Chap III -
Dari semua tempat jauh yang kujangkau, ada kau di akhirnya.
┉
Guryongpo- Desa Pohang, Mei 2017...
Napas Jimin tersenggal-senggal saat menuruni anak tangga jalanan utama di Desa Pohang. Pertemuan tempo hari diruang rapat membuat dia dan Minjeong ditunjuk langsung mendatangi lokasi Guryongpo. Project pertama Minjeong yang ternyata menjadi Project besar yang sangat disetujui seluruh eksekutif pemasaran. Mereka memberi kewenangan penuh pada Minjeong untuk memilih bagaimana dan cara apa yang ingin Minjeong lakukan untuk pengecekan sebelum mereka betul-betul memasarkan Desa Pohang.
Dan karena itulah dia disini berjalan melewati setapak demi setapak bersama Minjeong yang berada dibelakangnya.
Ia bukan penggemar panas matahari, berjalan dibawahnya pun bukan hal yang Jimin inginkan.
Wanita berambut panjang agaknya sedikit menggerutu sepanjang perjalanan. Dia tidak menduga alur kejadian berubah drastis seperti ini. Ia sadar sudah mengubah hal yang semestinya tidak berubah. Ada rasa khawatir akan konsekuensi dari hal ini, dengan dia kembali ke masa lalu ia tidak tahu larangan apa saja yang tidak boleh dia langgar.
Jimin mengulang kehidupannya tanpa arah dan petunjuk.
Ia berusaha mencari wanita berjubah merah tempo hari, agaknya berharap seperti di film-film yang bisa dengan mudah bertemu dengan malaikat? Tapi Nihil, dia tidak menemukan petunjuk bagaimana dan dimana dia bisa bertemu dengan wanita berjubah merah itu. Dirinya hanya berharap tidak ada hal bodoh yang dilakukannya hingga membuat Tuhan marah dan mengutuknya menjadi hewan.
Dia berdecak kesal, membuat wanita dibelakang yang mendengarnya segera mendekat.
"Biar kubantu". Minjeong menghentikan langkah Jimin. Dia berhenti tepat diatas anak tangga yang lebih tinggi dari Jimin, mengumpulkan helain rambut panjang wanita tersebut dan mengikatnya dengan ikat rambut miliknya. "Panas yah?". Dia menatap mata Jimin, mendekatkan wajah mereka. "Pipimu memerah, apakah sepanas itu?".
Dilain sisi Jimin yang tentu saja terkejut melihat wajah Minjeong berada dekat didepannya, seketika mundur menjauh membuat badannya hampir terhuyung jatuh untungnya Minjeong dengan cekatan segera menarik ujung tali ransel Jimin.
Hening...
Desiran angin menerpa wajah keduanya, tapi tidak ada yang berani bergerak, mereka terlalu masih tercengung mendapati bibir Jimin yang baru saja mendarat di ujung bibir Minjeong tanpa aba-aba.
Minjeong ikut terkejut, melepaskan genggaman pada tali ransel Jimin. Ia sedikit menjauh dan berdeham kecil berusaha mengalihkan keadaan canggung ini.
"Ekheem...". Dia kikuk menarik sebuah topi yang terikat dipinggangnya dan segera memakaikannya pada Jimin, menutup akses pandang wanita itu. "Pakai ini untuk sementara".
KAMU SEDANG MEMBACA
pétillant
Romance"Minjeong sudah tiada....". Kalau bisa diubah, apakah aku mau mengubahnya? setiap hal yang membuatku menyesali hidup." Seandainya bisa di ubah? "Ya, aku berharap bisa mengubahnya" Dalam sekejap Yoo Jimin mendapati dirinya kembali ke-enam tahun lalu...