Emiliana: Dear Mama (part 1)

32 1 0
                                    


"Emiliana, cepet bantu mama. Ini mama kerepotan bawain bukumu nak. Cepet sini!!"

Suara Mama Devi terdengar hingga kamarnya Emilia. Tapi percuma saja, Emilia masi tertidur pulas. Mau dipanggil beberapa kalipun, tidak akan terdengar sampai ke kuping Emilia.

*Notif Call dari Mas Doi
*2 missed Call dari Mas Doi

"Gawat...!!, Mas Awan nelpon aku.... Ihhh kenapa ga dicall lagi sih?!" (Berharap ditelpon lagi)

"Mbak!, itu loh dipanggil mama daritadi malah ga bangun-bangun. Mama udah bawain buku-buku kamu itu loh, dibantuin apa gimana kek...? Malah tiduran mulu kerjaannya", cerewet adik Emilia, yaitu Fania.

Emiliana pun bergegas untuk menemui mamanya yang sedang kerepotan membawa buku-buku paket Mata Pelajaran milik Emilia.

"YaAllah... Kamu tu ya kerjaanya tidur mulu, masa ga malu sama Awan. Itu daritadi Awan nelpon kamu karena tadi pager rumah kamu kunci, gak kamu bukain. Dia udah repot-repot bawain buku kamu tuh..", cerewet Mamanya kepada Emilia. "Iya iya maaf, tadi aku tu lagi nungguin dia ma, sambil nonton drakor favorit aku. Karena dia juga lama makannya aku ketiduran jadinya".

FLASHBACK

Setelah beberapa hari Emilia bersekolah, Dia beserta teman-teman sekelasnya diberitahukan tentang pengambilan semua buku paket Mata Pelajaran yang harus diambil mulai besok. Ketua kelas mereka, yaitu Kinan memberitahukan hal tersebut disaat jam Istirahat berlangsung.

"Guys, jangan lupa besok buku paket udah kita bisa diambil di perpus ya!!. Ngambilnya jangan rame-rame, satu-satu aja yang tertib juga!!".
"IYA, SIAP IBU KETUA", Ujar siswa kelasnya

Disamping itu, Emilia dan Aghniya sedang asik mengobrol tentang masa-masa MPLS mereka.

"Emil, tau ga sih mil. Kemaren jumat aku disamperin sama Kak Reki. Sumpah seketika jantungku berdebar-debar ga karuan, melihat kegantengan dia didepan kelasku....ahhh rasanya pengen terbang aja aku", ucap Aghniya yang begitu bahagia bertemu aku (padahal cuman nanyain kelasnya doang, elah).

"Si Reki lagi, si Reki lagi... Bosen aku dengernya. Justru kemaren Jumat tu harusnya kamu ikut aku ke koridor depan XII IPA 2, Niya", ucap Emilia dengan senyumnya yang lebar. "Eh, Emangnya ada apa sih Mil?", tanya Aghniya yang penasaran

"Ya jelas dong, liatin ayang -aku yang ganteng nan cool. Ganteng banget sumpah liatin dia yang lagi pemanasan saat ikut Pramuka. Trus siapa tau kan... Kamu kepingcut sama anak Pramuka kayak aku, soalnya keren-keren semua loh... Ga kayak si Reki, Remahan Krikil itu..", jawab Emilia yang sedang membangga-banggakan dirinya yang berpacaran dengan Awan sekaligus mengejek diriku.

Esok hari telah tiba

Dipagi yang cerah nan indah, Emiliana terbangun dari tidurnya. "Hoammhh... Jam berapa ini? Loh heh! Kok jarung pendeknya udah di angka 8 nih? AKU KESIANGAAN ASTAGA..!!", Emilia terkejut dan mulai berlari mengambil seragam miliknya. Mamanya sendiri tidak kaget melihat putri sulungnya itu bangun kesiangan. Bagaimana tidak, Semalaman penuh Emilia hanya menghabiskan waktunya untuk menonton drakor favoritnya hingga larut malam.

"PR kamu sudah kamu kerjain, Mil?", tanya Mamanya kepada Emilia. "Udah Ma, semalem aku juga udah minta tolong kak Awan buat bantuin ngerjain PR-ku".

"Itu Awan bantuin kamu? Atau Awan justru yang kamu suruh kerjain semuanya? Hmm..?". Emiliana pun terdiam, tanpa mengatakan hal yang sebenarnya.
(sudah jelas kalau yang mengerjakan PR-nya adalah Awan saja)

Emiliana bergegas untuk berangkat ke sekolah. Tiba- tiba dering HP miliknya berbunyi, ternyata Aghniya menelponnya. "Halo Mil, kamu dimana? Ini gerbang sekolah udah mau ditutup loh..kalo kamu gak cepet- cepet, kamu ga boleh masuk nanti". Emilia yang mendengar hal itu pun pasrah akan keadaan yang dialaminya. Dia kembali masuk ke kamarnya untuk melepas seragam sekolahnya.

"Loh Mil, kok malah balik ke kamar lagi? Ini udah jam berapa?". Emilia hanya menangis dan berkata, "Ah.. Males Ma, hari ini aku ga mau sekolah. Udah telat juga, harusnya mama berusaha bangunin aku juga dong". Emilia memalingkan wajahnya dari mamanya. Dia menyalahkan mamanya, karena dia kesiangan. Mendengar hal itu, mamanya pun juga merasa bersalah terhadapnya. Awalnya, karena alarm milik Emilia sudah berbunyi mamanya berpikir dia akan terbangun. Ditambah lagi Awan juga sudah menelpon dia untuk bangun. Tetapi, entah kenapa pagi itu Emilia tak kunjung keluar dari kamar tidurnya. "Iya dek, mama yang salah. Mama pikir kamu sudah bangun, Awan juga sudah nelpon kamu berkali- kali juga kamu ga bangun- bangun, tuh".

*Beberapa saat kemudian

Disaat Awan sedang fokus memperhatikan pelajaran, telponnya berdering sampai membuat buyar dalam mengikuti pelajaran. Dia memeriksa siapakah yang menelpon dirinya itu. Melihat Emilianalah yang menelpon, Awan langsung mematikan HP sampai jam istirahat berbunyi. Awan begitu kesal, karena sejak pagi pacarnya itu tidak kunjung bangun. Padahal Awan sayang kepadanya, tapi Emiliana justru tidak menunjukan rasa sayang baliknya.

Diwaktu istirahat, Awan menelpon balik Emiliana. "Halo, kenapa tadi kamu nelpon?", tanya Awan kepada Emiliana dengan nada tinggi. "Aku..". Seketika Awan langsung memotong omongan Emilia. "Kamu tau gak?! Aku lagi jam pelajaran, itu tandanya waktuku buat belajar. Nanti kan juga bisa nelponnya, lagipula kamu juga udah aku telpon berkali- kali tetep belum bangun, kamunya!". Emiliana merasa takut dengan bentakan dari Awan. "Yaudah deh, maaf ganggu waktu kamu... Bye!", jawaban dari Emilia dengan kekesalannya. "Cepetan, mau bicara apa? waktu kamu 1 menit buat bicara!".

"Iya iya.. Tolong nanti pas pulang, ambilin buku paket mapel punyaku. Sekalian deh bawain Lemon Tea Boba". "Ada lagi pesanannya, kak? Hmmm".
"Gak, udah itu aja"

Dalam hati Awan berkata, "Gini amat jadi cowo, yang salah siapa yang harus tanggung jawab siapa".

Bel pulang telah berbunyi. Awan bergegas menuju ke Perpustakaan untuk mengambil buku pake mapel milik Emiliana. Berat buku- bukunya saja setara dengan membawa sekarung beras. Awan sedikit kesulitan untuk membawanya

Saat menuju parkiran, Awan meletakkan bukunya diatas jok motornya. Tak lama kemudian sahabatnya, Syakila datang menghampiri dia. "Wan, boleh minta sesuatu gak", tanya Syakila kepada Awan. "Boleh, kalau aku gak keberatan sih. Ada apa emangnya?"

"Uhmmm... Pulang bareng boleh gak? Soalnya papa aku hari ini gak bisa jemput aku". "Gak bisa deh, kayaknya. Soalnya aku juga sedang kerepotan bawa buku paket ini. Rencanya mau kuiket di belakang. Nanti kamu duduk dimana?", Awan menjelaskan kondisi dia saat ini tidak memungkinkan untuk menolong sahabatnya itu.

"Gimana kalau bukunya aku yang bawa dibelakang nanti, aku gak masalah kok".

"T-ttapi.."
"Boleh ya, Awan", Syakila menunjukan wajah memelasnya kepada Awan



To be Continued...

Note: Cerita ini akan memiliki banyak bagian(part), sekaligus memperkenalkan karakter- karakter dalam cerita.

Jangan lupa komen jika kamu suka cerita ini. Aku harap cerita ini bisa membuat kamu terhibur dan belajar menjadi "Remaja" yang bijaksana dalam melangkah.

Salam dari Reki dan Awan🙌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Do You SomeThing For Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang