Warning! This story is full of the Owi's imagination. The characters here are fictitious and not real. Happy reading everyone^^
__________________________________
Ini sudah 2 jam berlalu sejak Juyeon mengantar Somi kembali ke rumah dan selama itu Johnny mengomel padanya.
"Aku ingatkan padamu jangan bergaul dengan Juyeon."
"Atas dasar apa kau melarangku!" bentak Somi kesal. Dia sampai melempar gelas minumnya ke lantai.
"Kau bukan ayah kandungku! Kau tak punya hak apapun!" teriaknya.
"Juyeon satu-satunya yang baik denganku. Dia selalu melindungiku dan sekarang kau ingin aku menjauhinya? Satu-satunya orang yang bisa membuatku betah di sekolah hanya dia!"
Johnny tak mengatakan apapun sampai Somi mengeluarkan semua keluh kesahnya. Dia memang bukan ayah kandungnya tetapi Johnny mengemban tanggung jawab untuk mengurus nya hingga dewasa.
"Kau tak pernah tau seberharga apa Juyeon untukku! Aku tidak mau kehilangan dia!" Somi terduduk di kursi dan menangis.
Johnny duduk di sebelahnya. Menatap Somi untuk beberapa saat. Sosoknya benar-benar seperti dia. Johnny membelai lembut kepala Somi.
"Maaf, tapi ini untuk kebaikanmu."
Somi menepis tangan Johnny darinya. Ia ingin berdiri tetapi Johnny menahan kedua tangannya dan menariknya ke bawah untuk duduk kembali.
"Dengarkan kata-kataku. Meski ini sulit, aku ingin kau melakukannya. Keluarga Lee itu bukan keluarga yang baik, mereka bisa mencelakaimu."
"Kau sendiri bekerja dengan Taeyong. Dia dari keluarga Lee juga kan!?"
"Taeyong dengan keluarganya Juyeon itu berbeda. Keluarga Lee yang aku maksud disini adalah keluarga dari Lee Juyeon."
Alis somi menukik bingung. "Lalu apa masalahnya?"
"Kepala keluarga mereka tidak diketahui identitas aslinya. Dia bukan orang normal seperti kita dan aku yakin Juyeon juga begitu."
Somi kembali menepis cengkeraman Johnny. Dia berdiri dan menuju tangga. "Cerita konyol. Kau bicara tanpa bukti mana bisa aku percaya padamu," kata Somi dan berjalan menuju kamarnya di lantai atas.
Johnny tak bisa membiarkan hal ini terjadi. Dia sudah lama menanti kesempatan. Sudah cukup kesabarannya. Salah seorang anak dari keluarga Lee brengsek itu ada di sekolahnya. Jika Johnny tak bisa membuat Somi menjauh dari mereka maka yang bisa dia lakukan saat ini adalah membantai mereka saru per satu.
Johnny menatap kapak yang ia simpan di gudang beserta topeng dengan wajah fake smile.
"Akan ku mulai dari yang termuda dulu."
Sementara di kamar, Somi termenung. Dia duduk diatas ranjang sambil memikirkan apa yang Johnny katakan barusan.
Sekelibat bayangan ingatan awal kedekatan Somi dengan Juyeon adalah di gudang kosong dengan keaadaan Somi hampir di perkosa oleh geng bermotor.
Saat itu Somi melihat Juyeon datang mendobrak pintu gudang hingga terlempar dan mengenai salah anggota geng bermotor itu.
"Aku datang karena kudengar ada pertunjukan disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
DREMEROR
Mistério / SuspenseDesas-desus mengenai teror di sekolah mereka ramai dibicarakan. Dream High School menjadi tempat yang harus dihindari ketika matahari tenggelam sepenuhnya. Tidak boleh ada satupun murid yang melanggar peraturan nomor 1 pada sekolah elit tersebut. Na...