7

149 9 6
                                    

Aku menggigit bibirku

Gugup, takut

Ini bukannya ujian

Lebih buruk dari itu

Kutatap kotak merah di tanganku

Kuharap sandwich biasa ini terlihat sedikit spesial

Karena memang untuk yang spesial, haruslah yang spesial

Tap

Langkah itu menyadarkanku

Punggung itu memperlambat gerakannya

Meski tak tahu untuk apa, aku tetap menahannya

Mencekal pergelangannya selagi masih terjangkau

Sosok itu berbalik, kuyakin matanya menelusuriku

Aku menunduk dalam

Kuulurkan kotak merah itu

'Elta, Eltaza. Mohon diterima. Terima kasih sudah menemaniku selama lima hari itu.'

Akhirnya, aku berhasil bersuara

'Mungkin yang kau maksud lima puluh sembilan hari.'

Aku mengangkat wajahku cepat

'Alza.' Lalu disambutnya uluran kotakku.

'Namaku Alza, jika kau ingin tahu. Aku tak akan menunggumu menanyakannya. Ah, tidak. Aku sudah lelah menunggu selama lima puluh sembilan hari.'

Apa itu artinya dia...

'Bahkan walau kita berjalan beriringan, dengan tanganmu di genggamanku.
Kukira itu bisa membuatmu berucap. Tapi nyatanya kau tetap diam. Aku lelah, Eltaza Syafira. Aku lelah beradu bungkam denganmu. Aku lelah menahan diri untuk tak menatapmu, hanya karena kau berjalan di belakangku. Aku lelah berusaha membuat kau berbicara, setidaknya menyapa. Aku lelah berusaha tak peduli. Kau sudah mengalihkanku sejak lima puluh sembilan hari yang lalu.'

Speechless...

Dia bukannya tak tahu

Sekarang rasa sesal itu datang

Tentang aku yang terlalu takut melangkah

Terlalu pengecut untuk menyapa

Terlalu lama bungkam

'Hey, kau masih tak mau berkata apa pun?'

Tidak, kali ini tidak

'Cobalah sandwich buatanku. Jika kau menyukainya, akan kubuatkan lagi untukmu.'

Dia membuka kotak merah itu dan melahap isinya dengan tergesa

'Buatkan aku satu setiap hari.'

Ia tersenyum setelah meminta

Senyum yang menular

'Tentu, tunggu seperti biasa.'

Dan kami berjalan beriringan

Kini tak ada lagi sunyi, hanya canda dan cerita

Tanganku yang berada di genggamannya membuatku tersadar

Dia selalu menyertakan hati dan jiwanya

Mungkin seluruhnya

Ah...

Kuharap akan selalu seperti ini

Sampai lima ratus tahun lagi

Same WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang