Chapter 4

1.4K 102 13
                                    

Unie...maaf kan kami jika sering membuat posisi unie menjadi sulit. (Shinhye pun Berdiri dan membawa kan tas Jihyo serta mengantar nya sampai pintu penthouse)

Ia sangat menyayangi kakak iparnya ini,  hanya kepada Jihyo lah ia dan Seyoung bisa bermanja2 dan menceritakan semua hal yang tidak bisa mereka ceritakan kepada appa dan oppa nya.

Pada Jihyo mereka seperti mendapat kasih sayang seorang ibu yang sudah lama tidak mereka dapat, apalagi Shinhye yang hanya sebentar saja merasakan kasih sayang ibunya,  karena ibu mereka meninggal saat Shinhye berumur 2 tahun.

Oh...Shinhye jangan berkata seperti itu,  kau tahu aku sangat menyayangi kalian berdua. ...dan betapa bahagia nya aku menikahi oppa kalian serta mendapat 2 adik cantik yang sangat terbuka pada ku, rasanya seperti mendapatkan jackpot. .. (ujar Jihyo haru dan memeluk Shinhye)

Unie..aku janji akan selalu berusaha membuatmu bahagia dan bangga memiliki kami,  gomawo unie... (balas Shinhye dengan mata berkaca2)

Jangan bersedih ne.... selama aku hidup aku akan selalu menjaga dan menyayangi kalian! Maaf unie tidak bisa menemani mu menunggu sampai mereka datang,  unie harus segera pulang,  kau hati2 ne,  jika terdesak kau bisa memencet tombol merah yang tersembunyi di dinding kiri ruangan kecil itu,  maka manager on duty akan menciptakan kondisi yang akan membantumu keluar dari ruangan ini. (Jelas Jihyo panjang lebar)

Ne unie... aku mengerti,  hati2 di jalan. (Jawab Shinhye ceria, membuat Jihyo sedikit tenang)

Dengan berat hati Jihyo pun meninggalkan Shinhye.

Terlintas timbul rasa khawatir dan perasaan tak nyaman di hati nya,  ingin rasanya ia mengajak Shinhye pulang dan meninggalkan rencana gila ini,  tapi ia juga tak ingin mengecewakan Seyoung.

Jam terus berlalu,  Shinhye mulai bosan dan hampir saja membatalkan niat nya membantu Seyoung, ketika tepat jam 9 telfon berbunyi dan Mr.Lee, manager on duty malam ini,  mengabarkan bahwa rombongan Woobin sudah tiba di loby.

Dalam sekejap beberapa petugas hotel datang dan mempersiapkan dan merapikan penthouse.

Mr.Lee menunjukan tempat per sembunyiannya yang merupakan ruang kecil tempat menyimpan extra bed.

Shinhye pun masuk ke tempat persembunyiannya yang rupanya sudah di persiapkan khusus agar bisa di kunci dari dalam. 

Ternyata cukup nyaman juga, karena ia duduk diatas 2 tumpuk extra bed empuk,  dan dari dalam ia bisa mengamati dengan jelas seluruh suasana di dalam penthouse,  karena pintu tempat nya masuk tadi adalah kaca yang jika dilihat dari luar berfungsi sebagai cermin dinding,  tapi dari sisi dalam tempat Shinhye berada ia bisa melihat ke luar....kira2 seperti kaca di ruang interogasi kantor polisi.

Ouhhh. ...Jihyo unie daebak. ..ia memang dapat diandalkan, ia mempersiapkan semuanya dengan baik, bahkan aku pun merasa sepertinya akan nyaman me rekam kegiatan namja 2 playboy teman Woobin oppa dari sini. (batin Shinhye)

Sebenarnya Shinhye tidak yakin dengan kecurigaan Seyoung pada tunangannya,  karena pada saat acara pertunangan mereka Shinhye melihat Woobin sebagai namja pendiam dan sama sekali tidak terlihat sebagai perayu wanita,  bahkan se waktu ia memperkenalkan diri terlihat tatapan mata Woobin seperti orang yang bersedih.

Mana mungkin orang seperti itu adalah seorang playboy.

Tapi menurut Seyoung, teman2 Woobin ini adalah anak2 band,  bahkan ada yang sengaja datang dari luar negri untuk menghadiri acara pesta bujangan ini.

Mungkin saja teman-temannya yang playboy apalagi dengan latar belakang anak band dan tinggal di luar negri yang identik dengan pergaulan bebas.

Semoga saja Woobin oppa tidak berbuat yang aneh2 sehingga tidak ada alasan Seyoung untuk membatalkan pernikahan nya yang tinggal 1 minggu lagi.

Shinhye tak sanggup membayangkan betapa malunya appa jika harus membatalkan pernikahan itu,  sementara undangan sudah disebar.

Lagi pula ia pernah mendengar percakapan appa dengan Yoochun oppa bahwa appa berharap dengan menikah mungkin Seyoung akan lebih sering berada di seoul,  tidak seperti sekarang ini,  ia selalu berkeliling ke berbagai kota bahkan ke luar negri sendirian, dengan tujuan yang tidak jelas dan membuat appa khawatir.

Life-Love-Pain-HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang