Beberapa hari setelah kematian Ginan, Juna mencoba untuk ikhlas dan tegar menghadapi kesedihan. Kesedihan ia tak lama hilang dari hatinya, air mata yang berceceran pun hilang seketika. Setiap hari, Juna sering mengikuti lomba-lomba online tingkat nasional. Sudah banyak lomba online yang diikutinya yakni olimpiade sains dan juga melukis. Tapi, masih juga belum berhasil, banyak waktu untuk ia berusaha menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Juna memiliki hobi melukis tak heran jika ia berbakat dibidang tersebut, namun prestasi ditingkat nasional belum bisa ia capai. Juna mempunyai cita-cita sebagai arsitektur ternama serta ingin membangun rumah dan firma desain sendiri.
Sudah banyak olimpiade telah ia ikuti, dan ia juga mempunyai teman di berbagai daerah. Salah satunya Fitri, Fitri adalah orang pertama yang Juna hubungi lewat WhatsApp. Fitri adalah seorang remaja perempuan yang berasal dari Pulau Sumatera tepatnya di Kota Bengkulu. Sudah banyak juga olimpiade tingkat nasional yang pernah Fitri ikuti, bahkan ia pun pernah mendapatkan predikat medali emas. Juna ingin dekat dengannya, baginya Fitri adalah sosok orang yang baik serta pintar dan patut ia contoh.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat sudah saatnya Juna masuk sekolah. Liburan Juna dihabiskan dengan mengikuti olimpiade online. Disekolah Juna kadang menyendiri, ia sering dibully oleh teman-temannya. Bahkan, saat ia mengikuti lomba-lomba pun teman-temannya selalu mengejeknya karena Juna gagal terus "yhahh kasian gagal terus, kalo terus gagal mah sekalian gausah ikutan hahahah," cakap temannya.
Pulang sekolah Juna bergegas menghubungi Fitri dan berbincang tentang isi hatinya. Kedekatan mereka bagaikan kepompong namun jarak memisahkan. Sepanjang malam Fitri selalu menemaninya untuk belajar serta berbincang lewat ketikan handphone. Angin malam berbisik kepadanya menemani suasana malam itu.
"Fitri, gue rendah banget di matematika, tolong bantuin lah ini gimana ya," isi ketikan Juna, ia pun memotokan tugas soal matematikanya kepada Fitri.
"Oh iya, bentar...gue juga masih sedikit lupa," jawabnya.
"oke, gue tunggu ya!" Juna membalasnya.
Fitri membalasnya dan mengirimkan foto rumus-rumus dan cara yang ia hitung. Juna pun mengerjakan dengan teliti, apa yang tidak dimengerti olehnya Juna selalu bertanya kepada Fitri, mengingat Fitri adalah orang yang pinter dan selalu juara kelas. Seketika Juna tertawa melihat beberapa ketikan Fitri yang typo, sungguh tingkah tersebut membuat ibunya Juna aneh melihatnya.
"Dek.. kenapa kamu tertawa sendiri?" tanya ibunya, raut wajahnya dipenuhi keanehan.
"Engga mah hehe...," sahut Juna.
"Yang bener... kalo engga kenapa-kenapa kok ketawa sendiri kayak orang gila," ibunya menjawab sembari menertawakannya.
Juna menjawab ibunya, ia memberi tahu bahwa ia mempunyai teman virtual. Tiba-tiba tak sengaja kakak Juna datang dan menertawakannya "ada-ada saja" katanya. Ibunya pun menanyakan kepada Juna bahwa temannya laki-laki atau perempuan. Juna menjawabnya temannya adalah perempuan ia bernama Fitri.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNATRI [On Going]
Novela Juvenil[Belum direvisi, revisinya setelah tamat] Banyak orang bilang, virtual tidak akan bertahan lama. Mendengar seperti itu, Juna dan Fitri akan membuktikannya bahwa virtual yang bertahan lama itu ada bahkan bertahun-tahun lamanya sampai bertemu. Mereka...