Bab 11 #Ungkapan#

15 0 0
                                    

"Coba jelaskan pada kami bagaimana rupa Keynan yang kamu maksud?" pinta Dara dengan nada yang lembut agar Daisy mau menceritakan semua yang ia ketahui.

Malam ini, Dara memutuskan untuk membahas masalah Keynan dan Daisy bersama Luisa dan Alona yang juga merasakan keanehan pada Daisy semenjak ia berubah menjadi gadis yang begitu periang.

Tidak, mereka tidak mempermasalahkan tentang kepribadian Daisy yang kembali seperti dulu. Justru mereka senang dengan hal itu. Namun yang menjadi permasalahnnya adalah, siapa Keynan sehingga bisa membuat Daisy berubah seperti ini?

"Alona, Luisa, apa kalian sungguh tak mengenal Keynan? Dia satu kelas dengan kita," desak Daisy berusaha meyakinkan kepada mereka bahwa Keynan adalah laki-laki yang nyata.

"Aku tidak tahu, Daisy. Yang aku tahu hanyalah Varez," jawab Alona yakin. Sebab, selama ia bersekolah di sana Alona tidak pernah menemukan murid laki-laki bernama Keynan selain Varez di kelasnya. Itu pun nama Keynan diletakkan pada nama belakang Varez.

"Bagaimana rupanya?" tambah Luisa yang sama penasarannya dengan Dara.

"Netranya berwarna hitam dengan bulu matanya yang sedikit lentik. Hidungnya mancung, dengan rahangnya yang tajam. Tinggi badannya sekitar 183 cm. Kalian benar tak mengenalnya?" keluh Daisy diiringi dengan embusan napas kesal yang keluar.

Setelah mendengar penjelasan dari Daisy, baik Dara, Alona, maupun Luisa saling melempar pandang satu sama lain, kemudian Alona dan Luisa menggelengkan kepalanya pada Dara menandakan bahwa ia tidak mengenal laki-laki dengan karakteristik yang disebutkan oleh Daisy barusan di kelas mereka.

Detik setelahnya Luisa menjentikkan jarinya kala mendapatkan ide agar mereka bisa cepat mengetahui bahwa Keynan ada atau tidak.

"Keynan duduk di bangku mana?" tanya Luisa berharap Daisy menjawabnya cepat agar ia segera tahu kebenaran ini.

"Di kursi belakang dekat dengan jendela."
Mendengar penjelasan dari Daisy, sontak Alona dan Luisa membelalakkan mata kaget. Saling pandang beberapa saat sebelum akhirnya mereka bergidik ngeri bersamaan, hal itu membuat Dara menaikkan alisnya terkejut dengan reaksi kedua remaja itu setelah ,mendengar jawaban dari Daisy.

"Daisy, kursi belakang itu kosong sejak beberapa bulan yang lalu," ungkap Luisa sedikit ngeri. Mendengar hal itu sontak Dara menutup mulutnya kaget dengan Daisy yang mengerenyitkan dahi.

"Kalian bercanda, ya?" tuduh Daisy. Jujur saja, Daisy sangat ingin berteriak di hadapan mereka bahwa Keynan adalah laki-laki yang nyata.

"Iya, Daisy. Pemilik kursi belakang itu sudah pindah dari sekolah kita beberapa bulan yang lalu karena ia harus ikut ayahnya ke luar kota. Lagi pula, pemilik kursi kosong itu adalah wanita Daisy, namanya Lana. Apa kau tidak mengenal Lana?" papar Alona yang sukses membuat Daisy kini menaikkan alisnya heran.

Dara terdiam beberapa saat kala melihat Daisy seperti orang yang kebingungan. Dara tahu siapa Keynan, pasalnya ia pernah mengalami hal yang sama seperti Daisy saat dirinya belum menikah dengan Aldo. Diraihnya lembut bahu Daisy lalu ia kecup keningnya, membuat Daisy terheran dengan kelakuan Dara yang tiba-tiba.

"Apa selama ini kamu merasa kesepian, Daisy?"

-00-

Daisy masih tidak percaya dengan ucapan Dara yang mengatakan bahwa Keynan sebenarnya tidak ada. Daisy akan membuktikan sendiri kepada mereka bahwa memang Keynan adalah laki-laki yang nyata. Kini, Daisy berlarian di koridor kelas untuk segera sampai ke kelasnya dan menemukan Keynan di sana.

Namun, saat dirinya tiba di kelas, Daisy tak menemukan Keynan di kursi belakang itu. Kursi itu memang nampak kosong dan tak berpenghuni. Mendadak tubuhnya lesu lalu memilih untuk duduk di kurisnya dan menunggu Keynan datang. Mungkin saja laki-laki itu telat datang.

Delusi Daisy Where stories live. Discover now