Diandra -01

21 4 7
                                    

Hallo, ini adalah akun ke-2 vina340
Jangan lupa mampir ya🐼

.
.
.

WARNING ⚠

FOLLOW DULU YA SEBELUM BACA.

VOTE, COMMENT AND SHARE JUGA KE TEMEN-TEMEM KAMU SEBANYAK-BANYAKNYA.

THANKYOU

HAPPY READING

08.00

Diandra Zian Athala, Seorang gadis berusia 20 tahun duduk merenung dengan tatapan kosong didepan danau didekat rumahnya.

Sesekali ia mendengkus sembari mengusap air matanya yang terus saja jatuh.

Sambil bertanya-tanya, sampai kapan kepedihan ini akan berakhir.

Ketakutan yang mencekam akan sebuah penyakit luar biasa didalam tubuhnya. Yang kian lama menggerogoti tubuhnya.

"Diandra, bunda cari kemana-mana. Eh taunya disini" kata Santi, ibunda Diandra. Segera Diandra menghapus air matanya.

"Maaf bunda, Diandra bosan" jawabnya sembari beranjak dari tempat duduknya.

"Diandra, bersiaplah sayang, kita akan pergi ke rumah sakit" ucap Santi pada putrinya.

"Sampai kapan Diandra seperti ini bunda? Rasanya Diandra bosan kalau setiap hari harus ke rumah sakit" tanya Diandra dengan wajah tak bersemangat.

"Sampai kita mencapai kesembuhan kamu sayang, sabar ya. Bunda yakin Diandra kuat" ucap Santi sembari mendekap Diandra.

Sekitar 15 menit bersiap-siap. Keluarga Arif Athala saat ini sudah berada di perjalanan menuju rumah sakit.

Hingga pada akhirnya mereka sampai dirumah sakit untuk check up perkembangan Diandra.

"Dokternya lama! Andra jalan-jalan dulu boleh?" Diandra mendengkus kesal.

Jika kalian berfikir Diandra terlalu manja di usianya sekarang. Kalian ga salah kok.

Kasih sayang kedua orang tua Diandra bisa dibilang melebihi rata-rata, mereka berusaha memberikan yang terbaik untuk putri satu-satunya. Karena tidak ada yang tau malaikat maut sudah berdiri dekat dibelakangnya.

"Sayang mau kemana? Jangan lari-lari" triak Santi pada putrinya.

"Ke taman bund....... "

BRUAKKKK...!!!

"Arghhh.."...

"Awww.. Sakit" rintih Diandra kesakitan seusai menabrak seorang pria, kurang lebih berusia 25 tahun.

"Maaf-maaf.. Diandra tidak sengaja, maafkan Diandra" Diandra membantu membereskan barang-barang pria tersebut.

"Sayang kamu tidak apa-apa?" tanya Arif panik.

"Tidak ayah, Diandra tidak apa-apa" jawab Diandra.

"Bunda sudah bilang jangan lari, maaf ya nak" ucap Santi pada Pria tersebut.

"Tidak.. Tidak apa-apa, maaf saya permisi.. Saya buru-buru" kata pria tersebut.

Pria tersebut berlari meninggalkan keluarga Athala.

08.30

"Siapkan alat-alat nya. Saya akan datang 5 menit lagi" kata Rafael Narendra, dokter spesialis Kanker paru-paru. Hari ini ia ditugaskan untuk menggantikan ayahandanya.

"Baik dok" jawab beberapa suster diruangan tersebut.

.
.
.

"Bundaa, dokternya lama banget" protes Diandra.

"Sabar sayang" ucap Santi.

"Andra ada janji sama Rani, Ziva sama Bela" timpal Diandra.

"Iya bunda tau, tunggu sebentar. Kayak biasanya kok, ngga lama" tenang Santi pada putrinya.

Tak lama seorang suster memanggil Diandra untuk masuk ke dalam ruangan.

"Diandra Zian, silahkan masuk" kata suster.

Diandra bersama kedua orang tuanya beranjak hendak masuk ke dalam ruangan.

"Maaf Pak, bu. Yang boleh masuk hanya pasien saja" kata suster tersebut.

"Tapi biasanya kami ikut masuk sus" bantah Arif.

"Maaf Pak, iki kebijakan dari dokter baru kami" timpal suster tersebut.

Akhirnya Arif dan Santi hanya bisa pasrah mengikuti kebijakan tersebut.

Sedangkan Diandra masuk dengan diikuti suster dibelakangnya.

"Silahkan berbaring" kata suster.

Diandra berbaring diatas Hospital Bed sesuai intruksi suster.

Tak lama, seorang dokter muda datang untuk memeriksa perkembangan Diandra.

"Selamat pagi" kata Rafael.

"Pagi dok" jawab Diandra.

Deg...

"Kamu!?" kaget Rafael dan Diandra bersamaan.

TBCSekali lagi jangan lupa follow, vote and comment ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TBC
Sekali lagi jangan lupa follow, vote and comment ya guys..

Sekian terimakasih.

Diandra [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang