Chapter 3 🔞

636 17 1
                                    

Dan benar saja itu sedikit lagi akan terjadi.

(Btw pas mereka live kandungan Chenle udh 3 bulan)

Jisung sedang memainkan ponselnya sementara Chenle memandang Jisung dengan wajah yang cemberut. Chenle merampas ponsel Jisung dan dengan santainya menaruh ponsel Jisung di dalam celananya atau bisa dibilang memancing Jisung.

"Chenle-ya, kau sedang hamil bodoh! Jangan memancingku! Kembalikan ponselku!"

Tapi Chenle menulikan telinganya. Mau tidak mau Jisung bangun dari duduknya dan mengunci pintu dorm. Jisung pun membuka celana Chenle dan ya pastinya ada ponselnya disitu.

Tapi karena Jisung gampang terpancing, saat Jisung mengambil ponselnya, terlihatlah pemandangan yang bisa memancing Jisung.

Chenle tersenyum smirk, ia membuka sedikit lebih lebar kakinya.

"Yakk! Yang benar saja kau mau memancingku dengan cara seperti ini? Jika kau tidak hamil, aku sudah melakukannya sekarang!!"

"Oh begitu, yasudah setelah kugugurkan anak ini, kau harus melakukannya."

"Yakkk!! Andwaee!!!"

"Pilih! Mau melakukannya, atau kugugurkan anakmu!" Tenang saja, Chenle tidak mungkin mau menggugurkan anaknya sendiri, itu hanya ancaman bercanda saja.

Dengan berat hati Jisung membuka seluruh pakaiannya lalu naik ke atas tubuh Chenle. "Jika ini yang kau mau, jangan marah jika kau tidak bisa berjalan selama seminggu!"

Chenle menatap Jisung saat mendengarkan perkataan Jisung, rasanya ada sisi takut, dan ada sisi ingin melanjutkan, tapi itu sudah terlambat, Jisung sudah memasukkan juniornya di hole Chenle.

"Ahhhhh... Jisungie tolong pelan!! S-sakithh!!"

Yaelah Chen, Chen, lu yang mau lu yang komplen, makanya kalau lagi mau ditahan aja, nanti juga Jisung mau sendiri.

Tok tok tok

"Yakkk biarkan aku lihat adegan ini!"

Pasti sudah ditebak kan, iya itu Jeno.

Jisung terpaksa membuka pintu dorm dan mempersilahkan Jeno untuk masuk. "Argh bolehkah kau sekali saja tidak mengganggu aktifitas ku?"

"Tidak! Aku lebih nyaman menonton video porno secara langsung dari pada di ponselku. Sana sana lanjutkan aku tidak akan bersuara!"

(Aduh sebenarnya author males ngetik desah desahan sumpah, tapi yasudahlah daripada bikin bosen)

"Ahhh, jisungie faster!!"

Perintah Chenle dituruti Jisung, ia mempercepatkan tempo.

"Jisungie!!! Aku tidak merasakan apapun!! Tolong lebih cepat!"

"Apakah kau gila? Ini sudah yang paling cepat! Bagaimana kau tidak merasakannya?"

Bagaimana tidak kaget, Jisung hanya mampu sampai kecepatan itu saja, dan Chenle meminta lebih? Karena tidak dituruti Chenle paksa untuk dia yang di atas.

"Chenle-ya! Jangan terlalu cepat seperti itu, ingat kata dokter!! Jangan terlalu kasar! Kau bisa melukai si bayi!"

Chenle tak mendengar, ia terus menaik turunkan tubuhnya untuk sampai ke klimaks. "Woahh, Chenle-ya, sepertinya nafsumu terlalu tinggi!" Ucap Jeno melihat Chenle semakin mempercepatkan tempo nya.

Jisung merasakan nikmat, tapi nikmatnya dihalangi dengan rasa khawatir, bagaimana tidak? Chenle bermain dengan tempo maksimal, ia takut chenle akan melukai dirinya sendiri.

Rasa khawatir Jisung berhenti saat akhirnya Chenle sampai ke klimaksnya.

"Ahh nikmat, jisungie mau melakukannya lagi?" Ucap Chenle dengan santai seolah tidak ada Jeno disitu. "H-HAH, andwae!!! Kau mau anak kita mati!?"

All about JICHEN (BL❗❗)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang