12

148 29 5
                                    

Padahal, tanpa kedua orang itu tahu, kepala Jaemin sedikit terusik dengan pernyataan yang keluar dari mulutnya barusan.

Benarkah dia baik-baik saja?


"Gak asik banget! Padahal, kalo cemburu tuh bilang, lah Jaem," cibir Jeno begitu saja sambil mengeluarkan kentang dari plastik belanjaan dan memasukkannya ke wadah untuk dicuci di westafel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak asik banget! Padahal, kalo cemburu tuh bilang, lah Jaem," cibir Jeno begitu saja sambil mengeluarkan kentang dari plastik belanjaan dan memasukkannya ke wadah untuk dicuci di westafel. Jaemin tersenyum tipis, pria itu juga sibuk mengeluarkan telur dan menyusunnya di kulkas Chenle.

"Emang kalo gue cemburu bakalan berdampak apa? Dia sama gue baru kenalan, woy. Gak usah buru-buru, lah!" komentarnya lalu menyimpan lima butir telur di meja dapur sebelum tangannya yang lain mengambil mangkuk dan garpu.

Mark membuka jeruk yang ia ambil dari kulkas tadi, sambil bersantai duduk di kursi ruang makan, cowok itu menambahkan, "jangan buru-buru dan jangan lambat juga. Kalo lo buru-buru, nanti kayak Jeno. Kalo lo lambat, nanti kayak gue. Terjebak friendzone," ujarnya kemudian terkikik geli membuat Renjun malah menatap miris sahabatnya itu.

"Siapa bilang gue buru-buru? Karina sama gue kenal udah lama." Jeno berbicara saat mendengar namanya disinggung. Jaemin melirik sahabatnya itu. Kedua tangannya, sih lagi sibuk memotong kentang untuk dijadikan french fries, tapi Jaemin tahu Jeno kali ini teringat lagi dengan Karina yang meninggalkannya kuliah di luar negeri.

Mark tertawa, "jangan dibawa serius. Lo, kan tahu gue gak ada maksud apapun."

Jeno membalikkan badannya sebentar untuk memberikan Mark senyuman, "santai elah. Gue juga cuma koreksi."

Merasa suasana mulai tenang, Jaemin akhirnya kembali mengulum senyum. Kisah cinta sahabatnya ini memang tidak ada yang lurus semua. Mereka seolah diberikan ujian berkali-kali. Dimulai dari dirinya sendiri, yang diputuskan Minju beberapa tahun yang lalu tanpa penjelasan apapun. Kata Chenle, sih sudah jelas Minju memutuskannya karena keyakinan mereka berdua. Minju yang seorang muslim, dan Jaemin yang beragama Katolik. Jaemin sendiri memang tidak pernah menganggap persoalan keduanya sepele. Hanya saja, bukannya di dunia ini ada yang namanya diskusi?

Lagi dan lagi, pernyataan Jaemin di kepalanya nyatanya di patahkan oleh ucapan Taeyong. Sahabatnya juga, namun karena cowok itu adalah kakak tingkatnya dan sudah lulus, Taeyong lebih sering menghabiskan waktunya dengan kumpulannya sendiri. Taeyong bilang bahwa persoalan Jaemin dan Minju ini tidak ada jalan keluarnya, dan diam-diam Jaemin memang setuju dengan hal itu.

Dia pribadi tidak akan pernah bersedia untuk meninggalkan kepercayaan yang dia anut sejak lahir. Apalagi, ini menyangkut tuhan yang sudah memberikan segalanya dan juga merupakan penciptanya. Minju, pun begitu. Keluarga gadis itu cukup agamis, hingga saat kedua orangtuanya tahu bahwa Minju dan Jaemin berhubungan, cowok itu pernah ditemui secara empat mata oleh Ayah Minju.

Meski bicara dengan nada sejuk dan menenangkan, keputusan Ayahnya hanya satu. Berhenti, atau dari sekarang mempersiapkan diri untuk pindah keyakinan. Ayah Minju berkata bahwa sebelum keduanya makin tidak bisa saling melepaskan, lebih baik berhenti saja. Untuk hal ini, Jaemin tidak pernah mengatakannya pada siapapun dan hanya Jeno yang tahu. Dulu, dirinya dengan kekeraskepalaannya yakin bahwa suatu saat ada jalan keluar dari hubungan mereka.

Rexona Dry Serum (JAEMIN WINTER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang