Aduh bucin bet w sama Niji. Maapkeun... happy reading! Kl ada yg baca si T_T
***
"Kelompok terakhir yang ke lima belas, Sera dan Nijiro."Mulut Sera ternganga mendengar pembagian kelompok yang diutarakan oleh guru bahasa Indonesia, Bu Andin. Sontak tangannya terangkat membuat atensi satu kelas tertuju padanya.
"Iya Sera? Ada yang ingin ditanyakan." Sera menurunkan tangan.
"Duh mati aku..." batinnya berbisik, sangat tidak mungkin ia meminta perubahan kelompok sebab hal itu pasti akan membuat Nijiro tersinggung.
"Ee... itu Bu, dikumpulkannya kapan ya?" setengah terbata kalimat tersebut meluncur dari mulut tipisnya.
Bu Andin tersenyum tipis lantas menimpali, "Kamis ya, jadi waktu kalian hari ini sepulang sekolah dan besok. Filmnya bebas, silahkan diulas, sampaikan makna, kekurangan dan kelebihan film yang kalian tonton dalam bentuk presentasi. Tak usah pakai power point, hanya cukup tulis kertas saja. Ada lagi yang ingin di tanyakan?"
"Tidak Bu!" sahut sekelas kompak.
"Nah sekarang silahkan bergabung dengan kelompok masing-masing."
***
"Jadi, film apa yang akan kita tonton?" tanya pemuda tersebut dengan suara serak-serak basah. Tatapan Sera melayang ke bahu Nijiro, berusaha sesering mungkin untuk tidak melakukan kontak mata.
"Bebas sih," balasnya pelan lantas kembali menunduk untuk menulis judul-judul film hasil pencarian google yang sekiranya cocok untuk diulas.
"Akan kukirim judulnya lewat Whatsapp, aku beberapa tau film bagus untuk tugas kita---"
Kita...
Tak sengaja Sera memotong ucapan pemuda itu, "Nijiro..."
Kedua alis Nijiro terangkat, dengan seksama ia memperhatikan wajah gadis di hapannya. Hidung kecil, mata bulat, rambut pendek tampak begitu jelas. Aroma parfum berbau khas apel menguar menelisik ke dalam penciumannya.
"Hm?"
Alis Sera berkerut saat mendapati tatapan Nijiro terpaku padanya. "Anu, aduh apa ya tadi. Lupa..." Nijiro tergelak menangkap basah gadis di hadapannya tampak salah tingkah.
"Lupa?" ulangnya setengah meledek membuat Sera kesal.
Nijiro melipat lengan di atas meja, berjarak sejengkal dengan tangan Sera yang tengah menulis. Ia menatap lekat-lekat mata gadis itu lantas berucap, "Bangunkan aku kalau kau sudah ingat."
Detik kemudian, Nijiro menyandarkan pipinya pada lipatan lengan di atas meja seraya menutup mata. Sera menelan ludah, lalu menarik tangan dan menegakkan punggung memberi jarak guna menghindari sentuhan yang mungkin saja nanti akan terjadi secara tidak sengaja.
Saat ini, secara jelas ia bisa melihat bulu mata lentik, hidung mancung dan bibir tipis khas Jepang yang terukir di wajah Nijiro.
Gak heran banyak yang suka.
Pikirnya langsung. Buru-buru dia menggeleng pelan, menampik segala hal mengenai pemuda tersebut yang berusaha menelisik menguasai otak.
Ck... tapi kalau kelakuannya minus sama aja sih. Tetap Jungkook yang terbaik.
***
"Nijiro, hey, bangun..." Sera menekan-nekan pelan ujung jari telunjuk ke lengan Nijiro untuk membangunkannya dari tidur. Matanya mengerjap pelan, setengah mengantuk dia menggeliat lalu duduk menyandarkan punggung di kursi.
"Aku sudah nulis beberapa judul yang cocok tadi. Kita bisa memilihnya setelah ini," jelas Sera panjang lebar sambil membereskan buku dan alat tulisnya.
"Jadi?" timpal Nijiro dengan suara serak khas bangun tidur, matanya tampak agak memerah serta sayu.
"Um... bisa gak kalau kita kerjakan hari ini? Soalnya besok aku ada urusan."
Alis Nijiro terangkat sebelah, "Urusan?"
"Adalah pokoknya."
Nijiro mengangguk ringan. Sesaat mengedarkan pandangan ke kelas sambil berpikir mengenai tugas kelompok.
"Bagaimana kalau... kita kerjakan di rumahku?"
Sontak tatapan Sera tertuju pada pemuda di hadapannya, "Rumahmu?" ulangnya pelan. Nijiro mengangguk santai.
"Iya, rumahku..."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Atensi (Nijiro Murakami)
RomanceBagi Sera, Nijiro itu pusat perhatian, populer, sosok yang bersinar. Sangat berbanding terbalik dengannya yang menyukai ketenangan, menjauh dari perhatian publik dan memilih menjadi upik abu sambil nge-fangirl oppa-oppa Korea. Namun Nijiro hadir men...