Chapter Eleven; Let's make it up

2.7K 256 21
                                    

Ashel menghentakkan kakinya sembari berjalan menuju kantin untuk menemui Kathrin. Ia kesal, hatinya panas.

Kalian tahu apa yang membuatnya begini?

Ya, Adel.

Setelah selesai kelas tadi ia membuka ponselnya untuk sekedar melihat instagram, namun ketika melihat story mantan pacarnya itu ia mendadak kesal. Pasalnya Adel me-repost story yang entah milik siapa, tetapi yang jelas orang itu sangat cantik, dan dalam story itu adalah foto mereka berdua yang saling merangkul dengan caption 'nice to know you💓💓',

Apa itu maksudnya? Apa mereka baru berkenalan? Tapi kenapa bisa langsung saling rangkul?

"Pake emot love segala lagi, dih najis, gatel!" Gerutunya sambil terus berjalan.

_

"Ohh.. Itu mah Kak Chika, temennya Kak Oniel kalo gak salah." Jawab Kathrin setelah Ashel menunjukkan Instagram Story Adel.

Apa-apaan ini? Apa Kak Oniel mencoba menjodohkan Adel-nya dengan orang lain? Pikirnya.

"Lagian lo kenapa deh? Cemburu?" Tanya Kathrin.

Ashel menganggup mantap, "iya lah,"

"Buset, Kesambet lo? Tumben amat,"

Ashel berdecak pelan, "ck, serba salah," Kathrin hanya terkekeh pelan sebelum berhenti dan meng-kode menunjuk ke arah belakang Ashel dengan dagunya.

Ashel mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya pada Kathrin.

"Ck, itu noh Kak Chika, yang pake outer kemeja item."

Ashel menoleh perlahan, dan benar saja, itu orang yang ada di foto dengan Adel, bajunya pun sama. Berarti mereka belum lama ini bertemu dan berfoto bersama.

"Cantik ya, Shel?"

Ashel menoleh sinis pada Kathrin, "cantikan gue."

"Dih, najis pede. Eh kayaknya mereka lagi PDKT-an deh, tapi cocok juga ya gak sih?"

"Gak."

"Anjir lah, lo mah gak mau sehati mulu sama gue,"

"Bodo."

_

Adel mulai risih dengan pertanyaan-pertanyaan Oniel sekarang, sedari tadi ia terus saja menanyakan bagaimana Chika.

"Ya apanya sih yang gimana, Kak? Lo mah gak jelas, ah,"

"Ya gimana? Cantik, kan? Naksir gak lo?"

Adel menggeleng heran, "gue baru ketemu sekali doang, Kak, ya masa langsung naksir."

"Ya siapa tau cinta pandangan pertama, gitu."

"Gak lah anjir, otak gue masih diisi penuh sama Ashel."

"Ya elah, sini deh otak lo gue kuras, isinya kotor semua, anjir."

Adel menekuk bibirnya ke bawah, "ah, tega lo mah, Kak."

"Idih, si najis. Udah ayo ke kantin, gue laper."

Adel mendengus pelan sambil menuruti kemauan Oniel yang menyeretnya ke kantin.

_

Adel berdecak malas saat melihat keadaan kantin yang begitu ramai, bahkan tak ada meja kosong di sana, apalagi banyak sekali kebisingan dari orang-orang itu. Menyebalkan, ia tak suka keramaian.

"Kak, pindah aja, yuk? Rame banget, sumpek anjir." Usul Adel.

Oniel menggeleng, "tanggung lah, nebeng aja ayo, siapa tau ada yang gue kenal."

Lagi-lagi Adel menurut dan membiarkan pergelangan tangannya ditarik oleh katingnya itu.


Dari kejauhan Ashel bisa melihat Adel dan Oniel yang berjalan sambil menengok kanan-kiri, sepertinya mencari bangku kosong.

Ashel dan Kathrin yang semulanya akan pergi setelah makan segera membatalkan niat, keinginan Ashel tentunya. Kathrin mengerutkan keningnya bingung, "Kenapa?"

"Ssttt, diem. Kita nanti aja cabutnya."

"Lah, tadi lo yang pengen-"

"-Del!" Panggil Ashel sambil melambaikan tangannya ke udara.

Kathrin menoleh ke arah Ashel memanggil, "oalah, mau caper." Gumamnya.


Adel yang merasa terpanggil segera menoleh, dan mendapati Ashel yang melambaikan tangannya sambil tersenyum manis. Ah, rupanya gadis cantik itu sudah pulih dari sakitnya.

"Dih sok asik amat, gak usah disamperin, kita cari tempat lain aja." Kata Oniel.

Adel menepak pundak Oniel pelan, "jangan gitu, Kak, niatnya dia baik itu."

"Orang niatnya mau caper gitu dih, keliatan dari mukanya noh,"

"Brisik ah, ayo kita duduk di sana aja, gue juga pegel jalan mulu."

Kini Adel yang menarik tangan Oniel ke arah meja Ashel dan Kathrin, "kita boleh ikut duduk di sini?"

"Boleh, boleh," Jawab Ashel.

"Kata Kathrin gak boleh," Sahut Oniel.

"Lah? Boleh aja kali, kapan gue ngomong gitu?"

Ck, tidak peka memang. Oniel padahal berharap diusir, karena matanya tadi tak sengaja melihat keberadaan Chika di meja yang tak terlalu jauh.

Kan seru kalo Ashel nanti liat Adel deket sama orang baru, pikirnya.

Adel dan Oniel duduk bersebelahan, sedangkan Ashel dan Kathrin duduk berheapan dengan mereka.

"Kalian baru mau pesen atau udah beres makan?" Tanya Adel yang tak melihat ada makanan maupun minuman di meja

"Baru mau pesen, ya kan, Kath?"

Kathrin memutar bola matanya malas kemudian mengangguk, "iya, ini baru mau pesen." Gagal sudah dietnya hari ini gara-gara Ashel.

Dengan begitu mereka akhirnya memesan makanan, dan Ashel dengan senang hati memakan ayam geprek porsi keduanya, sedangkan Kathrin hanya memesan es teh manis.

"Kalo udah gak kuat jangan dipaksain, Shel. Makan mie ayam aku aja nih."

"Gak usah, aku masih kuat makan, kok," Jawabnya.

"Kamu udah kepedesan gitu, nanti kalo sakit perut gimana?"

"Ya tinggal sakit perut elah, lebay amat." Sahut Oniel.

"Tau tuh," Lanjut Kathrin.

Ashel hanya mendengus pelan, orang-orang ini emang gak bisa kayaknya liat dia senang sedikit. "Ini gak pedes kok kalo kamu yang nyuapin." Ujar Ashel pada Adel.

"Idih, enggak-enggak, tangan Adel anti cabe-cabean." Jawab Oniel.

"Udah sini gue aja yang nyuapin, Shel. Gue dorong sampe masuk lambung tuh ayam geprek." Ujar Kathrin.

Adel hanya bisa tertawa mendengar jawaban-jawaban nyeleneh dia orang ini, "udah ah, lo pada rese banget sih, kasian Ashel tuh."

"Tau Del, rese banget mereka ke aku." Rengeknya.

"Dih, najis banget gue liatnya." Kata Kathrin yang diangguki Oniel.

Sudahlah, biarkan empat remaja beranjak dewasa ini menikmati keharmonisan yang sebelumnya tak pernah terjalin. Mereka seakan lupa perasaan-perasaan benci dan sakit yang diterima satu sama lain. Tak apa, berdamai itu bukan hal yang buruk, kan?

Walau tak tahu apa yang akan datang di hari berikutnya, biarlah mereka berdamai, berbahagia, dan bersenda gurau untuk sekarang ini.

🍁🍂





________
Alur mulai gak jelas, ceritanya makin melenceng, hadeh pusing saya 😀😀😀

Aku biasanya segera ditamatin kalo ceritanya mulai melenceng, karena takut ceritanya makin kemana-mana dan mulai gak enak dibaca. Kalian setuju gak kalo cerita ini tamat di beberapa chapter lagi?

Besok aku gak up ya, sorry, jumat ada kegiatan terus huhu😩🙏

Déjà Vu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang