Perpisahan

160 24 7
                                    

Setelah bara selesai dgn urusan nya, ia kemudian menghampiri UKS tempat Renatta dirawat. Ia menemukan Dimas yg masih disana dan menyuruhnya untuk pergi, ketika Dimas pergi. Bara menghampiri Renatta dan menggenggam erat tangan nya.

"Cepat sadar na." Gumam bara sambil mencium punggung tangan Renatta.

Tiba-tiba tangan Renatta bergerak menandakan bahwa ia telah sadar, namun ada 1 kalimat yang dilontarkan dari mulut Renatta yg mana itu membuat hati bara terasa begitu sesak seperti oksigen telah pergi meninggalkannya.

"Pak, mari kita berpisah." Ucap Renatta kembali menutup matanya.

"Apa kau sedang bercanda? Serius, itu tak lucu." Ucap bara masih tak percaya.

Pelan tapi pasti, walau suaranya terdengar sangat lemah namun bara yakin bahwa ia telah 100% sadar.

"Saya lagi ga bercanda pak, saya serius." Ucap Renatta kembali menatap bara.

"Kamu bohong re, ini pasti cuma mimpi kan? Tolong cubit aku." Ucap bara masih tak percaya.

"Kita ga bisa lanjutin ini lagi pak, nnti bapak bakal kena masalah gr" saya dan saya yakin bahwa bapak bisa dapat yg lebih baik daripada saya." Ucap Renatta, ntah kenapa hati nya juga begitu sesak mengatakan hal itu.

"Ga, aku maunya kamu." Lirih bara.

"Ga bisa pak, saya akan mengurus surat perpisahan kita." Ucap Renatta pergi dari ruang itu.

°°°

Hari demi hari semua telah kembali seperti biasa dan bara & Renatta telah resmi berpisah namun mama nya Renatta bisa apa?ia hanya bisa pasrah karena takdir telah ditentukan sama yg diatas.

"Na, gue bawa latto-latto nih." Bisik Agatha menghampiri meja Renatta dan duduk disamping Renatta karena teman sebangku Renatta sdg tak masuk.

"Anjir, kalau ketahuan gimana?" Bisik Renatta kaget.

"Tenang aja kali." Santai Agatha sambil memainkan latto-latto nya.

Tiba-tiba guru killer lewat dan menyita latto-latto milik Agatha dan menghukum mereka berdua membersihkan taman dibelakang sekolah.

°°°

Ditaman, bukannya membersihkan. Mereka malah asik bermain dan menyampu kesana sini sambil tertawa dan mengejar satu sama lain.

"Hahahaha, awas Lo na!" Ucap Agatha mengejar Renatta.

"Tangkap aja kalau bisa!" Ucap Renatta sambil menjulurkan lidahnya.

Sangking asyiknya ia berlari, ia sampai tak sengaja menabrak seseorang yang membuatnya jatuh karena badan nya terlalu kecil.

"Sorr-" ucapan Lisa terpotong, ia terkejut melihat orang yang ia tabrak.

"Gapapa, kalau gtu saya duluan. Lain kali hati-hati." Yap, orang itu adalah bara dan ia telah pergi dari sana.

"Eh mantan ketemu mantan." Ledek Agatha.

"Bacot Lo." Dingin Renatta

°°°

Tak terasa, ini adalah hari kelulusan bagi semua siswa yang ada di kampus Renatta. Terlihat, Renatta dengan makeup tipis dgn baju kebaya membuat nya semangkin cantik. Bara mendekati nya dan memberikan nya 1 tangkai bunga mawar, Renatta yg melihat itupun tampak terkejut dan tak bisa berkata-kata.

"Selamat atas semua pencapaian kmu." Ucap bara memberikan ucapan selamat.

"M-makasih pak, kalau begitu saya pamit dulu." Ucap Renatta hendak pergi.

Sebelum Renatta benar-benar pergi, bara mengangkat bicara dan mengungkapkan perasaannya pada Renatta.

"Renatta, apa kau tak kenal dgn ku?" Tanya bara tiba-tiba.

Renatta berbalik dan mengatakan"tentu saja, bapak kan guru aku." Balas Renatta

"Ternyata kamu beneran lupa. Kamu tak ingat? Kakak kelas cupu yg kamu tolong waktu kelas 4 SD." Ucap bara membuat Renatta kembali mengingat kejadian itu.

"Jadi....bapak....." Ucap Renatta tak percaya.

"Ya, semenjak hari itu saya jadi suka sama kamu dan ketika saya tamat dari sekolah itu saya memilih untuk menghilangkan perasaan itu. Kamu pasti bertanya kenapa saya menjadi guru secepat itu, karena saya memilih kuliah daripada SMA. Saya gatau perasaan apa ini tpi Waktu ngelihat kamu, perasaan itu kembali muncul dan tiba-tiba saya dijodohkan sama kamu membuat saya senang banget karena saya yakin bahwa jodoh itu tak akan kemana tpi ternyata kita tak berjodoh." Ungkap bara sambil tersenyum kecut.

"M-maaf pak." Ucap Renatta menunduk.

"Tak perlu minta maaf, ini semua bukan salah kamu." Ucap bara cepat.

"Bapak benar, mungkin kita benar-benar tak berjodoh. Dilain waktu,saya yakin bapak akan mendapat pengganti saya yg lebih baik." Ucap Renatta pergi dari sana.

"Semoga."





END







Jangan lupa vote and coment

perjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang