Berangkat

27 3 0
                                    

Pagi hari pun tiba, kini semua penghuni Villa sudah terbangun walau belum semuanya beranjak dari kasur mereka.

"Jun, Jun, Jun! Bangun Jun, Kim Junkyu!" Seseorang yang tengah membangunkan Junkyu itu menarik nafasnya dalam, dan...

"KIM JUNKYU BANGUN!!"

...mengeluarkan suara berat ciri khasnya dengan nyaring.

"Satu, dua Ayam beranak guk guk!" Junkyu terlonjak kaget dari kasurnya hingga terpental ke lantai.

"Bwahahanjirr!! Nyampe latah tuh anak" ujar Felix tertawa puas melihat reaksi Junkyu.

Sementara itu, orang-orang yang mendengar teriakan Felix tadi sama kagetnya dengan Junkyu. Sampai sampai yang tengah minum pun hingga tersedak di buatnya. Kasihan.

"Si anjing, Lee Yongbok bangsat!" umpat Jaemin, selaku orang yang tersedak tadi.

"Uhuk! UHUK! Ehm.." Jaemin menepuk pelan dada bidangnya itu karna efek tersedak tadi masih ada.

"Jaem, lo gapapa?" Tanya Yoshi yang baru saja turun, dan menghampiri Jaemin di dapur.

"Ya, aman." Jaemin mengangguk sambil mengacungkan ibu jarinya. "Yang lain udah nunggu di depan Yosh, btw" ucap Jaemin memberitahukan bahwa yang lainnya tengah menunggu mereka yang masih berada di dalam Villa.

"Ah, ya. Thanks Jaem. Lu juga sebaiknya langsung ke depan." Yoshi pun dengan menenteng ransel khusus yang ia bawa pun melangkahkan kakinya ke halaman depan.

Untuk info saja, orang yang tersisa di dalam Villa hanya beberapa, dan itu pun kurang dari setengahnya. Hanya tinggal Junkyu yang masih bersiap dan Felix yang menunggunya, Asahi yang masih mengecek barang-barang perlengkapan untuk nanti Camp, Yangyang dan Haechan yang masih berebutan kamar mandi, dan Jaemin yang kini masih di dapur. Namun sepertinya Jaemin sebentar lagi menyusul Yoshi untuk keluar Villa.

Hingga beberapa saat kemudian, mereka berdua puluh tiga kini sudah rapi dengan perlengkapan untuk camping yang mereka bawa di depan Villa.

"Semuanya udah? Gak ada yang ketinggalan barang-barang yang bakal dibutuhin nanti? Udah double check, kan?" Tanya Jihoon selaku ketua Camp ini nantinya.

"Iya/Udah!" Jawab yang lainnya serentak.

"Ayo kalo gitu!" Han yang bersemangat melangkah duluan mendahului yang lain disusul oleh Junkyu "Nugguin apa lagi? Kuyy!"

Mereka pun berangkat dengan berjalan kaki untuk menuju ke hutan yang kata Chenle suasananya indah untuk Camping.












Sudah mulai lelah berjalan, Sanha akhirnya mengeluarkan suara untuk bertanya, "Chenle! Masih lama nih kita kesana?"

"Hooh bang. Gue juga lupa lupa inget jalan ke sana, ke gerbang masuknya maksud gue," ucap Chenle menoleh ke belakang, karna Sanha jarak 2 orang di belakangnya.

"Yang bener aja," celetuk Han.

Mendengar itu, Haechan menyahuti ucapan Han, "Rugi dong."

"Malah nyaut, si bege!" Ucap Jaemin berada tepat diantara mereka berdua, Han dan Haechan.

"Nying! Si Jaemin naha pala gue ditampol ogeb?!" Seru Haechan sambil memegang kepalanya.

Jaehyuk yang mendengar suara gaduh di belakangnya pun menengok, "Heh, udah buru jalan bang"

Kembali lagi pada berisan paling depan yang masih saja berdebat.

"Kan gue dah lama kagak kesininya. Maklumin aja apa susahnya sih"

Sanha yang mendengar penuturan otu pun menjawab, "Yeu.. masalahnya kan kita ngikut lu, Zhong Chenle."

"Iya dah, nanti kalau ada warga yang lewat gue tanyain" final Chenle.

"Nah! Gi--" belum sempat ingin menanggapi, ucapan Junkyu terputus oleh suara salah seorang temannya yang berada tak jauh dengannya.

"Permisi, pak, bu. Maaf mengganggu" sapa hormat Seungmin kepada pasangan paruh baya dihadapannya.

"Iya, ada apa ya?" Jawaban dari suami pasangan tersebut.

"Kami mau bertanya arah jalan menuju hutan ke sebelah mana, ya pak? Gerbang masuk untuk ke dalam hutan?" Kini giliran Soobin bersuara untuk bertanya.

Kedua pasangan paruh baya itu saling melirik satu sama lain beberapa detik, lalu menjawab pertanyaan dari Soobin.

"Ohh kalian tinggal ikuti saja jalanan setapak ini, dan jika ada jalur yang bercabang, maka kalian ambil jalur kanan. Dan ingat, jangan melakukan hal yang macam-macam di sana." Jawab sang suami tersebut sambil memeragakan kemana saja arah jalur menuju tempat tujuan para pemuda ini.

"Jika ingin berkemah jangan merusak atau mencemari hutan itu, juga setelah selesai kalian harus benar membersihkan tempat kemah kalian dengan rapi, bersih, dan seperti tak ada jejak kalian berkemah di sana. Apa kalian mengerti?" Dilanjut dengan istri pasangan tersebut yang menjawab, dengan memberi peringatan pada para pemuda ini.

"Baik, pak, bu. Terima kasih atas informasi dan peringatannya. Akan kami sampaikan juga kepada teman-teman kami yang ada di belakang." Kembali, Seungmin berucap.

"Sekali lagi mohon maaf telah menggangu aktivitas bapak, ibu." Orang yang berbicara terakhir itu Chenle. Lalu mereka bertiga berbalik, menghampiri teman-teman mereka yang sedang menunggu dibelakang.

Mereka pun lekas bergerak kembali untuk pergi ke tempat tujuan mereka, sebelum mentari mulai terik berada tepat diatas kepala mereka.





















"Lah? Yang bener aja. Masa hutannya kek begini penampakkannya?"..

°𖣰  ༅  ༅  ༅ 𖣰°

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang