chapter 01

2K 62 0
                                    

"Kembali dengan masa lalu dengan banyak kenangan. Atau orang baru dengan penuh kenyamanan untuk menjadi sandaran"

***
Happy reading

Falisha isyana, anak tunggal dari abimana prastyan dan qirani mahika. Sedang menjalani masa kuliahnya yang sudah tingkat akhir di salah satu kampus ternama di kota Jakarta.

Akhir-akhir ini, Ia disibukkan dengan skripsinya. Namun tetap meluangkan waktunya untuk healing.

Falisha terlahir dikeluarga berada tapi ia tak pernah menyombongkan hal itu. Karena pasti ada yang lebih daripada dirinya. Sebagian uang sakunya pun lebih banyak disisihkan dan disumbangkan kepada orang yang membutuhkan.

Pukul 04.30 ia mulai menjalankan rutinitas paginya. Setelah itu ia menyusul bundanya didapur untuk sarapan pagi bersama. Terlihat ayahnya yang sedang membaca koran mingguan dan ditemani secangkir kopi

"Good Pagi bund, yah." Sapa falisha

"Selamat pagi nak." Balas kedua orang tuanya. Ayahnya menggelengkan kepalanya, ada-ada saja anaknya ini.kebetulan bundanya sudah selesai menyiapkan sarapan, jadi ia langsung duduk di tempat makan

"Selamat makan." Seru falisha.

Setelah selesai sarapan, mereka melanjutkan perbincangan di ruang keluarga

"Ayah tumben tidak pergi ke kantor?" Tanya falisha

"Ayah ingin di rumah seharian ini bersama keluarga. Kamu juga kok belum berangkat kuliah?"

"Kelasnya masih nanti siang yah. Jadi bisa santai-santai dulu ."

Obrolan mereka terus berlanjut ditemani cemilan seng tersedia di meja itu. Kebanyakan sih dimakan falisha. Makan banyak, nyemil juga banyak. Tapi badan gak besar-besar. Cuma pipi yang chubby menambah kesan imut pada gadis itu.

***

Seorang pemuda duduk di samping ayahnya  dengan menyenderkan kepalanya di bahu tegap daddynya

"Daddy." Cicit javas. Atau lebih lengkapnya rejavas pramudya hagara . Pemuda 16 tahun yang ditinggal mati oleh ibunya sejak lahir. Dan sang daddy kenzie januarka hagara yang sedang fokus pada laptopnya namun tangannya mengusap lembut rambut sang anak semata wayangnya itu

"Ada apa, boy?"mengalihkan pandangan kepada anaknya

"Apa boleh javas lihat foto mommy, dad?"

"Tentu." Ken mencari file foto pernikahannya dulu.

"Wah. Mommy sangat cantik. Benar kan daddy?"

"Benar, nak. Mommy-mu itu sangat cantik juga baik." Kenzie tersenyum kala mengingat mendiang istrinya masih hidup dulu , istrinya itu baik hati, suka menolong bahkan rela mengorbankan nyawa untuk buah hati mereka.

"Siapa namanya, dad?" Binar javas

"Namanya...."

Ddrtt ...
ddrtt.... 

Dering hp Ken berbunyi, ia tak jadi melanjutkan ucapannya. Beralih mengangkat telpon tersebut. Beberapa saat kemudian Ken kembali dengan tergesa

"Maaf jav, Daddy ada meeting penting. Nanti kita ngobrol lagi ya. Daddy pergi dulu." Ken bergegas menuju kantor tempat meeting akan diadakan

Javas kembali murung. Ia kesepian. Walaupun umurnya 16 tahun berarti sudah masuk ke tingkat 10 SMA. Namun javas tetap terlihat seperti anak kecil yang masih polos, . Setiap malam ia harus minum susu menggunakan dot bayi, kebiasaan dari masa kecilnya.

Selama ini javas kurang bebas dalam bergaul ia juga susah untuk mendapatkan teman, dibawah pengawasan dari kenzie ia kurang bebas dalam memilih teman. Saat masih SD ia sangat iri pada teman sekolahnya yang selalu diantar oleh orang tuanya. Berbeda dengan dirinya yang hanya diantar jemput oleh supir.

"Pengen ketemu mommy." Lirih javas

***

Typo bertebaran

Penulis amatir. Hargai karya orang lain

Tinggalkan jejak

The Perfect DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang