Bab 3

7 0 0
                                    

Parkiran mall malam ini cukup lenggang, mungkin karena weekday banyak orang yang tidak menghabiskan waktu untuk datang ke mall. Sebetulnya aku pun jarang pergi ke mall, kalau tidak urgent ada yg di beli, atau menemani Kiya main di play ground.

"Mami, ayo kita cari Teddy Bearnya. Aku mau Teddy yg warna coklat ya mami, yg besarnya segini." Kiya sambil mensejajarkan tangannya ke lehernya untuk mengukur tinggi Teddy bear yg akan di beli.
"Baiklah, ayo kita cari tokonya sambil kita beli kado untuk Nesha. " Sambil ku tuntun Kiya untuk mencari toko yg menjual boneka dan pernak pernik anak-anak.

Setelah mendapatkan yg Kiya mau dan kado nesha pun sudah dibeli. Kami langsung berjalan menuju restauran fast food kesukaan Kiya.
"Sayang kamu tunggu disini ya, jgn kemana mana. Mami mau pesan dulu. Kamu ada tambahan lagi selain ayam? " Sambil aku membawa Kiya duduk ke kursi yg di dekat jendela. "Gak ada mami, aku cuma mau ayam. " Setelah membelai kepala Kiya dengan sayang, aku berjalan ke counter untuk memesan makan malam kami.

Kiya makan sangat lahap, karena ini memang salah satu makanan favoritnya . Meskipun begitu, aku jarang mengizinkan Kiya memakan fast food. Maka dari itu ketika aku ajak ke restauran fast food, Kiya akan merasa senang.
Ketika selsai menikmati makan malamnya, Kiya menatap kesatu titik di belakangku . Ketika aku menengok, hatiku mencelos. Aku tau apa yg sedang Kiya pikirkan. Disana terdapat pake komplit gambaran sebuah keluarga yg utuh. Ya, Kiya sering menanyakan keberadaan Papinya. Aku sering menghindar, aku tau kalau aku salah tidak menjelaskan  keadaan ini secara jujur. Tapi aku tidak sanggup jika harus menjelaskan situasi ini.

"Kiya" Panggilku untuk menyadarkan keterdiamannya. "Mami" Sahutnya sambil mata berkaca. Aku tidak sanggup jika seperti ini. "Kita pulang ya sayang" Ya seperti ini, aku selalu mengalihkan. Kiya hanya diam selama perjalanan kami menuju rumah. Aku merasa gagal menjadi seorang single parents. Aku tidak dapat memberi kebahagiaan utuh untuk Kiya. Setibanya dirumah Kiya sudah terlelap di kursi penumpang. Aku segera mecopot seatbelt ku dan Kiya, lalu membopong Kiya kedalam kamar. Aku baringkan Kiya di kasur. Sambil kuusap kepalanya, aku pandangi Kiya yg terlelap. Pilu ini tak hilang. "Mami janji sayang, mami akan jelaskan semuanya sampai waktu itu tiba. " Ucap batinku.

Segeraku bersih-bersih dan membaringkan tubuhku di atas kasur. Nyaman rasanya, setelah seharian aku beraktifitas akhirnya badanku dapat beristirahat. Walaupun badan ini ingin segera di bawa ke alam mimpi, tetapi mataku tidak mau di pejamkan. Kembali ku teringat ke pertemuan ku dengan Dave. Benci kah iya dengan ku? Dia terlihat dingin. Tidak sehangat dulu. Aku sadar, aku yg salah di sini. Tapi jika tarik waktu kebelakan , yang aku lakukan sudah benar . 

***

Seminggu berlalu , dan hari ini aku harus kembali meeting  dengan DAM group . Aku  berharap semoga hanya Ray yang datang untuk meeting kali ini . Rasanya aku ingin mundur dari tim Bu Tiara , tapi itu hanya hayalanku saja karena sudah pasti itu tidak ada terealisasi . 

Pukul 09.47 aku sudah berada di tempat janji meeting kami . Seperti sebelumnya aku datang lebih awal , lagi pula kami janji bertemu jam 10:00 . Sambil menunggu aku membuka akun sosial mediaku . Aku jarang aktif di sosial media , tetapi aku bukan termasuk unsos , sesekali aku membuka hanya untuk menghilangkan kepenatan atau ketika aku menunggu seperti ini . Akun sosmed ku pun hanya terdapat beberapa foto . 

"Sudah lama menunggu ?" tiba - tiba Ray sudah berada dibelakangku . "Belum lama pak ." sambil menjabat tangan Ray aku mempersilahkannya duduk . Syukurlah Ray hanya sendiri sepertiku . "Baik Pak Ray bisa langsung kita mulai ?" tanyaku kepada Ray , agar pertemuan kali ini cepat selesai dan aku bisa menjemput Kiya sekolah . 

"maaf saya terlambat" pupus sudah harapanku untuk tidak bertemu dengan dave . Aku berdiri untuk menyapa dave tanpa kata , hanya tangan untuk berjabat dan senyuman tipis aku berikan kepada Dave . Seperti waktu sebelumnya mata Dave hanya menyorot tajam kepada diriku , dan dia langsung duduk di kursi berhadapan langsunhg denganku . Berhubung kali ini kami bertemu di salah satu restaurant yang berada dihotel , jarak ku dan Dave hanya di batasi meja yang tidak besar . Entah kenapa kali ini aku lebih gugup dari waktu sebelumnya . Sorot mata itu tidak lepas dariku . 

Sambil aku mempersiapkan surat kontrak yang sudah di siapkan , Ray selalu membuka percakapan untuk mencairkan suasana yang kaku . "Bu Kayla sudah lama ya di Aron Group ini ?" Aku melirik kearah Ray yg berada disamping Dave . "Saya baru bergabung sekitar empat setengah tahun Pak ." Jawab Kayla yang masih sibuk dengan kertasnya . "lumayan lama ya . Sudah berkeluarga Bu?" aku langsung mendangakkan kepalaku ketika Ray bertanya seperti itu . aku tersenyum masam untuk menanggapi Ray , dan mata kami bertemu , aku tidak tau apa yang ada di pikiran Dave ketika menatapku . Aku merasa Dave terlalu dingin saat ini , Daveku yang hangat sudah tidak ada lagi . Daveku? meringis aku membayangkan kepemilikan itu . Dia bukan Daveku lagi . 

Setelah selesai menandatangani kontrak , kami berjabat tangan kembali . Ketika dave menjabat tanganku cukup lama dan tidak di melepaskannya . "Pak Dave " Aku menyadarkannya , dy langsung melepaskannya tanpa berkata apapun . "Setelah ini Bu Kayla langsung ke kantor ?" Ray menanyakanku . "ouh tidak pak , saya ada perlu lagi di luar kantor sambil menunggu jam istirahat usai ." , "Kalau gitu mari kita  bareng saja ke parkiran . 

"Sampai d parkiran aku langsung masuk kedalam mobil." sambil kulajukan mobilku , aku membunyikan klakson untuk memberi tahu kalau aku duluan . 

Kuarahkan mobilku kesekolahan Kiya , dan sudah ku kabarkan Mba Tini kalau hari ini aku yang menjemput Kiya . Sesampainya di sekolah aku langsung memarkirkan mobil didepan sekolah . Sepertinya sekolah sudah bubar , aku langsung mencari keberadaan Kiya . Ternyata Kiya sedang menunggu di atas ayunan . "Sayang" panggilku kepada Kiya . "Mamiiiii" Kiya berlari menghampiriku . "Hati-hati sayang" , "Aku pikir mami tidak menjemputku " Ikut sedih rasanyaketika Kiya selalu mengharapkanku untuk menjemput . Belakangan ini aku jarang menjemput Kiya karena kesibukanku . Dan Kiya selalu protes karena waktuku dihabiskan untuk bekerja . Ya aku tidak bisa menghindar dari situasi ini , tetapi aku selalu menyempatkn tiba di rumah sebelum makan malam . 

Setelah mengantar Kiya kerumah dan makan siang di rumah , aku langsung melajukan mobilku untuk kembali ke kantor.

"Lama banget Kay" Seza menghampiri mejaku , sambil kumenyalakan komputer . "Gue jemput Kiya dulu tadi " . "Lw gak capek Kay , kalo sering bolak balik jemput terus kerumah kekantor kaya gini ?" Aku menghembuskan nafasku . "Ya mau gimana lagi Sez  , udaah jalannya gue harus kaya gini . Tapi gue happy kok selama Kiya juga Happy" jawabku sambil tersenyum . 

"Lw ketemu Dave ?" tanya Seza tiba-tiba . Aku menatap Seza dengan lirih , aku belum cerita ke Seza tentang pertemuanku dengan Dave . "kok dia bisa ada disini lagi Kay ?" sambung Seza . "Entahlah gue gak tau . gue juga kaget , gw lari jauh ke kota ini bareng sama lw sez . Tapi pada akhirnya gue ketemu lagi . Kayannya mau gue lari sejauh apa , kalau waktunya gue harus ketemu , ya ketemu aja kaya gini ." jawabku frustasi . "apapun nanti yang ada didepan sana . lw harus cerita ke gw apapun yg terjadi ya ya Kay. Gue selalu disini disamping lw." Hanya Seza yang selalu ada untukku . 

Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang