"But wait, Ima tell u something."

32 3 0
                                    

So, ini cerita probably fokus ke keseharian mereka, Ima tell you guys this since I'm kinda lazy to explain it in the storyline.

Like , backstory siapa sebenarnya 'kembaran' charas yang akan tampil di sini. Takutnya nanti gua lupa ketik asal-muasal para 'kembaran' di cerita.

Because ingatan gue ga kuat, and yeah kadang gua suka ngubah asal-muasal para 'kembaran' ini, ada baiknya gua langsung ketik aja. Biar kalo misal gua baca ulang, gua ga bingung sendiri.

I might bad at explaining but I really hope you understand what I'm saying. Pardon for the mistakes 🙏

Jadi gini:

Para Sakamaki sama Mukami ceritanya bukan sodara kayak yang di anime ORI nya, i'm not including my OC—Yugi if you know him—karna gua males, jadi ya, Yui itu anak tunggal.

Sebenarnya kalo gua sebutin satu-satu bakal ribet, jadi di sini gua sebutin Ruki aja biar sekalian ngewakilin yang lain (Ayato, Reiji, Laito,...dan yang lain.)

























Jadi, suatu waktu Ruki lagi gabut dan ya, lagi di kamar, terserah mau ngapain Gaada yang peduliin amat juga. Out of the blue, salah satu staff di panti masuk dan manggil, ngajak Ruki buat ke ruang penelitian.

Sampai di ruang, tepat dihadapan terpampang tabung besar yang dalemnya ada manusia tengah ga sadar diri, dia lagi make masker oksigen. Ruki terpaku ngeliat orang itu. Secara fisik, rupa(;tampilan)nya persis kayak Ruki, untungnya aja itu makhluk berbusana.

Salah satu staff nyuruh Ruki buat ngedeket ke sana, Ruki ya nurut aja. Good boy gaboleh ngebangkang. Air dalam tabung itu dikuras sampe habis, makhluk itu meski keliatan kayak orang ga sadar diri, tapi dia bisa berdiri, meski ga tegap banget.

Salah satu peneliti yang duduk ga jauh dari sana—panggil aja Prof. Hasegawa—ngelepas masker pada makhluk itu. "Nak Ruki, kamu boleh mendekat dikit lagi."

Ruki nurut, dia jalan mendekat lagi, sampe kira-kira tinggal selangkah lagi jarak dia dengan makhluk itu. Ia agak kaget pas itu 'makhluk' ngebuka matanya, dan di saat bersamaan ia juga terpesona dengan oramg di depannya.

Irisnya merah darah tapi terang benderang.

Itu makhluk senyum sebagai bentuk sapaan dari dia, namanya baru ketemu, ya pasti kadang kita ada rasa malu-malu gimana gitu, nah itu yang dirasakan Ruki.

Ruki ga ngomong apa-apa, ia teliti lagi dari atas sampe bawah trus balik lagi ke atas, bikin si makhluk merasa bingung, tapi senyuman dari wajahnya gak larut-larut.

Prof. Hasegawa bilang dengan lembut sambil megang bahu makhluk itu, "Kamu boleh kasih dia nama. Soalnya dalam diri dia juga ada darah kamu."

Peneliti yang tadi nganter si Ruki—Pak Muramatsu—kaget, "Lah Prof, kok gitu?" Prof. Hasegawa cuman naruh telunjuk di bibir, isyarat untuk jangan bicara.

Kembali ke Ruki, setelah ngedenger kata Profesor ia liat-liat lagi orang itu. Bingung ngasih nama apa. Jadinya ia mikir sambil ngeliat lantai, sedangkan orang depan cuman pantengin dia.

Tatapannya cukup lekat, kayak nolak buat mandangin hal lain di sekitar kecuali orang yang keliatan kayak lagi mikir ini.

"Rui."

Semua tertuju padanya hingga ruangan menjadi sunyi, "Namamu, Rui..." Ujar Ruki menatap orang yang kini bernama 'Rui'. Senyuman Rui berkembang, tampaknya ia suka dengan pemberian itu.

"Rui ya..." Prof. Hasegawa tertawa kecil, "Tidak jauh dari namamu."

Singkatnya setelah itu, mereka sering bersama. Mulai dari tidur sekamar—pisah kasur—makan bareng, kemana-mana bareng, pokoknya lengket 'lah. Kecuali mandi, agak lain kalo mereka mandi bareng.




Hari-hari dilalui, semakin lama mereka semakin dekat, udah kayak saudara kandung. Sampe akhirnya mereka bikin janji buat nganggep satu sama lain saudara.

Saudara kembar.

"Nee Ruki..."

"Ada apa?"

"Lo mau nggak jadi saudara gue?"

"Saudara?"

"Iya, kayak orang kembar. Secara 'kan, kita mirip."

Ruki diam mendengar itu. Rui kembali merebahkan tubuhnya di sebelah Ruki, ia senyam-senyum membayangkan jika mereka menjadi saudara. Mungkin akan sama, tapi setidaknya mungkin ia akan merasa sedikit perubahan.

"Boleh."

"Beneran?"

"Iya boleh kok, Rui. Emang kenapa kok jadi kepikiran?"

"Ya soalnya kita udah Deket banget, Lo udah gua anggap kayak adek sendiri."

Rui mengangkat tangannya dengan jari kelingkingnya yang naik, "Janji?" Ruki sejenak menatap jari itu, tak lama ia pun menautkan kelingkingnya. Menyetujui ucapan orang yang kini menjadi 'kakak'-nya.

"Janji."

"Sampe kematian bertindak?"

"Sampai kematian bertindak."

Rui tersenyum lebar dan Ruki tersenyum kecil, tautan itu cukup lama berada di angin, perasaan senang memenuhi kedua anak Adam itu. Setelah itu, hari yang dilalui keduanya tetaplah sama, sebenarnya terdapat perubahan, namun hanya mereka yang dapat merasakan perubahan itu.









Detik menjadi menit, berubah menjadi jam yang naik pangkat menjadi hari, kemudian hari berevolusi menjadi Minggu, bulan hingga akhirnya sudah 2 tahun mereka berada di panti dengan status sebagai saudara.

Sebentar lagi, perayaan anniv panti akan segera meriahkan bangunan. Dan pada hari itu, tepatnya pada malam anniv , mereka memutuskan untuk mencari tempat pulang.

Ya,









mereka,














akan kabur.













































Di book ini gua akan langsung skip ke present arc , dimana mereka udah di urus oleh KarlHeinz dengan adik dan istri dia—Beatrix, Cordelia, Christa—serta sahabat dia, Seiji Komori yang udah punya istri juga, Owena Komori.

Owena Komori bukan Chara ori dari anime atau game, melainkan OC gua, kayak si Yugi.
Untuk Seiji, sebenarnya dia karakter dari game/anime Diabolik, tapi berhub. Gua gasuka dengan tampilan Chara—meski cuman sekilas—akhirnya gua mutusin untuk buat versi sendiri.

Ofc untuk bikin Chara nya gua kudu pake picrew, jadi udah klarifikasi kalo art yang muncul di sini bukan pure buatan gua. mungkin ya, ntar ada beberapa detail yang Gaada di art-nya gua tambah-tambahin dikit, but still the art is not mine .

Maaf kalo penjelasannya kurang jelas. Kurang lebih perkenalan mereka dengan 'kembaran'-nya itu ga beda-beda jauh dari Ruki tadi. Paling namanya aja yang beda.

Warning too, yang gasuka toxic relationship, you can leave. Karna pribadi menurut gua, kemungkinan ini relationship nya agak-agak toxic si, dan mungkin juga muncul. Tapi kalo kalian masih kekeuh stay, yaudah lah, pilihan kalian itu.

Gua mah bagian iya-iyain aja.

Cringe as always so kritikan benar-benar diterima, soalnya gua ujung-ujungnya juga seseorang— ralat, seekor ayam goreng yang masih belajar buat ngetik cerita.

That's all, cya -Oweng

-•° Latibule [ 🪹 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang