'4' lil beginning

787 107 8
                                    

Hi I'm back 👋🏻
Kalau lupa alurnya boleh cek chapter sebelumnya 😅

.
.
.
.
.

Chenle menuruni tangga dengan wajah yang begitu senang, kejadian kemarin masih membuat moodnya sangat bagus hingga pagi ini. Kakinya segera melangkah ke meja makan seperti biasa untuk mencari sarapan.

Tapi seseorang yang dilihatnya sedang duduk sambil membaca tab-nya membuat Chenle kaget. Papanya itu kenapa masih di rumah? Tumben sekali, dan yang membuat Chenle lebih kaget lagi papanya juga tidak menggunakan setelan jas yang biasanya digunakan untuk bekerja. Papanya saat ini hanya menggunakan kaos rumahan biasa. Sepertinya ada yang salah di sini.

Bibi Kang yang melihat Chenle berdiri tidak jauh dari meja makan lantas memanggil Chenle,

"Nak Chenle, ayo sini sarapan. Udah ditungguin papamu lho."

Chenle bergegas mendekat dan mengambil duduk di kursi tepat di depan papanya. Bibi Kang segera menyiapkan piring dan mengambilkan sarapan untuk Chenle, ketika hendak memberikan tumis sayur ke piring Chenle langsung menyela,

"Ih, jangan pakai sayur."

"Nggak nggak, Chenle dari kemarin kamu belum makan sayur lho, nanti kalau sakit gimana?"

"Kata siapa, orang aku masih sehat-sehat gini kok."

"Tapi tetap harus makan sayur, biar sehat. Ini, harus habis pokoknya." Perintah bibi Kang mutlak.

Melihat perdebatan bibi Kang dan Chenle, Mark menjadi mengingat masa kecilnya dulu yang sering dimarahi maminya karena tidak mau makan sayur. Buah jatuh memang tidak jauh dari pohonnya ya.

"Tuan Minhyung, mau saya ambilkan sarapan juga?"

"Bibi, udah berapa kali saya bilang, cukup panggil nama saja."

"Nanti nggak sopan, sudah tidak papa."

Menghela nafas, Mark melanjutkan bicaranya, "Sarapannya nanti saja bi, saya cukup minum kopi."

Chenle yang mendengar itu lantas menghentikan kunyahannya,

"Kenapa cuma minum kopi, papa juga harus Sarapan. Bibi, tolong ambilin buat papa ya." Pinta Chenle.

"Chenle, papa nggak biasa sarapan pagi, jadi agak nanti aja."

"Yaudah roti aja kalau gitu atau salad, nggak usah yang berat. Jangan kopi aja, nggak sehat."

Mark sebenernya ingin menyangkal lagi perkataan Chenle tetapi melihat wajah anaknya yang sudah merengut, Mark membatalkannya.

Ia kemudian mengambil 2 slice roti tawar dan mengolesinya dengan sedikit selai, ia bisa melihat senyum puas Chenle dari sudut matanya setelah ia mulai menggigit roti itu.

Bibi Kang yang mendengar perdebatan antara ayah dan anak itu tidak terganggu sama sekali, pemandangan seperti ini jarang sekali terjadi membuat bibi Kang yang melihatnya sangat terharu dan begitu bahagia.

"Nanti papa anter." Kata Mark setelah menghabiskan rotinya.

Chenle yang sedang meminum susunya tersedak, kaget dengan perkataan papanya. Apakah kepala papanya ini memang terbentur sesuatu, kenapa jadi berbeda sekali.

Serendipity - MARKNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang