Bab 7 #Kalut dari Hujan#

11 0 0
                                    

"Sejak kapan kamu ada di kelasku?"

Daisy mulai bertanya pada Keynan tentang kejadian tadi pagi yang cukup membuatnya bingung. Saat presentasi, mengapa Keynan ada di dalam kelasnya? Sementara Keynan yang sedari tadi tengah asyik memandangi beberapa siswa yang berlalu lalang di sana akhirnya menolehkan kepalanya pada Daisy lalu ditatapnya wajah gadis imut menyebalkan itu.

"Bukankah aku sudah ada di sana sedari dulu?"

Daisy mengangkat sebelah alisnya sembari menyuapkan sesendok es krim ke mulutnya, berusaha mencerna kalimat yang dilontarkan oleh Keynan bahwa dirinya sudah ada di sama sejak lama. Mengangkat pandangannya ke atas seolah Daisy meminta jawaban lebih dari laki-laki itu.

"Aku sudah ada di sana sejak lama, Daisy. Namun, karena kamu jarang bersosialisasi atau sekedar datang, belajar, dan pulang jadi kamu mungkin tidak menyadari keberadaanku. Buktinya, kamu saja tidak menyadari jika Luisa adalah murid baru di kelas kita," ungkap Keynan membuat Daisy menganggukkan kepala.

"Lalu, mengapa kamu tiba-tiba ingin mengenalku seperti ini?" tanya Daisy yang jujur saja sampai saat ini ia masih bingung mengapa Keynan mendekati dirinya.

"Aku bosan melihatmu yang selalu saja takut akan semua hal. Padahal jika aku lihat, kamu adalah gadis yang begitu cantik dan menawan jika kamu percaya diri ditambah kamu sudah pintar. Kamu akan menjadi gadis populer di sekolah kita dengan wajah dan otakmu."

"Aku juga merasa tertantang untuk mendekati gadis pendiam sepertimu. Aku tidak menyangka akhirnya kamu bisa menjadi lebih percaya diri seperti ini," papar Keynan dengan tangan yang masih saja ia letakkan di pucuk kepala Daisy sambil memainkan helaian rambut gadis itu.

Daisy yang geram dengan tangan Keynan lantas menepis tangan besar laki-laki itu hingga menjauh dari kepalanya. Karena masih kesal, Daisy memukul bahu Keynan membuat sang korban hanya mengaduh kesakitan sembari mengelus bahu yang menjadi tempat pendaratan telapak tangan Daisy.

"Kenapa kamu suka sekali mengacak rambutku?!" pekik Daisy tak terima.

Mendengar suara Daisy yang meninggi lantas Keynan hanya tertawa dibuatnya. Ia kembali meletakkan tangannya di atas kepala Daisy lalu menegakkan tubuhnya.

"Kamu begitu mungil Daisy, itu lucu menurutku," sahut Keynan jujur.

"Bukan aku yang pendek, tapi kamu yang terlalu tinggi!!"

-00-

Bel yang menandakan telah habis masa belajar di sekolah akhirnya berbunyi. Seketika itu para murid berbondong-bondong keluar dari kelas dan segera melesat pulang ke rumah masing-masing atau sekedar mampir ke tempat yang disukai.

Seperti saat ini Daisy yang sedang merapihkan semua peralatannya dan dimasukkam ke dalam tas. Namun, sedetik kemudian Daisy merasaka  sebuah sapaan hangat yang menyapanya.

"Hai, Daisy!" sapa Luisa dan Alona bersamaan.

Mendengar sapaan itu lantas Daisy menoleh dan menggulum senyum kepada mereka, kemudian membalas sapaan kedua gadis tersebut.

"Hai, Luisa, Alona!" balas Daisy yang mulai untuk bersikap bersahabat kepada Luisa dan Alona, sedetik kemudian lirikkan mata Daisy bergeser melihat sosok Keynan yang tengah berjalan keluar kelas sembari memberikan ibu jari pada Daisy, seolah memuji atas tindakan Daisy yang mulai percaya diri.

Luisa yang melihat pergeseran mata Daisy lantas mengikuti ke mana arah mata itu--

"Apa kamu sedang melihat laki-laki dengan ransel hitam di punggungnya?"

Pertanyaan Luisa sontak membuat lamunan Daisy buyar, ia kembali mengalihkan atensinya pada Luisa dan Alona yang serentak menagih jawaban dari Daisy.

"Iya," balas Daisy jujur bahwa ia melihat Keynan yang perlahan menghilang dari pandangannya.

Delusi Daisy Where stories live. Discover now