'2' oh my

903 115 21
                                    

"Giselle, apakah masih ada jadwal untuk hari ini?"

Mark bertanya dengan tangannya yang sibuk membalik-balikan berkas, matanya terlihat sangat teliti ketika membaca kertas-kertas itu.

"Hari ini sudah tidak ada jadwal pak. Tapi untuk nanti ada makan malam bersama keluarga Tuan Kim, seperti biasa." Jawab Giselle membaca jadwal Mark di tabnya.

Mark yang mendengar itu akhirnya menghela nafas, akhirnya ia bisa sedikit merilekskan pikirannya karena dari kemarin banyak sekali rapat-rapat penting yang harus ia hadiri dan dokumen-dokumen yang harus ia cek dan tanda tangani.

"Apakah ada yang harus saya jadwalkan pak?" Tanya Giselle.

"Ah, tidak perlu. Terimakasih Giselle."

"Untuk makan siang, bapak ingin makan di luar atau dipesankan?" Tanya Giselle, karena memang bosnya itu selalu lupa untuk makan siang jika tidak ada yang mengingatkan.

Lucas memasuki ruangan Mark dengan membawa beberapa dokumen di tangannya.

"Di mana tata kramamu Luc, memasuki ruanganku tanpa salam." Cerca Mark begitu Lucas berdiri di depan meja kerjanya.

"Eiy bro, santai saja. Kau ini seperti sedang ketahuan selingkuh, hahaha." Gurau Lucas seperti biasa.

Mark yang sudah hafal kebiasaan sahabatnya itu hanya tersenyum masam, kemudian mengatakan sesuatu pada Giselle,

"Giselle saya akan makan siang di luar mungkin. Kamu bisa kembali ke ruanganmu. Terimakasih."

"Baik pak, saya permisi."

Giselle sedikit menunduk dan tersenyum kepada Mark dan Lucas kemudian keluar dari ruangan Mark.

"Nih berkas dari divisi gue, tinggal lo tanda tangan aja. Jangan revisi mulu, kasian tim gue."

Lucas protes kepada Mark karena timnya sering mendapat revisi dari Mark membuat mereka harus lembur beberapa hari terakhir.

"Ya gimana, emang banyak yang salah harus di revisi lah." Mark menjawab sekenanya setelah menandatangani dokumen itu.

"Lo mau makan siang dimana? Mau nyoba resto depan nggak, kata pacar gue sih enak." Tawar Lucas pada Mark.

"Boleh deh, lagian gue juga bingung mau makan dimana."

"Btw, gimana Chenle?"

Mark menghela nafas,

"Jujur gue bingung mau mulai awal dari mana buat memperbaiki hubungan gue sama Chenle. Setiap gue mau coba pasti ada hal yang nahan gue buat ngelakuin itu."

"Apalagi setiap ada panggilan dari sekolah selalu lo atau Giselle yang dateng. Apa nggak makin buruk aja pikiran anak gue ke gue."

"Ya anak lo pasti tau kalau lo sibuk kan. Nggak ada salahnya buat nyoba." Tenang Lucas pada Mark.

Sebenarnya Mark bisa-bisa saja datang ketika ada panggilan dari sekolah Chenle ketika tidak ada rapat atau hal penting, tetapi dia berpikir bahwa dia akan canggung nanti disana. Maka dari itu, ia tetap meminta Lucas atau Giselle untuk menghadiri panggilan dari sekolah Chenle

"Iya nanti gue coba lagi deh."

"Ah nanti-nanti mulu lo, keburu Chenle gede terus nikah terus lo ditinggalin, mampus lo udah nggak punya pasangan nggak punyak anak pula."

Mark menatapnya tajam, kejam sekali memang ucapan Lucas, tapi kalau tidak begini Mark tidak akan sadar.

"Lo bisa mulai dengan ngajak Chenle makan malam, atau sekedar jalan-jalan biasa nggak usah ngobrol juga nggak papa. Yang penting waktu kalian berdua itu enggak canggung dulu, pasti nanti ngalir sendiri." Saran Lucas.

Serendipity - MARKNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang