Aku menggigit bibirku
Gugup, takut
Ini bukannya ujian
Lebih buruk dari itu
Kutatap kotak merah di tanganku
Kuharap sandwich biasa ini terlihat sedikit spesial
Karena memang untuk yang spesial, haruslah yang spesial
Tap
Langkah itu menyadarkanku
Punggung itu memperlambat gerakannya
Meski tak tahu untuk apa, aku tetap menahannya
Mencekal pergelangannya selagi masih terjangkau
Sosok itu berbalik, kuyakin matanya menelusuriku
Aku menunduk dalam
Kuulurkan kotak merah itu
'Elta, Eltaza. Mohon diterima. Terima kasih sudah menemaniku selama lima hari itu.'
Akhirnya, aku berhasil bersuara
'Mungkin yang kau maksud lima puluh sembilan hari.'
Aku mengangkat wajahku cepat
'Alza.' Lalu disambutnya uluran kotakku.
'Namaku Alza, jika kau ingin tahu. Aku tak akan menunggumu menanyakannya. Ah, tidak. Aku sudah lelah menunggu selama lima puluh sembilan hari.'
Apa itu artinya dia...
'Bahkan walau kita berjalan beriringan, dengan tanganmu di genggamanku.
Kukira itu bisa membuatmu berucap. Tapi nyatanya kau tetap diam. Aku lelah, Eltaza Syafira. Aku lelah beradu bungkam denganmu. Aku lelah menahan diri untuk tak menatapmu, hanya karena kau berjalan di belakangku. Aku lelah berusaha membuat kau berbicara, setidaknya menyapa. Aku lelah berusaha tak peduli. Kau sudah mengalihkanku sejak lima puluh sembilan hari yang lalu.'Speechless...
Dia bukannya tak tahu
Sekarang rasa sesal itu datang
Tentang aku yang terlalu takut melangkah
Terlalu pengecut untuk menyapa
Terlalu lama bungkam
'Hey, kau masih tak mau berkata apa pun?'
Tidak, kali ini tidak
'Cobalah sandwich buatanku. Jika kau menyukainya, akan kubuatkan lagi untukmu.'
Dia membuka kotak merah itu dan melahap isinya dengan tergesa
'Buatkan aku satu setiap hari.'
Ia tersenyum setelah meminta
Senyum yang menular
'Tentu, tunggu seperti biasa.'
Dan kami berjalan beriringan
Kini tak ada lagi sunyi, hanya canda dan cerita
Tanganku yang berada di genggamannya membuatku tersadar
Dia selalu menyertakan hati dan jiwanya
Mungkin seluruhnya
Ah...
Kuharap akan selalu seperti ini
Sampai lima ratus tahun lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Way
Short StoryLima, hanya lima meter Dan lima puluh hari Selama itu kau selalu ada Terpaut lima meter dariku Mulai gang ini, dan lima ratus meter ke depannya Kita yang beriringan dalam kesunyian Kebungkaman yang enggan menghilang