'5' their pain

814 101 12
                                    

Makan malam keluarga Park malam itu berlangsung dengan hening. Setelah Chenle datang diantar Jeno tidak lama kemudian Mark juga menyusul. Baekhyun terlihat sangat senang sekali, karena momen seperti ini jarang mereka lakukan. Apalagi melihat kesibukan Mark dalam bekerja.

"Lele mau nambah lagi?" Tanya Baekhyun melihat cucunya makan dengan lahap.

Chenle menggeleng, "Ini dulu aja epa. Nanti kalau udah habis lele ambil sendiri." Baekhyun hanya mengangguk.

Ia kemudian berpindah kepada anak satu-satunya, tak dapat dipungkiri ia sangat rindu dengan Mark. Semenjak Chanyeol menugaskan Mark untuk mengambil alih urusan perusahaan, anaknya itu menjadi sangat sibuk. Bahkan sering kali ia dan Chanyeol menggantikan Mark untuk menjadi wali Chenle karena kesibukan Mark.

"Kenapa mi, dari tadi ngelihatin Mark kaya gitu." Tanya Mark karena Baekhyun yang menatapnya sangat lekat.

"Enggak, mami tuh cuma kangen sama kamu, jarang-jarang kamu bisa ikut makan malem kaya gini kan."

Mark terkekeh, "Salahin papi tuh, yang ngasih Mark banyak kerjaan kaya gini kan papi."

"Dih, orang dulu kamu yang sanggup, ya papi kasih ke kamu semua lah. Lagian papi juga udah tua, jadi kamu harusnya emang gantiin papi." Sanggah Chanyeol mendengar namanya dibawa-bawa.

"Lagian ya mami kamu tuh ada tujuan lain ngajak makan malem bareng kaya gini." Lanjut Chanyeol.

Mendengar itu Baekhyun tidak terima, walaupun memang benar sih. Tapi apakah harus Chanyeol mengatakan itu.

"Eh iya, emang ada apa si mi? Yang kemarin papi telepon Mark itu kan?"

Memiliki kesempatan untuk bertanya tentu saja Baekhyun tidak menyia-nyiakan itu,

"Sebenernya mami mau tanya, kemarin Bu Tina yang guru BK Chenle itu telepon mami. Beliau bilang kamu dateng ke sekolah Chenle sama mamanya Chenle. Jadi Bu Tina hubungi mama buat nyampain terimakasih."

Mark tidak berpikir bahwa berita ini ternyata sampai ke telinga maminya. Sekarang yang harus ia lakukan adalah menjelaskan pada mami dan papinya bahwa semua itu hanyalah kesalahan pahaman.

Belum sempat ia menjelaskan maminya sudah mengatakan, "Mami nggak papa Mark kalau kamu mau cari istri lagi. Mami sama papi bakal dukung sepenuhnya. Kamu takut nggak mami restuin ya? Makanya nyembunyiin ini dari mami. Sampai mami taunya dari orang lain."

"Bukan gitu mi, mami sebenernya salah paham. Mami dengerin penjelasan Mark dulu harusnya."

Akhirnya Mark menjelaskan kejadian kemarin dengan sangat rinci tanpa mengurangi atau melebihi apapun. Chenle yang mendengar itu sedikit kecewa, ia kira setelah pertemuan Mark dan Jeno kemarin mereka akan menjalin hubungan, meskipun hanya sebatas teman. Tetapi memang ekspetasi Chenle saja yang terlalu tinggi.

"Ya gitu ceritanya, mi. Jadi dia bukan bener-bener pasangan Mark atau apalah itu. Karena emang kemarin kebetulan ketemu aja sama Chenle. Dan dia mau bantu, udah itu aja." Mark mengakhiri penjelasannya.

"Bener Chenle yang diomongin papamu?" Baekhyun masih merasa penasaran.

"Iya epa, emang gitu ceritanya."

Chanyeol mengernyitkan dahi mendengar penjelasan Mark, "Papi kira cerita kaya gitu cuma ada di drama, ternyata yang nyata juga ada ya."

"Oh iya Chenle, kamu tadi bilang sama genpa ada ring basket bagus. Yang mana itu nak." Chanyeol memilih untuk tidak memperdulikan permasalahan Mark dan Baekhyun. Lebih baik membahas basket dengan cucunya.

Penjelasan dari Mark sedikit banyak juga membuat Baekhyun kecewa. Baekhyun pikir Mark mau membuka hatinya untuk orang lain. Apalagi usia Chenle yang semakin besar, tentu keduanya membutuhkan sosok figur istri dan ibu.

Serendipity - MARKNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang