dia aja tuh"

"Kamu cemburu Nuansa?"

"Cemburu? Hah! Aku malah bersyukur banget. Tuhan memperlihatkan bagaimana buruknya kamu"

"Nuansa!"

"Apa?!"

Samudra mengatupkan rahangnya kuat-kuat. Mereka saling menatap dengan penuh amarah, sampai Samudra menghembuskan nafas dan menutup matanya. Mencoba untuk meredakan amarahnya

"Sekarang keadaannya aku balik" ucap Nuansa

Samudra hanya menatapnya, tidak menanggapi ucapan Nuansa

"Aku akan bersikap seperti cewek-cewek ganjen itu ke laki-laki lain"

"Kamu ngancem Sa?"

"Nggak. Liat aja..." Gadis itu berlalu meninggalkan Samudra

Samudra memandang kepergian Nuansa, tapi dia langsung mengejarnya ketika dia melihat Nuansa mendekati seseorang

"Kak Alyssa...." Nuansa memanggil Alyssa yang sedang berjalan sambil melihat ponselnya

"Hai Sa.." Alyssa tersenyum ketika tahu yang memanggilnya Nuansa

"Kok nggak nonton pas abang tanding kemaren?"

Alyssa tertawa "maaf, aku sibuk"

"NUANSA!" Kedua gadis itu menoleh ketika Samudra berteriak memanggil namanya

Catatan Mimpi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang