satu

2K 150 4
                                    

Entah sejak kapan bel penanda pulang sekolah menjadi sangat menyenangkan untuk didengar pemuda satu ini. biasanya ia akan menunda untuk kembali kerumah barang satu atau dua jam untuk sekadar membaca buku di perpustakaan atau menemani sahabat pecinta anjingnya berkeliling kota sampai sore. 

sungguh dia tidak pernah suka pulang ke rumah, baginya rumah hanyalah sekadar ruang formalitas bagi sekumpulan orang yang menamai diri mereka keluarga, yang juga sering dikatakan sebagai tempat 'pulang' bagi para penghuninya setelah menghadapi penat rutinitas harian. baginya ia sama sekali tidak pernah merasakan bagaimana hakikat 'pulang' yang sebenarnya. 

tangannya dengan gesit memasukkan satu persatu buku pelajarannya hari ini, dengan tetap mencoba acuh dan berusaha tidak memandang amethyst yang sedari tadi menatapnya tajam seakan ingin mengulitinya. 

"sekali ini saja Naruto, kau ini tidak bosan apa menolakku terus?" ucap gadis tersebut.

Naruto tetap saja diam tidak membalas perkataan gadis tersebut. sungguh ia penat dengan hidupnya sendiri, ketika dia merasa sekolah adalah tempat terbaik dimana ia bisa bebas dari kenyataan hidupnya yang sangat membosankan, kenapa dengan tiba-tiba Tuhan mengirimkan gadis ini ke hidupnya? ketenangan hidup yang selama ini dia bangun seakan sedang dalam tahapan hancur karena gadis ini. 

Hinata Hyuuga, murid pindahan yang sialnya sangat mempesona. ketika awal kepindahannya di sekolah ini ia sudah jadi perbincangan banyak temannya, terlebih yang laki-laki. bagaimana tidak, ia putri jaksa kondang di negara ini, siapa yang tidak mengenal keluarga Hyuuga? selain itu beruntunglah ia yang dianugerahi fisik sempurna, membuat kaum adam berlomba-lomba mendapatkan hatinya dan membuat kaum hawa tertarik dan berebut menjadikan dia sebagai bagian dari perkumpulannya. 

satu hal yang membuat Naruto heran adalah kenapa harus dia? disaat banyak lelaki yang terang-terangan mengutarakan ketertarikannya pada Hinata kenapa Hinata malah terus terusan mengusik hidupnya?

"hei jika ada gadis yang mengajakmu bicara maka jawablah tuan Namikaze, minimal tataplah orang yang mengajakmu bicara, kau ini tidak sopan sekali" ucap Hinata masih dengan pandangan tajamnya ke Naruto.

hufff sabarkan Naruto Ya Tuhan

"diamlah, aku mau pulang" jawab naruto singkat.

"yasudah ayo pulang bersama"

"tidak mau"

"kau ini hanya ku ajak pulang Narutooo bukan ku ajak merampok bank!!!"

"tidak mau"

"benar-benar hanya pulang, ayolah aku sudah bilang kepada kakak ku kalau aku tidak akan pulang bersamanya, mungkin sekarang juga dia sudah sampai rumah, apakah kau ini tipe pemuda yang begitu teganya membiarkan gadis baik-baik sepertiku pulang sendiri?"

"hmm"

"tega sekali, kalau aku diculik ditengah jalan bagaimana?"

"lapor polisi saja"

"akan lebih aman kalau aku bersamamu Narutoo, ayolah"

"tidak"

"Narutoooo" teriak Hinata setelah mendapati Naruto yang mempercepat langkahnya didepan. meninggalkan Hinata yang saat ini terdiam menghela nafasnya.

"ingat ini tuan batu, esok kau yang akan memohon dan meminta hanya untuk sekedar menggenggam tanganku!!!!" teriak Hinata jengkel sambil menatap punggung Naruto yang makin menjauh dari pandangannya, tanpa Hinata sadari ucapannya mengundang seringai tipis dari pemuda bersurai pirang tersebut.

.


dan disinilah Naruto sekarang, duduk tenang di tepi danau buatan di taman kota yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. mampir sejenak akan lebih baik daripada pulang kerumah dan mendapati hanya ada maid saja disana. ayahnya yang gila kerja dan ibunya yang tidak bisa meninggalkan teman sosialitanya tidak akan pernah menunggunya dirumah untuk menyambut kepulangannya dari sekolah, tidak dan tidak akan pernah.

GO HOME!! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang