●●●
PERINGATAN!
Bagian ini mengandung hampir 2 ribu kata. Mual, muntah, ketagihan ditanggung personal
●●●
Sejak seperempat jam lalu, Dyrza membantu Oma Sartika untuk memanen sawi hidroponik. Ini merupakan kali pertama Dyrza berubah menjadi petani sayuran sesaat. Toh, Oma Sartika juga baru suka menanam sayur belum lama. Jadi, Dyrza yang sedang menganggur sedikit mengambil kesempatan mencoba pengalaman baru.
Suara Dyrza tertawa terdengar saat melihat topi milik Omanya miring ke kanan. Lantas dengan lembut tangan Dyrza meraih topi tersebut untuk dibenahi letaknya ke posisi semula.
Oma Sartika tersentak sebentar sebelum akhirnya melepaskan sarung tangan serta berkacak pinggang di depan tempat Dyrza memanen. “Tanganmu itu spesial...”
Tangan spesial kata beliau. Tepat sekali!
Kalau tangannya tidak spesial Dyrza mungkin tidak bisa membangun gedung megah yang terpampang tulisan ‘Teory Reflexology & Massage’ di bagian atasnya. Bukan maksudnya Dyrza yang membangun gedung itu. Tetapi Dyrza yang merintis kerja kerasnya sampai berhasil memiliki gedung tersebut. Berbekal kecocokan dengan seorang kenalan yang merupakan tenaga pijat refleksi, akhirnya mereka bisa sukses bersama sekarang.
Tidak mulus, Dyrza sempat dipandang sebelah mata oleh Opa Ghandy saat nekat mengorbankan gelar sarjana hukum demi mengabdi bersama kenalannya itu. Sekitar lima bulan Dyrza ikut bekerja sembari setiap waktu senggang membaca buku-buku tentang teknik pijat refleksi, titik saraf dan semua yang berhubungan dalam pijat refleksi.
Setelah dirasa cukup, Dyrza memiliki mimpi baru. Untuk mewujudkan itu, dia mengajak kenalannya untuk membuka praktik dalam skala lebih besar. Awalnya kenalan Dyrza menolak karena minimnya modal.
Modal urusan gampang! Keluargaku punya nama, pinjam di bank pasti langsung cair. Aku sendiri punya simpanan uang. Relasiku juga luas. Aku mau sukses, kamu juga harus sukses!
Hak istimewa orang kaya itu nyata.
Dibalik kerja keras. Dyrza tidak buta akan sokongan kehidupan keluarga yang mapan. Dia punya dan menggunakan dukungan finansial dari keluarga bukan kecurangan.
Kerja keras diiringi modal terlihat menjanjikan di mata kenalan Dyrza. Ditambah, kalau misalnya niat usaha Dyrza gagal yang rugi juga Dyrza sendiri. Jadi mereka sepakat sampai akhirnya terlahir gedung pertama Teory Reflexology & Massage di Jakarta Selatan.
Lambat laun usaha itu semakin berkembang. Mulai banyak karyawan seiring dengan jumlah pelanggan yang meningkat pesat. Kini tercatat sudah ada 81 cabang tersebar di kota-kota Indonesia. Dyrza juga membuka tempat pelatihan pijat refleksi dengan memperkerjakan Ahli Refleksologi Singapura sebagai pendidiknya.
Fakta menarik! Kata ‘Teory’ sengaja diambil dari gabungan nama depan dua adik kesayangan Dyrza. Yang tidak lain, yaitu ‘teo’ dari kata Teona dan ‘ry’ dari kata Chery sebab dia berharap para karyawannya bisa memperlakukan pelanggan dengan ketulusan serta kelembutan hati. Seperti Dyrza yang memperlakukan adiknya begitu.
“Oma, tentang Yogyakarta itu. Bisa dibantu bujuk Opa lagi?” Tak terasa, mereka sudah selesai memanen sawi dan sekarang mereka memberikan keranjang berisi sayur hijau itu kepada tukang kebun keluarga.
Nyonya besar di rumah tersebut menghela napas lelah. “Enggak.” Tidak punya kesempatan lagi. Dyrza akhirnya mengangguk. Semoga Adek juga ngerti...
KAMU SEDANG MEMBACA
GEN BIANTARA | Red Velvet & aespa
FanfictionAEVELVET FF (Fan Fiction) Visual Cast : All member Red Velvet & aespa ➺ GEGER! Ketahuan Onar di Sekolah, Cucu Keluarga 'Biantara' banjir Hujatan Netizen: Duit Elit Etika Sulit!