Three

222 35 9
                                    

SasuHina area!
Naruto ©Masashi Kishimoto




Sasuke berangkat ke kantor seperti biasa, memasuki ruangannya dan merawat bunga matahari yang ada kini semakin bertumbuh besar. Mungkin besok atau lusa dia akan membelikan pot yang lebih besar.

Masih dengan senyumannya, Sasuke kini berkutit dengan kerjaannya. Kerjaan yang Sasuke rasa lebih ringan dari beberapa bulan lalu. Kalau dipikir-pikir dia juga sangat jarang menghadiri pertemuan ataupun rapat. Bahkan Sasuke hanya sesekali memantau lapangan. Kata Matsuri, yang merupakan sekretarisnya, semua rapat dan pertemuan di ambil alih oleh Itachi, kakaknya. Dan bukankah sekarang dia dan kakaknya menjalankan bisnis yang berbeda? Sasuke merasa aneh.


-

Hinata kuat. Dia wanita paling kuat dan tegar, juga tangguh dan paling sabar yang telah Garaa kenal. Sungguh, dia tidak habis pikir dengan sahabatnya, Hinata yang lebih memilih pulang ke kediaman Uchiha setelah sadarkan diri. Menghiraukan tubuh mungilnya yang penuh memar, juga keadaan fisik yang sangat memprihatinkan.

"Siapkan berkasnya. Aku sendiri yang akan menangani ini"
"Jangan gila! Uchiha brengsek itu hanya akan membuat Hinata menderita!" Garaa menatap datar Kiba yang masih dengan wajah penuh amarahnya.

"Jangan khawatir, kali ini aku pastikan Hinata selamat" setelahnya Garaa beranjak keluar, dia tidak akan membiarkan gadis yang ia cintai menderita lebih lama lagi. Meskipun dia harus melawan dunia sekalipun,dia akan menyelamatkan Hinata. Terdengar berlebihan memang, tapi untuk saat ini dia lebih memilih menjalani kepahitan agar Hinata bisa selamat.

'Hinata tolong bertahan. Ini membutuhkan waktu lama, tapi aku janji tidak akan menyerah'


-

"Nona Hinata!" Hanabi berteriak heboh melihat Hinata yang pulang ke kediaman Uchiha. Sudah tiga hari Hanabi merasa tenang karena Hinata dirawat oleh Shino dan sahabatnya di rumah sakit pribadi Aburame. Bagaimana bisa sekarang dia keluar? Hanabi tidak habis pikir!
"Nona Hinata! Kenapa anda kembali ke sini?! Tolong pergi saja dari sini, Nona!" Hanabi dengan air matanya memohon.

"Hanabi, kamu kena hukuman? Aku minta maaf" Hanabi menggeleng keras, dirinya memang di jadikan pengganti pemuas cambukan dan siksaan oleh Ino dan Sakura. Tapi, ini tidak separah yang Hinata dapatkan. Sakura dan Ino hanya memberinya cambuk, tidak lebih. Sedangkan Sasuke tidak peduli, Sasuke hanya melihat sekilas lalu pergi entah kemana.

"Ti-tidak! Saya mohon, pergilah, Nona. Luka anda akan semakin parah jika anda kembali" Hinata mengusap lembut pipi Hanabi yang terdapat luka, mungkin itu ulah Sakura atau Ino. Yang jelas luka itu sudah agak mengering.
"Hanabi, terimakasih" Hinata dengan senyum manisnya, melewati Hanabi dan memasuki kamarnya yang berada di lantai dua kediaman Uchiha.

-

Ini adalah hari Sabtu.
Dulu, Sasuke sangat menantikannya, dimana sepanjang hari dia bisa menghabiskan waktu bersama Hinata. Memulai pagi dengan bercocok tanam, di lanjut dengan berjalan santai mengelilingi kawasan rumah, memetik beberapa tangkai lavender dan mawar untuk hiasan rumah sederhana mereka, sarapan,  berbelanja, atau bahkan menikmati hari sampai tenggelam matahari dengan melihat anak-anak di taman bermain.

Tapi kali ini, entah kenapa Sasuke merasa kesepian. Bahkan Hinata tidak ada disampingnya sekarang. Sasuke bangkit, mengelilingi rumah sederhananya untuk mencari keberadaan Hinata. Sasuke merasa hampa, ada sesuatu yang hilang. Entah apa itu, yang jelas Sasuke ingat dirinya malah menangis melihat Hinata ada diantara hamparan lavender dan mawar di halaman belakang kediamannya.

Not ReadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang