Suasana pagi ini cukup cerah, dan kini sosok remaja laki-laki itu sudah berdiri tegak didepan cermin full body di kamar nya'Tok'
'Tok'
'Tok'
"Rafa, boleh mama masuk?"
Tanpa menunggu jawaban dari sang pemilik kamar, wanita itu sudah masuk kedalam kamar putranya.
"Rafa kenapa pake baju sekolah?"
Emily mengeryit saat melihat tubuh putranya itu sudah dibalut dengan seragam sekolah nya, padahal memar di wajah nya saja masih terlihat jelas disana.
"Rafa kan mau sekolah mama..."
Anak itu menjawab sambil terus mengancingkan satu persatu kancing seragam nya.
Emily bersimpuh dan menangkup wajah Rafa.
"Rafa libur dulu oke, luka nya Rafa kan belum sembuh...."
Anak itu menggeleng dan melepaskan tangan ibu nya
"Rafa nggak mau ketinggalan sama teman-teman nya Rafa..."
Emily menghela nafas nya pasrah, hingga akhirnya menangguk dan membantu memasangkan dasi panjang itu ke leher Rafa
"Kali ini mama nggak tau Rafa berkelahi gara-gara apa, tapi mama nggak mau luka ini bertambah..."
Memang Rafa belum menceritakan apapun pada Emily terkait dengan lebam - lebam yang ada di wajah nya. Emily tidak pernah memaksa Rafa untuk menceritakan semua yang terjadi pada anak itu, namun dia akan selalu menunggu hingga Rafa mau bercerita padanya.
"Janji sama mama?"
Emily menautkan kelingking nya pada kelingking Rafa yang tampak lebih mungil dari jari-jari nya.
"Janji Mama.."
Setelah nya Emily pun membawa Rafa kedalam pelukan hangat nya.
"Kalau Rafa udah mau cerita, cerita ke mama, jangan menyimpan masalah nya Rafa sendiri. Mama akan selalu ada untuk Rafa..."
Rafa mengangguk dalam pelukan Emily, tangan nya ikut terangkat membalas pelukan mama nya itu
"Mama jangan khawatir sama Rafa, Rafa akan selalu jadi pelindung nya mama..."
Emily mati-matian menahan air matanya agar tidak keluar, padahal kalimat itu sudah sangat sering keluar dari mulut Rafa, tapi entah mengapa selalu berhasil membuat Emily tersentuh dengan kata-kata manis nya.
"Ayok kita sarapan dulu.."
Emily menggenggam sebelah tangan Rafa dan berjalan keluar dari kamar itu.
*******
"Bibi, bisa panggilkan Rafa di kamar nya, aku rasa dia belum bangun"
Pria yang duduk di meja makan itu berbicara tanpa mengalihkan pandangan nya dari tab yang ada dihadapan nya.
"Baik Tuan.."
Wanita paruh baya itu berjalan menuju kamar Rafa, namun langkah nya terhenti saat melihat atensi ibu dan anak itu sudah di ujung tangga.
"Sepertinya nyonya Emily dan tuan Rafa sudah bangun tuan..."
Richard mengalihkan perhatian nya pada sosok ibu dan anak itu yang berjalan ke arah nya. Matanya mengernyit melihat tubuh anak itu sudah lengkap dengan seragam sekolah nya, padahal lebam di wajah nya saja masih terlihat jelas disana
"Siapa yang mengizinkan mu sekolah?"
Richard akhir nya bertanya setelah anak itu mengambil posisi duduk tidak jauh dari nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL
Random"Jangan atur-atur Rafa!!" "Papa bukan papa nya Rafa!!" "Mama, kenapa kita nggak pergi aja?" "Rafa nggak butuh Papa, kita pergi aja mama..." Cover by : Pinterest