Chapter 14 : Jurang Scutum

11 6 8
                                    


"Anak dari pahlawan yang tidak diketahui hidup sebagai warga biasa. Dan diperlakukan sebagaimana adanya," Rasi menutup bukunya.

Rasi meneteskan air mata semakin deras.

Rei memegang pundak Rasi, "Rasi ...."

Tidak ingin membuat temannya khawatir, Rasi mengelap air mata itu.

"Hm ... aku baik-baik saja."

"Begitu, ya."

Rei menurunkan tangannya. Tetapi, kepalanya dipenuhi perasaan cemas.

Andai dia tidak memberikan ide ini. Andai Rei tidak mencari kekuatan ini. Andai Rei tidak mengungkapkan rahasia ini ... Rasi pasti tidak akan bersedih.

"Rei, lanjutkan."

"Tapi ...," menundukkan kepalanya sedih.

"Tersenyumlah,"

"Uh."

Rei mengangkat kepalanya. Telihat Rasi menampakkan wajah bahagia.

"Mengetahui masa laluku, itu membuatku senang. Terima kasih," ucap Rasi memberikan senyuman.

Senyuman hangat ... yang jarang Rei dapatkan. Hanya dari sinilah dia menemukannya.

"Itu benar! Kamu harus lebih menghormati pendapat Rasi!" ucap Luna menutup matanya tegas, sebelum membuka matanya dan berkedip sambil tersenyum.

"Ya! Ya! Begitulah seharusnya!" ucap Aria tertawa.

Rei tersenyum.

Mereka pun kembali berjalan. Menelusuri tebing itu.

Senyuman hangat, didapatkan dari Rasi, tapi bukan hanya itu saja. Teman-temannya yang selalu mendukung juga memberikan senyuman itu.

"Rei, bisa lanjut?"

"Rusha. Suaramu ...."

"Ya. Aku sudah terbebas dari kekangan, sekarang wujud asliku sudah dapat kau keluarkan."

"Begitu. Tahan sebentar, ya."

"Hm. 9 tahun kamu menyimpanku, dan itu sebentar?"

"Hehe ...."

"Ada apa, Rei?" ucap Rasi heran.

"Eh, tidak ada apa-apa," ucapku kembali berjalan.

"Ayo, kita harus cepat!" ajak Luna.

"Ya!"

***

"Ini tempatnya?"

"Ya ... sepertinya begitu," jawab Rei menanggapi pertanyaan Luna.

Aria mengungkapkan, "Tapi, ini aneh. Tebing yang tidak ada airnya ...."

"Kau benar."

Berpikir, "Hm ... jika ini berada di padang pasir atau musim kemarau itu wajar, tapi ...."

"Tapi, kita berada di hutan yang dipenuhi dengan air. Aneh jika di sini sangat kering," sambung Aria menyambung pernyataan Rei.

Luna mengamati sekelilingnya, "Hm? Di sini ada rantai?"

"Yah, itu wajar. Mengingat Ibu Kak Rasi pengguna rantai."

"Tapi ...."

Luna perlahan mendekatinya.

"Luna, ada apa?" tanya Rasi memperhatikan.

Menyadari akan sesuatu, "Rasi! Rei! Aria!"

"Hm?"

Rune Village : Amnesia AriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang