Prolog

1.2K 70 3
                                    

Remaja laki-laki itu hanya diam menundukkan kepala nya. Sementara dihadapan nya sosok pria dewasa yang menjadi ayah kandung dari remaja laki-laki itu sejak tadi hanya memandang datar putranya itu.

Bagaimana tidak, penampilan putranya itu terlihat menyedihkan dengan pakaian acak-acakan dan lebam yang ada di kening dan pipi putranya.

"Tidak ingin menjelaskan sesuatu pada Papa?"

Remaja laki-laki itu hanya diam tak ingin menjawab.

"Rafa?"

Pria dewasa yang duduk di kursi ruang kerja nya itu pun masih mencoba bersabar dengan sikap putranya

"Rafael!"

"Rafa cuma belain mama!!"

Sentakan itu dibalas dengan suara yang lebih keras dari sosok remaja laki-laki yang masih menunduk itu.

"Mereka yang ledekin Rafa duluan!!"

Suara tadi masih terdengar keras, namun kali ini diiringi isak tangis yang tertahan.

Pria yang masih duduk di kursi nya itu pun mengernyit bingung dengan jawaban putranya.

"Mereka bilang mama nya Rafa perempuan penggoda!!"

Dan saat kalimat itu terucap dari mulut remaja bernama Rafa itu, sosok pria dewasa itu pun mengepalkan kedua tangan nya

Pria yang masih mengenakan pakaian jas lengkap nya itu pun berjalan mendekat ke arah putranya bermaksud untuk mendekap tubuh yang lebih kecil itu. Namun semakin pria itu melangkah mendekat, remaja laki-laki itu pun berjalan mundur untuk menghindari pria itu.

"Tak!"

Pria itu mengalihkan perhatian nya pada benda yang baru saja dilemparkan remaja laki-laki itu ke hadapan nya.

"Jangan ganggu Rafa!!"

Setelah nya remaja laki-laki yang menyebut diri nya dengan 'Rafa' itu pun berlari dari sana.

Pria dewasa itu hanya diam melihat putranya itu berlari sekaligus menutup pintu ruang kerja nya itu dengan sangat keras.

Menghela nafas nya sejenak, pria itu membungkuk lalu mengambil benda yang dilemparkan oleh putranya tadi.

'Rafael de Caprio'

jarinya mengusap benda kecil ditangan nya itu. Benar, itu adalah name tag sekolah milik putranya.

Memilih menyimpan benda kecil ditangan nya itu dalam saku celana bahan nya, pria itu melangkah keluar dari ruang kerja nya dan berjalan ke arah pintu kamar milik putranya

Namun langkah nya terhenti dihadapan pintu putih yang sedikit terbuka itu.

Didalam sana, ia dapat melihat sosok wanita cantik yang masih terlihat muda itu sedang mengompres kening dan pipi remaja laki-laki yang duduk diatas ranjang nya itu

Tidak ada percakapan antara ibu dan anak yang ada didalam sana. Sang ibu yang hanya mengompres kening dan pipi putranya yang memar dengan diam, begitu pun remaja laki-laki itu yang hanya diam sambil memejamkan matanya.

"Rafa mau makan?"

Pertanyan itu hanya dibalas gelengan kepala oleh remaja laki-laki itu.

"Mau mama gantiin baju nya?"

Sekali lagi, pertanyaan itu hanya dibalas gelengan kepala oleh Rafa, bahkan kini anak itu berbaring dan membelakangi tubuh mama nya

Wanita cantik itu hanya menghela nafas nya sekilas sebelum akhirnya mengecup singkat pucuk kepala anak laki-laki itu.

"Mama sayang Rafa"

Setelahnya wanita itu pun berjalan keluar dari kamar putranya.

Langkah nya terhenti saat matanya bersitatap dengan mata elang milik pria dewasa yang berdiri di balik pintu itu.

Memilih mengabaikan nya, wanita itu berjalan dengan diam keluar melewati pria dihadapan nya.

"Biarkan Rafa tenang dulu, jangan paksa dia untuk langsung berbicara.."

Sebelum benar-benar pergi, wanita itu masih sempat menyampaikan pesan pada pria yang sejak tadi hanya diam memandangi nya

"Terimakasih sudah mengobati Rafa.."

Langkah wanita itu kembali terhenti, saat kalimat itu akhirnya keluar dari pria yang sejak tadi diam itu.

"Itu sudah kewajiban ku.."

Tanpa membalikkan tubuh nya wanita itu menjawab sebelum akhirnya benar-benar pergi dari sana.

'Ceklek'

Pria itu membuka pelan pintu kamar dihadapan nya.

Tatapan nya tertuju pada sosok remaja laki-laki yang tampak tertidur diatas ranjang nya, sejenak ia hanya terdiam memandang ke arah sosok yang terlihat damai dalam tidur nya.

Perhatian nya teralihkan pada pakaian yang masih melekat ditubuh putranya itu, pasti sangat tidak nyaman mengenakan pakaian yang tampak sudah lusuh itu saat tidur

Tangan nya bergerak membuka pelan kancing seragam sekolah milik  putranya, dengan gerak pelan pula ia melepaskan seragam sekolah dan  menyisahkan kaos putih yang membalut tubuh yang sedikit kurus itu.

Tangan nya juga membuka jas yang sejak tadi melekat ditubuh nya, menyisahkan kaos hitam yang membentuk otot-otot kekar ditubuh nya. Kini pria itu berbaring disamping putranya, jemari nya mengelus lembut rambut hitam yang sedikit lepek akibat keringat. Matanya memperhatikan wajah yang sangat mirip dengan wajah nya itu. Rafael itu  benar-benar copy an diri nya.

Rafa itu satu-satunya harta berharga milik nya setelah Emily - istrinya. Rafa itu adalah satu-satu nya keturunan yang akan menjadi penerus nya.

Mulai detik ini dia akan lebih tegas kepada putranya ini, tidak peduli jika Rafa akan semakin membenci nya, dia hanya melindungi orang-orang tersayang nya. Tidak ada yang boleh mengusik keluarga nya, tidak ada yang boleh mengusik milik nya. Milik Richard de Caprio.






Lanjut?

Komen Next disini!

RAFAEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang