NT-01

1.9K 387 24
                                    

⚠️Diutamakan Vote dulu ya sebelum baca!!!

***

Digelapnya malam yang indah, dipenuhi dengan bintang yang bertebaran. Suara dengungan musik beradu diikuti dengan banyaknya insan yang melinggak-linggukkan tubuh mereka disebuah club malam.

Begitu juga dengan seorang wanita yang menari ria diatas podium club malam itu. Wanita itu menari dengan sebuah gelas digenggamannya dan banyaknya pria yang mengelilinginya.

Para pria itu saling menatap dan mendelik memberi kode seperti merencanakan sesuatu. Beberapa menit mereka menari, tak lama dua orang dari para pria itu menarik pinggang sang wanita dan mengajaknya menuju kamar yang ada di club.

Dua pria itu tersenyum licik saat wanita yang mereka rangkul sudah berjalan sempoyan dan meracau, tapi yang tak mereka tahu bahwa wanita itu juga diam-diam tersenyum licik dibalik rambut yang menutupi wajahnya.

Saat ketiganya sampai didalam kamar yang disediakan didalam club itu dan hendak menerjang sang wanita, tiba-tiba wanita yang ingin mereka terjang menendang perut keduanya lalu tertawa kecil.

"Hehehe, suprise!" Serunya sambil bertepuk tangan.

Kedua pria itu meringis kecil sambil memegang perut mereka. Keduanya menatap marah pada wanita cantik didepan mereka karena merasa tertipu. "Jalang!" Teriak salah satu dari mereka dan menerjang wanita itu dengan pukulannya.

Hap!

Wanita itu menahan pukulan itu lalu memutar pergelangan tangan si pria dan menendang bokong pria itu sampai si pria terjatuh menabrak dinding lalu pingsan.

Sedangkan si pria satunya lagi berdecih sinis kemudian melayangkan pukulannya pada wanita itu tapi tidak terjadi karena si wanita yang lebih dulu menendang kepala pria itu dengan jurus beladirinya yang membuat si pria satunya itu pingsan juga.

Wanita itu tersenyum licik melihat kedua mangsanya jatuh pingsan lalu ia kemudian berjalan kearah dua pria itu dan merogoh saku dari dua pria itu.

"Lumayan, dua juta." Kekehnya setelah berhasil mengambil barang yang ia incar sejak tadi.

Setelah selesai mendapatkan barangnya, wanita itu pun berjalan keluar dari kamar lalu mengunci kamar dan pergi meninggalkan kamar itu.

Saat santai berjalan menuruni tangga club, tangan wanita itu tidak sengaja menyentuh tangan kekar yang entah kenapa memiliki sengatan kecil saat keduanya bersentuhan.

Ctzz...

"Akhh!" Ringis wanita itu memijit tangannya yang tersengat.

"Sara.."

Wanita itu mendongak saat nama kecilnya dipanggil. Matanya memicing untuk melihat lebih jelas siapa pria yang memanggilnya itu tapi tidak bisa karena terhalang oleh cahaya lampu yang redup.

Ya, nama kecilnya Sara dan nama lengkap wanita itu adalah Janella Saranggi.

"Darimana dia tahu nama kecilku?" Gumam Janella bingung tapi tak lama kemudian wanita itu mengangkat bahunya tak acuh.

Karena merasa tidak terlalu penting, ia pun memutuskan untuk berlalu dari sana meninggalkan 'seseorang' yang menatap dingin punggungnya.

Tapi sebelum itu, samar-samar wanita itu mendengar sesuatu yang kurang jelas tapi entah kenapa membuat hatinya bahagia dalam seketika.

Langkah kaki wanita itu yang tadinya hendak keluar terhenti karena secara tiba-tiba kepalanya berdengung nyaring tanpa sebab.

"Akh! Kepalaku..." Ringisnya menahan sakit.

Kedua kaki wanita itu terduduk lemas dengan masih meringis kecil. Wanita itu mencoba mengerjapkan matanya agar pandangannya tidak kabur, tapi yang ada pandangannya menjadi redup dan kemudian menggelap.

Bruk!

"Maaf.."

***

"Nghhh!" Lenguhan kecil terdengar dari bibir Janella Saranggi.

Janella mengerjapkan matanya dengan perlahan untuk menyesuaikan penglihatannya yang memburam. Beberapa detik setelah penglihatannya membaik, ia pun memandang kearah sekitar dengan nyawa yang belum terkumpul semua.

"Sejak kapan kamarku berubah menjadi mewah seperti ini?" Gumamnya bingung, tapi tak lama dari itu kedua bola mata Janella terbelalak setelah menyadari sesuatu.

"Kamarku? Mewah?" Gumamnya lagi dan tak lama ia berteriak histeris.

"Sial! Kenapa aku bisa ada disini! Kamar siapa ini!" Jeritnya tertahan lalu beranjak dari ranjang yang empuk itu.

Tok tok tok!

Janella memandang horor pada pintu besar yang ada disebelah kanannya. "Siapa?!" Teriaknya was-was.

Janella menatap pintu yang hendak dibuka itu dengan tangan yang ia gerak-gerakkan sebagai bentuk pemanasan agar tidak kaku ketika bergerak melawan.

'Mana tahu itu penculik?' Pikir Janella menduga-duga.

Saat sedang sibuk berpikir, Janella tidak menyadari jika seorang wanita tua masuk menggunakan pakaian pelayannya. "Selamat pagi, Nyonya."

"Anjing! Anjing!" Jerit Janella refleks karena terkejut saat sebuah suara menyentak lamunannya sedangkan si wanita tua itu mundur dua langkah dengan kepala yang menunduk.

"Maaf, Nyonya. Saya tidak berniat melakukannya." Ucap wanita tua itu memohon maaf.

Janella mengernyit bingung. "Nyonya? Namaku Janella, bukan Nyonya." Ujar Janella mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.

Wanita itu mengernyitkan keningnya bingung saat melihat uluran tangan dari gadis didepannya sedangkan Janella yang uluran tangannya tidak disambut merenguk kesal.

"Kau ini, tidak sopan sekali." Gerutunya yang dibalas tundukan maaf dari wanita tua itu.

"Hei! Tegakkan badanmu!" Perintah Janella yang langsung dituruti oleh wanita tua itu.

Janella menaikkan alisnya saat melihat sikap wanita tua didepannya ini kemudian menghela nafas panjang. "Sudahlah, sekarang jelaskan mengapa aku bisa ada dikamar mewah ini." Ucap Janella yang membuat kening wanita tua itu mengernyit.

"Apa maksud anda, Nyonya?" Tanya wanita tua itu bingung.

"Iya, maksudku itu, mengapa aku bisa ada disini? Ini kan bukan kamarku." Jawab Janella.

Wanita tua itu sedikit membungkuk. "Ini adalah kamar anda, Nyonya. Kamar pribadi anda."

Janella menggeleng cepat. "Bukan, kamar kosku tidak semewah ini." Jawabnya lagi.

"Tapi ini memang kamar anda, Nyonya. Coba anda lihat sekeliling kamar anda." Ucap wanita tua itu yang dituruti Janella.

Janella memandang kesekitar kamar itu tapi tidak ada yg berubah sama sekali. Berbeda jauh dibandingkan dengan kamar kos-nya yang seharga tiga ratus ribu perbulan.

Eh tapi tunggu dulu! Ada yang aneh dengan pantulan cermin itu!

Janella berjalan mendekat kearah cermin yang terletak di sudut kamar itu. Semakin dekat maka raut wajah Janella semakin berubah.

Raut wajah yang menggambarkan ketidakpercayaan.

Tangan Janella yang bergetar kecil terangkat dan menguyel pipinya kasar. "Tidak.." Gumamnya dengan kepala menggeleng tak percaya.

"TIDAK!!! DIMANA WAJAH LEMAH LEMBUTKU!!"

***

To be continue...

⚠️Jangan lupa masukkan ke perpus kalian! Diusahakan bakal sering Update kok:)

-Tanjungbalai, 20 Jan 2023-

Never Thought || (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang