NOO ¹ - Hidup Tanpa Ayah

133 17 4
                                    

*selamat membaca

Definisi bahagia menurut Jevarel hanyalah dengan memiliki orangtua yang lengkap. Hidup di temani dua orang yang pastinya begitu menyayangi dirinya. Di temani, di bahagiakan, dan di jaga sepenuh hati. Jevarel kecil saat itu sangat bahagia hingga ia rasanya ingin segitu-segitu saja, ia bahkan tidak ingin beranjak dewasa sebab ia takut kasih sayang kedua orangtua nya berubah padanya.

Jevarel di umur 12 Tahun harus menanggung rasa cemburu ketika sang mama yaitu Mama Rona mengandung. Banyak teman dari Jevarel berkata bahwa ketika ibu hamil anak kedua dan telah melahirkan nanti maka anak pertama nya akan di lupakan. Kasih sayang nya juga akan sepenuhnya di pusatkan pada anak kedua. Jevarel tentu uring-uringan, di usianya yang masih kecil pantas saja jika Jevarel merasa cemburu buta padahal faktanya sampai mati pun Jun dan Rona pasti akan selalu menyayangi dirinya.

Mama Rona bahkan dengan sabar untuk memberikan anaknya pengertian dengan cara ya lembut agar Jevarel paham bahwa dirinya dan ayahnya tidak akan pernah mengurangi rasa sayang mereka pada Jevarel.




“Nanti mama lebih sayang sama adek bayi kan. uh! Varel nggak mau hal itu terjadi! Varel nggak suka adek bayi”   Jevarel merengek pada mamanya menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak ingin kehadiran sang adik di hidupnya.

Mama Rona terkekeh kecil melihat tingkah dari putranya yang sangat begitu ia sayangi itu. Jevarel memang selalu bertingkah manja padanya juga pada suaminya. Meskipun manja tetapi Jevarel tidak pernah bertingkah seenaknya tanpa memikirkan apapun. Namun kali ini, Jevarel tidak bisa mengontrol perasaan tidak sukanya pada calon adik nya sendiri yang bahkan belum lahir karena usia kandungan Rona baru menginjak 6 bulan.

Tangan Mama Rona mengelus rambut tebal hitam pekat milik sang putra. “Mama udah sering bilang ke Varel, mama sama papa nggak bakal ngelupain Varel apalagi sampe nggak sayang lagi. Mama sama papa akan selalu sayang sama Varel

Jevarel menggeleng kuat. Ia tidak akan pernah percaya dengan apa yang di katakan oleh mamanya. Ketakutan Jevarel akan kasih sayang yang hilang dari orangtua nya terlalu mendominasi.

“NGGAK MAU!! Varel nggak mau punya adik, titik!!”

Mungkin memang sudah takdir semua anak bahwa mereka pasti tidak akan mau memiliki adik karena takut tidak di sayang lagi. Tetapi ketika adiknya sudah lahir mereka malah bucin sekali, seolah melupakan fakta menolak punya adik ketika mereka bahkan masih di dalam perut ibu. Sang kakak terutama kakak laki-laki biasanya akan sangat posesif pada adik mereka.

Papa Jun menghampiri putranya yang saat ini tengah menatap penuh amarah ke arah Mama Rona yang terlihat berusaha sesabar mungkin untuk menghadapi sikap Jevarel.

Tangan Papa Jun terulur untuk mengangkat tubuh besar Jevarel ke dalam gendongan.

“Siapa yang ajarin Varel ngebentak mama gitu? Siapa yang ajarin Varel ngomong pake suara tinggi ke mama, hm?”  tanya Papa Jun sambil mengelus pipi tirus Jevarel.

Jevarel memalingkan wajahnya. “Varel kesal Papa. Varel enggak mau punya adik”

Varel kenapa bilang begitu? Varel nggak boleh bilang kayak gitu nanti dedek bayi nya sedih loh denger abangnya bilang gitu”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NEW Or OLD ,『jeongharu』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang