5

49 5 2
                                    

.
.
.
.
.

~Happy Reading~


###

"Duduk diem di sini!"

"Lu tinggal di sini?" tanya Abram sambil melihat ke sekeliling ruangan.
Namun tidak ada Jawban dari Zara.

Sambil menunggu Zara, Abram terus memperhatikan sekitarnya.
Ternyata Zara adalah gadis yang mandiri.
Di sebuah meja ada sebuah foto keluarga tampaknya itu keluarga Zara.

"Ngeliatin apa lo?" ucap Zara tiba tiba yang sedikit membuat Abram terkejut.

"Foto itu keluarga lu?" tanya Abram sambil menunjuk kearah foto yang di lihatnya.

Zara merespon lalu menoleh kearah tunjukkan Abram, lalu seulas senyum tergambar di bibir Zara.

"Iya, itu keluarga gw." singkat Zara lalu fakos pada luka Abram dan mengobati nya.

"Akhh pelan pelan." ringis Abram

"Iya ini pelan, lo aja yang lebay." sinis Zara.

Zara mengobati luka Abram dengan telaten mengoleskan obat lalu memperban luka itu, Abram hanya diam menatap kearah Zara.

Zara yang sadar terus di perhatikan oleh Abram, lalu mendongak dan menatap balik Abram.

"Kenapa? Masih sakit?" tanya Zara yang sudah selesai mengobati luka Abram.

Tidak ada respon dari Abram laki laki itu hanya diam dan terus menatap mata Zara.

Merasa tidak di respon Zara beranjak ingin menyimpan Kotak obat miliknya, namun belum sempat melangkah pergelangan tanganya sudah di genggam oleh Abram. Sontak Zara kembali menoleh kearah Abram.

"Kenapa lagi?"

"Kenapa gua gak pernah liat lu di sekolah, padahal sekolah kita sama." tanya Abram penasaran.

Tampak Zara menghela nafas lalu duduk di sebelah Abram, tapi tidak membuat Abram melepaskan genggaman nya.

"Ya iyalah lo gak tau gw soalnya gw jarang keluar kelas, kadang juga semua orang udah pulang gw masih stay di sekolah." jelas Zara

"Kenapa?"

"Karena, gw harus ngerjain tugas temen temen gw."

"Lah? Kok lu mau?"

"Karena itu semua gak gratis, jelasnya gw di bayar." jelas Zara lagi

Mendengar penjelasan dari Zara Abram tampak berfikir, melihat Abram yang diam Zara kemudian beranjak pergi berniat untuk menyimpan kotak obat miliknya.

Namun lagi lagi di tahan oleh Abram alhasil membuat Zara kesal.

"Lo kenapa sih gw mau nyimpen obat woi." ucap Zara dengan nada yang kesal.

"Jadi pacar gua."

"Hah? Gimana?"

"Lu harus jadi pacar gua!" ulang Abram

"Gak! Gw gak ada niat buat pacaran."tolak Zara lalu sedikit menghempaskan tangan Abram.

"Cuman pacaran di depan nyokap gua aja."

"Gila ya lo? Itu namanya penipuan."

"Bodoamat, gua gak mau di jodohin."

"Bukan urusan gw."

"Gua bayar sesuai kemauan lu!"

"Maksud lo apa? SETUJU!"

Melihat respon Zara yang tiba tiba berubah membuat Abram terkekeh sangat lucu menurut nya.

4A[on Going]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang