01. Pagi bersama kakak (Jeno)

64.2K 221 3
                                    

Pagiku cerahku matahari masih turu. 

Seorang gadis tengah duduk di sofa sembari menonton tv dan menikmati sarapannya.

Ia terbangun di pagi buta, bahkan matahari masih belum muncul. 

Di hari libur seperti ini memang lebih nikmat untuk tidur seharian, tapi takdir berkata lain.

"Lu ngapain bangun jam 4? Biasanya molor ampe siang," ujar Jeno dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Kebangun, gue ga bisa tidur lagi," jawabnya singkat.

Jeno menatapi baju tidur adiknya yang melorot, menampakkan bahu sebelah kirinya. Kulitnya terlihat begitu mulus dan putih seperti tidak memiliki darah.

Satu hal lagi yang Jeno sadari adalah, bahwa adiknya itu tidak memaki bra.

Laki-laki yang lebih tua 2 tahun itu duduk di samping Yuna, "Yun, bagi dong!" Pintanya.

Yuna menjauhkan mangkok berisi susu dan serealnya dari Jeno, "enak aja, bikin sendiri lah! Cuma sereal gini masa ga bisa bikin?"

Jeno berdecak, seketika muncul ide licik di benaknya. Ia dengan sengaja menyenggol mangkok sereal itu hingga isinya tertumpah mengenai tubuh adik perempuannya.

"Kak! Ish!"

Yuna meletakkan mangkoknya di atas meja dan mulai menyapu sereal yang jatuh di bajunya dengan tangan ke lantai.

"Eh, sorry ga sengaja! Sini gue bantu."

Dengan senyuman liciknya, Jeno mendekat dan mulai membuka kancing baju Yuna.

"Lu mau ngapain anjing!" Pekik si gadis.

"Shush, nanti Ayah Bunda bangun," ujar Jeno berbisik di telinga adiknya.

Tanpa di sadari seluruh kancing gadis itu sudah terlepas, dengan cepat Jeno langsung meremas payudara kiri Yuna dan mengulum yang sebelahnya.

"Akh—"

Kepala Yuna mendongak ketika Jeno menggigit puting payudaranya. Ia dapat merasakan lidah lelaki itu yang memainkan putingnya sambil sesekali menggigit.

"Khaa-kak~ pe—pelan-pelan, sakit!"

Jeno perlahan naik menjilati pundak dan leher gadis itu, ia menggigit beberapa area di pundaknya hingga meninggalkan bekas merah.

Tangannya dengan lincah memelintir puting Yuna. Gadis itu berusaha sebisa mungkin menutup mulutnya untuk menahan desahannya.

Namun semua itu sia-sia ketika Jeno menemukan sweet spot di lehernya.

"AAH— kak"

Jeno membungkam mulut gadis itu dengan bibirnya, menahan Yuna dari mendesah. Lidah mereka saling bertarung, tentunya Jeno yang mendominasi.

Jeno melepaskan ciumannya, "lu berisik banget!"

Dia menggendong Yuna ala bridal style dan membawanya menuju kamar di atas.

Jeno melempar Yuna ke atas ranjangnya dan segara lanjut menerkam gadis itu. Mulutnya tidak dapat berhenti melumati dan meninggalkan bekas di tubuh adiknya.

Tangan nakalnya itu perlahan masuk ke dalam celana pendek Yuna. Bukan hanya tidak memakai bra, Yuna juga tidak memakai celana dalam. Jarinya mulai menggesek-gesek klitoris Yuna hingga ia menjerit kenikmatan.

"AAAH AH ka—kak masukin"

Jeno menyeringai lalu memasukkan 2 jari panjangnya dalam liang gadis itu, menggerakkan jarinya perlahan, mengocok dalam vaniga adiknya.

Crazy life🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang