chap 3

36 7 0
                                    


Hei..

Selamat datang

⚠️°there is a kiss scene, buat yang merasa kurang nyaman bisa langsung di scroll ya part kissnya hehe..

Happy reading sayang...

❤️🎼❤️

.
.
.
.
~ • ~ • ~
░d░i░a░ ░d░a░n░ ░g░i░t░a░r░n░y░a░
~ • ~ • ~
.
.

Julian masuk ke dalam rumahnya. Ia masuk dengan wajah senyum yang merekah. Hingga ia tak sadar jika selama dia senyum senyum seperti orang gila tadi telah diawasi oleh bunda Wulan sejak dia turun dari motor Jackson. Ya, tadinya bunda Wulan ingin pergi ke toko sebelah untuk beli bumbu. Namun tiba tiba mengurungkan niatnya dengan mengawasi anak semata wayangnya dari jendela. Sambutan hangat diberikan oleh bunda saat si manis menoleh kearahnya. Bunda memberinya sambutan sembari menatap si anak dengan tatapan mengintrogasi.

"Diantar siapa tadi?" Ucap bunda Wulan dengan tangannya yang terlipat serta senyum jahilnya

"Ehm.... Itu tadi temen baru ian Bun, tadi kan emang kebetulan Ian pulang ga dijemput sama pak Tejo jadi dia inisiatif nganterin Ian."

"Oh gitu,, tapi bukannya kamu hari ini izin bunda buat ke ruang musik dulu sebelum pulang? Berarti otomatis kamu pulang lebih lambat dong dari temenmu yang lain? Trus ko bisa anak ganteng itu nganterin kamu?"

"Oh itu.. tadi kebetulan dia juga di ruang musik waktu aku nulis lagu bunda, dia tadi kayaknya ngawasin aku main biola. Jadi setelah aku selesai main dia langsung menghampiri Ian dan aku diajak pulang deh sama dia."

"Emm.. begitu toh... Ko sangat manis sekali ya? Dia mau maunya lihat kamu sampai segitunya, trus nganter pulang juga.. yakin nih dia beneran temen??" Ucap bunda Wulan sambil mencubit pipi tembem anak manisnya.

"Ih iya bunda, emang beneran temenan kok."

"Ya udah deh bunda percaya, tapi kalo misal udah jadian suruh nemuin bunda ya!"

"Ishh bunda ih.."

Sang ibunda hanya terkekeh dan melanjutkan niatnya tadi yang sempat tertunda. Saat pintu tertutup Julian terlihat mengoceh sendiri sambil mengerucutkan bibirnya. Setelahnya ia kembali berjalan ke kamarnya sambil menghentakkan kakinya.

Sementara di jalan bunda Wulan sedikit tersenyum sambil menggeleng saat teringat wajah merajuk putra manisnya itu.

Ah, sepertinya putra semata wayangnya sudah besar..

Meski badannya begitu kecil seperti anak TK

🎼🎼🎼

Jam menunjukkan pukul dua belas siang, istirahat ke dua akan berakhir sepuluh menit lagi. Namun kini Julian masih tengah berlari kesana kemari mencari keberadaan Jackson. Jika kalian tanya mengapa? Ya tentu karena Julian ingin mengambil bantuan yang ditawarkan Jackson kemarin. Sudah dua puluh menit dia mencari disekitar halaman sekolah, rooftop, kantin maupun perpustakaan. Julian mulai ingin menyerah dengan itu. Karena sejak pelajaran ke enam Jackson keluar dari kelas dengan urusan ingin ke kamar mandi. Tapi nyatanya saat Julian ke sana ia tak dapat menjumpai sosok Jackson di sana. Julian kemudian berdiri sejenak di depan taman sekolah. Ia mencoba memikirkan bagian sudut mana di sekolah ini yang belum ia kunjungi.

Setelah beberapa menit ia memutar pikiran kini ada satu tempat terlintas di otaknya. Dia belum memeriksa bagian belakang sekolah tempat banyaknya meja dan kursi yang sudah rusak. Tapi meski begitu tempat itu bisa saja menjadi tempat terbaik untuk membolos pelajaran.

The Melody || JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang