Chapter 33 - Rest in Peace

846 68 0
                                    

🌻Happy Reading🌻
.
.
.
.

"Kata 'tidak' mungkin cocok untuk menjawab pertanyaamu. Aku menikahinya bukan berarti aku cinta, aku hanya merasa bersalah karena sudah membuat ayahnya meninggal. Yah, pembunuh yang sebenarnya adalah orang yang ada di hadapanmu."

Percekcokan antara Jungkook dan Jimin harus berakhir tragis. Tatkala Yaerin yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka secara tiba-tiba. Alhasil wanita itu pun harus mengetahui yang sebenarnya. Lantas dengan Jungkook? Tentu dia tak merasa bersalah. Sudah sepantasnya ia mengatakan sejak awal. Namun, yang lebih tragis yaitu saat Yaerin mengatakan bahwa ia sangat membenci Jungkook dan dibarengi dengan aksi percobaan bunuh dirinya.

Bekas sayatan memanjang tercetak jelas di balik kain kasa yang membungkus lengannya. Untunglah nyawa Yaerin masih sempat tertolong, meski sang empu beberapa kali mengalami sesak napas hebat. Sangat berbanding terbalik dengan Jungkook yang kini masih mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.

"Apa!" Teriakan Yaerin berhasil memenuhi dapur rumah mereka.

"Yaerin," lirih Jimin yang sebelumnya sempat memandang Jungkook satu sama lain.

Lantas Yaerin berjalan cepat kearah Jungkook dan berakhirlah pukulan telak berhasil mengenai wajah Jungkook yang langsung mengeluarkan darah segar. Jungkook memandang Yaerin dengan perasaan kacau. Ingin memukul juga, tetapi sama saja menurunkan harga dirinya. Alhasil, Yaerin yang harus bertindak di luar naluri manusia.

Wanita itu mengambil beberapa buah gelas di rak, kemudian menjatuhkan ke lantai hingga membentuk serpihan-serpihan yang banyak. Lantas, ia pun mengambil bagian yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

"Yaerin, apa yang kamu lakukan?" bentak Jungkook dan Jimin secara bersamaan saat melihat wanita di depannya sudah siap menggoreskan kaca ke lengannya.

"Ahh..

"Yaerin....."

Jungkook berusaha menghilangkan pikiran tersebut jauh-jauh, hingga suara klakson mobil berhasil membuyarkan lamunan Jungkook. Mengingat posisi Jungkook yang tengah mengemudi mobil di jalan raya yang terbilang cukup ramai. Sudah satu jam lewat dua puluh lima menit ia berjalan-jalan tanpa adanya tujuan yang pasti.

Semua itu Jungkook lakukan karena sebelumnya Jimin menolak Jungkook untuk ikut ke rumah sakit. Akhirnya Jungkook iyakan saja kemauan kakak iparnya.

Detik selanjutnya, ia berinisiatif untuk menghubungi Mina yang sudah lama sekali tak ada kabar. Ingat, Jungkook hanya coba-coba saja. Ia pun menekan tombol panggilan ke nomor telepon Mina yang sempat Jungkook hafal sebelumnya. Suara dering terdengar yang tandanya sang pemilik masih menggunakan nomor tersebut.

"Halo.. " suara seseorang dari seberang telepon berhasil memenuhi pendengaran Jungkook.

"Ah, apa kau pemilik nomor ini?" tanya Jungkook saat suara tersebut sangat berbeda dengan suara milik Mina.

"Tentu saja. Anda siapa dan mengapa menelepon saya?" tanya orang asing itu pada Jungkook yang masih terdiam bingung.

"Maafkan aku. Aku berusaha menghubungi kekasihku dan sebelumnya memang ini nomornya," ucap Jungkook.

"Sepertinya anda salah orang, tuan."

"Kau benar, aku salah ora-" Belum selesai berucap, tiba-tiba sambungan telepon sudah dimatikan secara sepihak. Membuat Jungkook kembali dibuat frustasi.

******

"Ayah, lebih baik tinggal di rumah saja. Biar aku yang bekerja." Terlalu khawatir dengan keadaan sang ayah yang beberapa bulan ini terjangkit penyakit. Entah apa penyakit yang diderita, mereka tak bisa memastikan. Mengingat ayahnya yang tidak mau jika dibawa periksa ke dokter. Membuat sang anak tak bisa melakukan apapun kecuali membeli obat biasa.

Vortex Of Passion [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang