Chapter Six; A day with you

2.5K 280 22
                                    

Hari ini Adel free, harusnya ada satu kelas tapi harus dicancel karena Dosennya yang berhalangan datang. Sedangkan Ashel baru saja selesai dengan tempurnya beradu argumen dengan Dosen.

"Kenapa tuh muka? Kusut amat." Tanya Kathrin yang melihat wajah Ashel yang kecut.

"Bete gue, si Karyo itu emang deh ya, kalo aja beasiswa gue gak bakal dicabut udah gue colok tuh matanya pake jempol kaki."

"Kenapa lagi dia?"

"Lo tau kan dia kalo lagi ngejelasin pasti gue mulu yang ditanya?" Kathrin mengangguk.

"Nah tadi gue agak negur dong, capek lah gue kalo apa-apa gue mulu yang ditanya. Padahal ada puluhan orang di dalem kelas, yang ditanya kenapa harus gue mulu?"

"Terus, terus?"

"Ya abis itu dia marah, kamu ya saya tanya terus karena katanya kamu pintar, kamu kan dapat beasiswa, kalo kamu gak suka kamu keluar saja sana! Gitu katanya, Anjing banget emang, main usir-usir gue sembarangan."

"Lah anjir, ahahaha, terus ini lo keluar karena udah beres kelas atau kabur?"

"Udah beres kelas lah, mana mungkin gue kabur, kalo beasiswa gue dicabut nanti bayar pake apa gue?"

"Iya sih. Lo masih ada kelas?"

"Gak ada, gue mau langsung cabut deh, ya?"

"Dijemput Adel?"

"Enggak, tapi gue mau ke apart dia, mau ikut?"

"Gak ah, gue gak mau ganggu orang yang mau berzina."

"Mulut lo, ya!" Jawab Ashel menabok pelan mulut Kathrin.

_

Walau berteman lama dengan Kathrin, Ashel tetap saja lelah jika harus berurusan lama-lama dengan gadis tengil itu.

Saat ini Ashel akan mengunjungi Adel di apartemennya, memang sudah janji akan menonton film bersama.

"Jangan dulu pesen gojek lah gue, beli cemilan aja kali, ya?"

Selagi ia berjalan, sesekali Adel bertanya lewat pesan tentang kapan Ashel akan datang. Ashel hanya membalas seperlunya, agak sulit berbalas pesan sembari jalan.

_

"Akhirnya kamu dateng juga, aku kira kamu gak jadi dateng," Ujar Adel yang melihat Ashel memasuki apartemennya.

"Jadi, kok." Jawabnya sambil merentangkan tangannya, meminta dipeluk. Tentu disambut dengan senang hati oleh Adel.

Ini agak asing menurutnya, tidak biasanya Ashel begini, "tumben amat manja gini, kamu lagi kenapa?"

"Jangan banyak tanya, aku lagi pengen dipeluk." Adel hanya terkekeh pelan sambil mengangguk, "oke, oke."

Ashel melonggarkan pelukannya dan mendongakkan kepalanya, "aku beli cemilan tadi, makan, yuk sambil nonton?" Adel mengangguk, "ayo."

Saat ini Adel dan Ashel sudah duduk manis berdampingan dengan remote di tangan Adel, "mau nonton apa, sayang?" Ashel tampak berfikir sejenak sambil mengeratkan pelukannya pada lengan kiri Adel.

"Hm... Coco?"

"Shel, kita nonton Coco udah lebih dari tiga kali loh?"

"Ya emang kenapa? Aku suka, kok."

Ya sudahlah, toh film kartun produksi Pixar dan dirilis oleh Walt Disney itu bukan film yang buruk. "Okay, kita nonton Coco, ya?" Ashel mengangguk setuju.

Tak pernah berubah, Ashel selalu tersenyum lebar setiap menonton film ini, walau sudah berkali-kali ia menamatkan film ini, tetap saja ia tertawa dan menangis di adegan-adegan yang ia sudah hafal betul jalan ceritanya.

Tapi ada satu perubahan, kali ini Ashel menonton sambil terus memeluk lengan Adel dan menyandarkan kepalanya di pundak Adel. Jujur ia merasa pegal, tapi kali ini ia tak mengeluh, ia rela kalau setelah ini badan sebelah kirinya kaki dan sakit.

Mohon dimaklum, namanya juga anak muda.

"Kamu pegel, ya?" Tanya Ashel.

"Bohong kalo aku bilang enggak, tapi gak apa, aku seneng kok kamu nyender terus gini." Ashel terkekeh pelan, dan tetap menyandarkan kepalanya di bahu yang terasa nyaman itu.

Adel mengulirkan tangannya, mengambil ponsel Ashel yang berada di meja di depannya, "Shel, foto yuk?" Ashel menoleh, kemudian mengangguk, "ayo."

Adel mengambil angle sebisanya, karena agak sulit dengan posisi Ashel yang masih bersandar, "Say cheese?"

"Cheese!"

Beberapa foto sudah mereka ambil, berbagai pose sudah mereka lakukan, jujur saja pasangan ini terlihat begitu lucu sekarang. Siapapun yang melihat mereka sekarang ini tak akan menyangka bagaimana sebenarnya hubungan mereka yang tak sehat ini.

"Coba liat fotonya, bagus gak?"

"Bentar aku liat,"

Adel membuka hasil foto-fotonya, menggesernya satu persatu, memperlihatkannya pada Ashel. Tapi, tak sengaja tangannya menggeser sekali lagi, matanya langsung dapat melihat gambar yang tak seharusnya ia lihat.

Ashel segera merebut ponselnya di tangan Adel, mematikan, dan menyimpannya.

"Shit,"

"Kamu masih nyimpen fotonya Azizi?"

🍁🍂


_____
Guys sorry, sumpah aku lupa kalo hari ini hari selasa huhuu😩

Btw aku abis bagi raport dan ranking 2 loh, aku masuk daftar siswa eligible juga, ucapin selamat dong hehe (saya orangnya emang agak haus pujian🙏🙂)

Aku seharian ini nyari info tentang universitas impian aku, makanya gak inget mau update di sini.

Kalo aja gak ada yg ingetin di DM mungkin aku gak bakal update hari ini. Thank you ya yang udah ngingetin 🌹💐




Déjà Vu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang