2. Jungle Wilderness

38 9 17
                                    

Avander kini memulai perjalanannya melalui jalanan setapak di tengah hutan lebat, Ia melihat kesana kemari sambil terus bergerak melangkah memperhatikan keadaan sekitar.

Tak ayal dirinya mencari sebuah kastil yang konon katanya itu hanyalah mitos belaka bagi sebagian besar orang yang tidak mempercayainya. 

Langkahnya terhenti begitu ada sumber suara yang memacu adrenalin.

Krakk!

Suara itu terdengar seperti suara desisan tajam ular yang kesakitan meminta pertolongan, Avander melangkah mendekati sumber suara namun kejadian tak diinginkan terjadi lagi.

Hanya ada sumber suara kesakitan di hutan itu tanpa menampakan wujud aslinya seperti apa rupa makhluk tersebut.

Avander harus lebih menajamkan lagi penglihatan batinnya menggunakan sihir dan mulai membaca mantra.

Satu jurus keluar dari kedua telapak tangan Avander membentuk bola api biru sebening kristal.

Avander melemparkan sejurus bola api itu secara bertubi-tubi dengan arah mata fokus melihat satu objek titik benda, seperti asap yang mengepul berwarna hitam pekat menyerupai bayangan layaknya manusia pada umumnya.

Sedetik kemudian sesosok manusia berbadan ular dari ujung ekor sampai pinggangnya, Ia wanita yang memiliki tanduk berwarna emas dan runcing seperti banteng di kepalanya serta membawa tombak di tangan kanan, menggeram marah ke arah Avander karena telah menyerangnya.

Tak ayal wanita ular itu belum sempat membalaskan pukulan berdentum yang dikeluarkan oleh Avander secara tiba-tiba bertubi-tubi. menyerang beberapa bagian tubuhnya yang sensitif. Wanita itu menjerit sangat kencang sampai memekakkan telinga bagi orang yang mendengarnya.

Disatu sisi Avander belum menghentikan aksi penyerangnya karena ia yakin wanita ular yang ada dihadapannya ini sungguh berbahaya. Namun, Siapa sangka di detik selanjutnya tubuh Avander malah terpelanting kebelakang beberapa ratus kilometer dari lokasi kejadian, mengenai sebuah batu hitam besar yang dapat menghentikan tubuhnya seketika dengan kondisi tulang punggung remuk dan jatuh terduduk di bagian batu-batu lain yang tadi berada di atas tumpukkan batu besar ikut berjatuhan.

Avander meringis kesakitan tetapi ia menyeringai sambil bergumam. "Dasar wanita ular licik!" umpatnya sambil
Avander bangkit berdiri menahan kesakitan, begitu ia akan kembali menyerang wanita ular tadi tenaganya sudah lemah dan kepalanya berputar pening selayaknya gasing yang dikendalikan oleh si wanita ular itu.

Wanita ular itu yang bernama Sneva Syana Phia memang tidak memberikan kesempatan bagi Avander untuk terus menyerangnya tanpa kejelasan apapun, Oleh karena itu Phia hanya akan membuat Avander pingsan untuk sementara waktu. Baru setelah itu ia akan mengajukan pertanyaan mengapa Avander tiba-tiba langsung menyerang dirinya.

•°•°•°•

Sesampainya di istana Phia langsung menghadap pada sang ratu. Ia berdiri dengan kelapangan hati dan tanpa rasa takut ataupun gelisah karena telah menyerang makhluk asing yang berani masuk ke wilayah kerajaan ular di tengah hutan belantara.

"Apa yang sudah kau lakukan, Phia? Mengapa kau menyerang makhluk asing itu dengan kejam!"

"Maafkan saya ibunda ratu tapi ia terlebih dahulu menyerang saya secara tiba-tiba tanpa kejelasan apapun. Tadinya saya juga akan mengatakan untuk berhenti saat pertarungan terjadi. Tapi, ia masih saja terus menyerang saya tanpa ampun, oleh karena itu saya hanya membuatnya pingsan untuk sementara waktu. Baru setelah itu saya akan menyadarkannya kembali dan bertanya hal yang perlu ditanyakan kepadanya."

"Hmm ... kau membuat wilayah seisi ini khawatir Phia! lain kali berhati-hatilah, Banyak wilayah di sebrang sana mengalami krisis tempat tinggal dan kekuatan hanya untuk masalah sepele seperti ini menjadi besar dan tak terkendali."

"Saya tau, Ibunda ratu dengan begitu saya hanya menyerangnya menggunakan teknik cakram sebagai pengendali emosional dan pikiran. Ia hanya akan mengingat beberapa bagiannya saja dari semua kejadian ini, tidak sepenuhnya."

"Ini bukan sembarangan makhluk, aku lihat ada beberapa bagian di tubuhnya bahwa ia penyihir hebat dan tak mudah untuk dimanipulasi. Orang seperti itu biasanya memiliki tingkatan ilmu tinggi yang dijunjung dengan kebijaksanaan. Phia, Kau harus mengubah semua ingatannya untuk tak mengenal apapun di tempat ini. Jangan sampai ia mengingat apapun! Maka dengan begitu kerajaan ini akan aman dalam kurun waktu yang belum ditentukan, aku khawatir bagaimana nasib rakyat disini jika perang terjadi lagi itu mengerikan. Aku harap untuk saat ini Kerajaan dan rakyatku aman tinggal di tempat orang-orang yang hidup di dalamnya. Apa kau mengerti?"

"Baik ibunda, Saya mengerti jadi tolong izinkan saya untuk melihat keadaan ia di ruang tabib klinik terdekat, saya akan segera kesana untuk mengetahui bagaimana keadaannya."

•°•°•°• 

"Sial!" 

"Bagaimana bisa ia kabur menggunakan teknik kinetik itu, dasar sampah. Kita lihat saja nanti sampai mana kau bisa bersembunyi gadis malang."

Ellios manusia serigala itu menggeram tertahan di ruangan bawah tanah miliknya. Ia mengaum dan mengacak surai nya yang terdapat banyak bulu halus lebat, kuping runcing berdiri tegak lurus, serta diseluruh tubuhnya ada banyak sekali luka cakar bekas sayatan perang. 

Sesekali ia mengaum dan mondar-mandir di tempat, tanda sedang gelisah merasakan frustasi bergejolak yang hebat.

Unforgettable Beautiful MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang