Prolog

477 13 4
                                    

Assalamualaikum wr.wb
hai semua nya, saya kembali untuk melanjutkan cerita ini meskipun tidak jelas. Semoga kalian suka ya, jangan lupa untuk vote nya dan juga komen nya teman-teman.

Terima kasih banyak.
Selamat membaca

"Apakah kamu sedang mencintai seseorang wanita nak?" tanya seseorang paruh baya menatap putra pertama nya.

"Abah, Azka tidak mencintai siapa pun kecuali sahabat kecil Azka." jawab Azka menatap kedua orang tua nya.

Dia adalah Abiyazka Kamayel Omair, anak dari pemilik pesantren AN-Nazar. Cowok yang baik, sholeh, pintar dalam ilmu agama dan suamiable banget. Pemilik senyuman mata bulan sabit itu sedang kehilangan sosok bidadari nya yang dulu ia pernah sakiti. Kini ia menjadi ustadz di pondok ayah nya.

Abah Yusuf dan ummah Hafsah mengerti dengan perasaan sang anak. Pasti Azka menunggu sahabat masa kecil nya, Salman tidak tahu bahwa sahabat nya telah berubah sifat nya menjadi nakal.

"Kalau boleh tau, kamu kalau ketemu nanti sama Nara tetapi dia menjadi gadis yang bukan Nara yang dulu gimana?" ujar sang ummah Hafsah membuat Azka bingung.

"Maksud ummah gimana? Nara kan anak baik,"

"Iya, ummah tau. Tetapi Nara sudah beda salman." ujar ummah Hafsah dengan tatapan lembut nga kepada Azka.

Azka bingung,"Beda gimana?"

"Kalau kamu tidak sibuk, besok kita akan bertemu dengan Nara." tegas sang abah membuat Azka tersenyum bahagia.

Kesalahan yang dulu membuat Nara meninggalkan Azka. Kedua orang tua Azka dan Nara tau bahwa hubungan anak mereka berdua sedang tidak baik-baik saja. Setelah melewati diskusi, mereka berempat memutuskan hal yang terbaik.

"Terima kasih abah, Azka sayang kalian berdua," kata Azka memeluk kedua orang tua nya dengan erat.

"Nara, aku berjanji akan menembus semua kesalahan ku yang dulu." batin Azka dengan perasaan bahagia dan sesak.

Abah Yusuf dan ummah Hafsah tersenyum kecil melihat Azka yang bahagia. Mereka bertiga berpelukan dengan erat.

"Semoga ini yang terbaik." gumam Abah Yusuf.

***

"Assalamualaikum," ucap seseorang gadis yang baru saja datang dengan raut wajah dingin nya.

"Waalaikumsalam, dari mana saja kamu?!" tanya seorang lelaki paruh baya yang sedang berdiri menatap anak nya galak.

Takut, itulah yang di alami seorang gadis yang memakai hoodie putih dan celana kulot hitam tanpa memakai hijab. Dari sekian banyak nya orang, cuma kedua orang tua nya yang ia takut kan.

Dia adalah Naraya Arsyakayla, cewek cantik sejuta prestasi. Dia dulu adalah anak yang lemah lembut, dan juga baik hati. Kini berubah menjadi cewek nakal dan cuek. Keluarga Nara sudah tidak melarang putri nya untuk tidak berhijab, tetapi orang tua Nara melarang putri nya untuk berbuat jauh seperti main ke club, mabuk dan hal lain yang di larang agama.

"O-oh, itu abi abis dari supermarket," gugup Nara dengan tersenyum lebar meyakinkan Abi nya.

"Bagus, pamit mau pulang jam 9 sekarang sudah jam berapa Nara! Dan juga supermarket tidak jauh dari dari rumah." bentak abi Ridwan membuat Nara gemetar ketakutan mendengar nya.

"Mampus deh gue." gumam Nara yang masih di dengar oleh abi Ridwan. Ia berpamitan kepada kedua orang tua nya pergi ke supermarket malah ke arena balap.

"Jawab Nara!"

"I-iya abi, Nara minta maaf. Tadi Nara traktir anak jalanan abi, suer deh! soal nya Nara baru habis menang balapan-" Nara membekap mulut nya yang tadi keceplosan.

"Balapan lagi?" tanya abi Ridwan menatap tajam putri nya. Ia menghela nafas kasar.

"Sudah abi, ini sudah malam kok masih aja ribut. Mending kita bahas nanti pagi," kata umi Kiara yang baru saja datang lalu menghampiri suami dan anak nya yang tengah ribut di ruang tamu.

Nara bernafas lega mendengar ucapan sang umi nya dan berjalan tanpa memperdulikan abi nya yang sedang menatap nya. Umi adalah pahlawan nya ketika monster sedang marah.

"Assalamualaikum umi cantikku." ucap Nara sambil mencium punggung tangan umi dan mencium pipi kedua umi nya.

"Waalaikumsalam," jawab umi Kiara tersenyum lembut kepada putri nya.

"Abi, jangan marah-marah dong. Nanti abi cepat tua tau, umi juga suka nya yang masih muda." canda Nara sambil tertawa berlari menaiki tangga menuju kamar nya menghindari amukan dari abi nya.

"NARA!"

Nara tertawa terbahak-bahak ketika mendengar teriakan abi nya. Sedangkan abi Ridwan menghela nafas sabar mendengar ucapan sang anak. Ia melihat ke arah istri nya yang sedang tertawa.

"Kenapa ketawa?" tanya Ridwan menghampiri istrinya.

"Lucu aja gitu mas," jawab Kiara tersenyum kecil menatap suami nya. Ridwan mencium kening istri tercinta nya.

"Hal apapun itu yang membuat kamu bahagia, mas akan melakukan nya." gombal Ridwan lalu menggendong istri nya berjalan menuju kamar.

***

Makasih yang sudah mampir
lanjut gak nih?
jangan lupa komen, vote dan follow

24 Januari 2023
20 juni 2024
-Revisi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta yang dulu, kini bersemi kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang