sembilan belas

474 57 0
                                    

Baru kali ini Naruto memahami, memang benar yang namanya rindu itu berat.

Sudah terhitung hampir dua minggu ia tidak bisa bertemu dengan Hinata, bayangkan saja dua minggu!! Andai tidak ada benda ajaib bernama ponsel pintar untuk bertukar pesan maupun melakukan panggilan video atau telepon setiap malam, bisa Naruto pastikan dia akan benar-benar gila karena tidak bisa menahan rindunya pada Hinata.

Mungkin ia harus bersabar beberapa hari lagi, Ketika mereka sudah aktif berangkat sekolah karena libur telah berakhir. Naruto tidak menyangka ayahnya akan sangat semangat mengajarinya berbagai hal mengenai bisnis. Ia paham jika ia adalah satu-satunya pewaris seluruh bisnis ayahnya, namun mengajarinya yang bahkan belum lulus sekolah apakah tidak terlalu berlebihan?

Karena hal merepotkan itu ia tidak bisa bertemuk dengan Hinata untuk sekedar makan eskrim bersama, dan Itu sangat menyusahkan Naruto.

"cepat bersiap nak, nanti Kakashi akan mengajakmu melihat proyek yang berada di Hokkaido" ucap Minato kala melihat anaknya masih setia menonton televisi dirumah.

"tidak bisakah hari ini aku tidak ikut dirimu bekerja ayah? Aku ingin pergi ke suatu tempat dengan Hinata"

Minato menghentikan gerakannya dan melihat kearah Naruto yang sedang menatapnya dengan penuh harap.

"tidak. Cepat bersiap, Kakashi seharusnya sebentar lagi sudah sampai saat ini. Jangan buat dia menunggu"

"tapi aku sudah janji dengan Hinata, sekali ini saja. Aku mohon ayah!"

"jangan menguji kesabaranku Naruto"

Mendapat tatapan dingin sekaligus datar dari ayahnya membuat Naruto tak bisa berkutik lagi. Dengan menghela napas berat ia melangkahkan kakinya untuk segera bersiap seperti yang diperintahkan ayahnya.

Inilah satu-satunya hal yang sangat tidak Naruto sukai dari ayahnya. Ketika Minato sudah berpegang teguh pada keputusannya, menolak kehendaknya seakan menjadi hal yang mustahil. Ayahnya akan sangat bersikap otoriter dan sangat memaksa. sungguh malang Naruto sebab tak mampu melawan hal tersebut. Menuruti ucapan ayahnya adalah tindakan paling aman yang selalu ia lakukan selama ini.

Tak berselang lama Kakashi benar-benar sudah sampai dirumahnya. Setelah selesai bersiap, keduanya langsung menuju ke proyek yang dikatakan Minato sebelumnya.

"jangan membuatku terlihat seperti pengasuh anak yang buruk Naruto" ucap Kakashi kala melihat putra semata wayang bosnya sama sekali tidak tersenyum atau menyapanya. Sangat berbeda dari Naruto yang biasanya.

"aku sangat kesal saat ini paman, ayah seolah-olah sengaja membuatku tidak bisa menemui Hinata"

"jadi kau murung karena seorang gadis?" Kakashi terkekeh mendengar jawaban Naruto. "ternyata kau sudah dewasa eh?"

"jangan meledekku. Cepat selesaikan agenda hari ini lalu kembali sebelum malam"

"kau berani memerintahku sekarang, lagipula apakah kau kira Hokkaido se dekat itu? Kau kira pekerjaan kita disana tidak banyak? Kita akan kembali dari sana tiga hari lagi"

Jawaban Kakashi membuat Naruto memelas. Yang benar saja tiga hari lagi? Sungguh ini sangat menyiksanya! Ayahnya benar-benar tega.

"sudah diam, jangan banyak mengeluh dasar anak manja" final Kakashi membuat Naruto membisu saat itu juga.


.


Naruto pikir kegiatannya di Hokkaido akan sama seperti sebelum-sebelumnya. Nyatanya, Kakashi benar-benar membuat dirinya menjadi orang super sibuk dengan membawanya ke berbagai tempat yang berbeda dan mengurus segala hal disana. Ponselnya sudah sejak lama mati dan kini ia baru kembali ke hotel disaat hampir tengah malam.

GO HOME!! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang