02

629 82 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















Happy Reading
••

























Sejak kecil,haechan selalu di paksa untuk dewasa dan mengertikan mereka. Sejak kecil haechan sudah di paksa untuk menuruti seluruh kemauan kedua orang tuanya,Haechan rela memberikan apa saja yang dia miliki ketika Yeri meminta. Namun untuk kali ini haechan tidak bisa, dengan memberikan satu ginjalnya kepada yeri sama saja dengan cara membunuhnya secara perlahan.

Apakah mereka sungguh tidak menginginkan haechan hidup di dunia ini sehingga tega meminta hal yang haechan miliki, haechan juga sakit namun mereka tidak pernah memandangnya. Haechan juga anak mereka namun kenapa haechan selalu di perlakukan tidak adil, apa salahnya?

"Sialan hikss kenapa air mataku terus saja keluar" isak haechan menyeka air matanya beberapa kali namun cairan bening itu terus saja menetes dengan deras.

"Bangsat,berhenti menangis" ucap haechan kepada dirinya sendiri.

"Tidak ada salahnya menangis,menangis bukan berarti kamu lemah" Haechan mendongak ketika mendengar suara itu, dia menghentikan keningnya.

"Menangis saja jika itu dapat membuat hati tenang,Kadang kita butuh tangisan dalam hidup ini untuk meluapkan emosi. Mau itu wanita ataupun pria,mereka berhak menangis." Pria itu tersenyum ke arah haechan memberikan tisu.

Mata haechan kembali berkaca-kaca dan mulai kembali menangis. Pemuda itu menundukkan kepalanya,tubuhnya bergetar bersamaan dengan isakan yang terdengar begitu pilu. Pria itu mendudukkan tubuhnya di samping haechan, menatap ke arah danau yang disinari bulan sembari menunggu haechan selesai menangis.

"Sudah lega?" Tanyanya setelah sekitar setengah jam menunggu kini tangisan itu mulai mereda, pria itu menatap ke arah haechan. Dia tersenyum melihat wajah pemuda ini yang merah dengan mata bengkak.

Haechan mengangguk sebagai jawaban,"terimakasih" lirihnya,masih mengatur nafasnya yang sedikit sesak karna menangis terlalu lama.

"Setiap hidup pasti punya luka dan tawa, takdir tak selamanya berjalan sesuai yang kita rencanakan. Takdir punya rencana sendiri,setiap orang pasti punya masalahnya masing-masing dan mereka yang bertahan sampai sekarang adalah manusia paling kuat,termasuk dirimu"

Haechan terdiam memandangi wajah pria yang berada di sampingnya,apakah benar dia kuat?

Pria itu menatap haechan,"tunggu sebentar ya?" Haechan mengangguk dan setelahnya diapun pergi.

Haechan terdiam,apakah dia kuat? Selama ini haechan banyak mengeluh kepada tuhan, menurutnya dia bukanlah orang yang kuat. Tapi omongan pria tadi membuat perasaan haechan menghangat.

I hope it's youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang