"Bun, om ini siapa?"
Citra dan Reno saling memandang satu sama lain, Citra tersenyum lalu menarik tangan Anna lembut.
"Sini deh na" titah citra supaya Anna duduknya berdekatan dengan dirinya.
"Kenalin, ini namanya om Reno temen kuliah bunda dulu" jelas citra sembari mengusap rambut Anna lembut.
"Oh, hai om aku Anna, anaknya bunda citra yang paling cantik" Anna mengenalkan dirinya dengan sangat pede. Bryan yang mendengar itu seketika malu memiliki adik yang tidak bisa menjaga image didepan calon suami bundanya.
Tunggu??? Calon suami bundanya? Artinya...
"Anak bunda yang perempuan kan cuma kamu na, kalo ka Bryan kan laki-laki jadi ganteng" sahut citra membuat semua yang ada di ruangan itu dihiasi dengan tawaan.
"Kan bercanda bunnn" rengek Anna karena di tertawai oleh bunda, Kaka, dan teman bundanya itu.
"Oh iya, om Reno kesini mau ngapain? Kangen sama bunda yaaaaa" goda Anna sembari menaikan alisnya kepada Reno.
Citra tersenyum canggung menahan malu karena tingkah anak bungsunya yang Random itu.
"Emang om boleh kangenin bunda kamu?" Jawab Reno sembari tertawa.
"Boleh banget! Kasian soalnya yang ngangenin bunda cuma aku sama ka Bryan doang" lagi-lagi Anna menggoda bundanya itu yang sudah seperti kepiting rebus. Merah dipipinya menahan malu wkwk.
Citra yang mendengar itu melotot.
"Maaf ya mas, Anna anaknya emang random" jawaban citra membuat Anna salpok.
"Hah? Mas? Bunda boleh jelasin maksudnya apa?" Tanya Anna kebingungan.
"Ehmm" Reno berdehem ketika mengerti suasana menjadi sedikit canggung, akibat perubahan sikap Anna yang menjadi serius.
"Jad-"
"Jangan-jangan om Reno ini Calon papahnya aku?!" Anna menyela ucapan Reno yang tadinya akan menjelaskan.
Kemaren malam, Anna tak sengaja mendengar percakapan Bryan dan citra mengenai laki-laki yang akan bertamu besok siang.
"Bunda harap kamu sama Anna bisa nerima dia dikeluarga kita dengan baik"
"Bunda??" Panggil Anna yang masih butuh kejelasan.
"Santai dulu na" kali ini Bryan membukan suaranya, setelah sekian lama ia hanya menyimak.
"Emang kamu mau na?" Tanya citra memandang Anna serius.
Anna tampak berpikir-pikir, wajahnya berubah menjadi lesuh. Setelahnya ia menggeleng.
Reno yang mendapati jawaban Anna yang menggeleng punya menghela nafas pasrah.
"Emang beneran ya ka, om Reno calon papah nya Anna?" Kini Anna beralih bertanya pada kakanya itu.
"Ehm, maaf sebelumnya. Anna... om bukan Calon papah kamu, om kesini cuma mau silaturahmi aja sama bunda kamu" jawaban Reno membuat Anna bernafas lega.
"Oh gitu ya om, kirain" ujar Anna kembali memancarkan keceriaan diwajahnya.
Bryan dan citra saling memandang. Bingung dengan jawaban Reno yang berbohong.
"Na, tolong bikinin kopi buat om Reno" titah citra, dengan sigap Anna mengangguk.
Setelah kepergian Anna guna membuat kopi untuk Reno, Citra meminta penjelasan pada Reno apa yang ia maksud tadi.
"Kenapa ga jujur aja mas? Kalo kaya gini proses nya bakal lama" tanya citra pada Reno.
"Anna gamau punya papah baru Ra.. jadi sebaiknya aku mundur"
Citra menatap tidak percaya pada Reno, ternyata perjuangan Reno hanya berakhir pada awalnya saja? Tidak ingin mencoba untuk lebih jauh lagi?
"Om.. Anna bisa dibujuk. Yang penting bunda bahagia. Bryan liat bunda sayang banget sama om, tolong jangan nyerah disini... Bunda juga butuh sosok pendamping hidup diusia yang terbilang masih muda ini" Bryan angkat bicara untuk meyakinkan Reno, memang usia citra baru menginjak 39 tahun. Belum terlalu tua bukan?
Reno menunduk, ia bingung harus bagaimana. Dilain sisi ia tidak ingin membuat Anna tidak nyaman jika nanti ia dan citra menikah. Tapi disisi lain dia sudah sangat sayang sekali pada citra.
Belasan tahun, ia memendam rasa suka ini terhadap teman kuliahnya itu yang kini sudah memiliki sepasang anak adam dan hawa.
Reno ini seorang duda yang memiliki anak berusia 6 tahun masih menginjak taman kanak-kanak. Istrinya meninggal ketika melahirkan putri kecilnya itu, dulu Reno sempat terpuruk apakah ia bisa mengurus anaknya itu sendirian tanpa sosok istri? Apakah anaknya tahan yang hanya diasuh oleh ayahnya tanpa seorang ibu?
Saat itu Reno berjanji pada putrinya untuk mencarikan pengganti ibunya itu, tapi nanti jika dia sudah menemukan yang tepat. Sekarang, ia sudah bertemu kembali dengan citra.. seorang wanita yang dulu sangat ia kagumi di kampusnya.
Sebaliknya, dulu citra juga sempat naksir dengan Reno karena kecerdasannya itu.
Namun takdir berkata lain, citra dipertemukan dengan mendiang papah Anna dan Bryan. Sedangkan Reno dipertemukan dengan mendiang istrinya itu.
"Mas... Tolong jangan nyerah" ucap citra berharap lebih terhadap Reno.
"Maafin aku Ra..."
"Jadi bener om Reno ini calon papahnya Anna?" Tak ada angin tak ada hujan, tiba tiba Anna datang sembari membawa dua gelas kopi yang ia hidangkan untuk Reno dan Bryan.
Tapi tunggu....
Disaat semua orang terkejut mendengar suara Anna, mengapa Anna menampakan ekspresi dan nada bicara santai?
"Aku setuju!" Lanjut Anna.
"Hah?"
Anna memandang bingung kepada tiga sosok manusia yang terkejut.
"I-iya Anna setuju kalo bunda sama om Reno nikah" jawaban anna membuat Bryan, citra dan Reno tersenyum bahagia.
Segampang itu?
"Kamu serius na?" Tanya citra memastikan lagi. Takut takut ia salah dengar.
"Duarius Bun!"
Ruangan yang tadinya berhawa dingin kini kembali mencair dan hangat karena obrolan-obrolan dan candaan mereka. Tak lupa juga obrolan tentang pernikahan.
Gatau garing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Desa
Fiksi Remaja[complicated love] Tentang Jeffrey, Anna dan Desa. High rank: #1 jaerose (31-08-22) #1 kembangdesa (20-06-22) #4 desa (16-06-22) #13 tenfiction (20-06-22) Start: 11 Juni 2022 End: -